Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

7 Alasan Mengapa KDRT Makin Marak Terjadi, Bagaimana Menyikapinya

16 Agustus 2024   21:31 Diperbarui: 16 Agustus 2024   21:42 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) adalah isu serius yang mempengaruhi banyak orang. Masalah ini sering kali tidak hanya menyentuh fisik tetapi juga kesehatan mental dan emosional. Penasaran kenapa KDRT masih banyak terjadi dan bagaimana kita bisa membuat perubahan nyata? Artikel ini mengupas tuntas penyebab utama di balik maraknya KDRT dan memberikan panduan praktis yang bisa membantu kamu mengambil tindakan. Yuk, simak penjelasannya dan temukan cara-cara konkret untuk menangani masalah ini!

1. Kurangnya Pendidikan tentang Hak dan Kewajiban

Salah satu alasan besar mengapa KDRT terus terjadi adalah kurangnya pendidikan tentang hak dan kewajiban dalam hubungan pernikahan. Banyak pasangan yang tidak memahami pentingnya kesetaraan dalam rumah tangga, yang sering memicu konflik dan kekerasan. Misalnya, jika seorang suami tidak menyadari hak dan tanggung jawabnya, ia mungkin merasa berhak mengontrol istri secara sepihak. Untuk menghindari hal ini, penting bagi kamu untuk mengikuti pendidikan pranikah atau konseling yang membahas peran masing-masing dalam hubungan. Dengan pemahaman yang baik, kamu dan pasangan bisa membangun hubungan yang lebih sehat dan saling menghargai.

2. Lingkungan yang Mendukung Kekerasan

Lingkungan sosial yang membiarkan atau bahkan mendukung kekerasan dalam rumah tangga bisa menjadi penyebab utama terjadinya KDRT. Banyak komunitas masih melihat kekerasan sebagai masalah pribadi yang tidak perlu campur tangan pihak luar. Hal ini membuat korban merasa tertekan dan enggan melapor. Agar bisa mengubah kondisi ini, kamu bisa mulai dengan menyebarluaskan informasi tentang dampak buruk KDRT dan mendukung inisiatif anti-kekerasan. Dengan menciptakan lingkungan yang menolak kekerasan dan memberikan dukungan kepada korban, kamu bisa membantu memutus siklus kekerasan.

3. Ketidaksetaraan Gender

Ketidaksetaraan gender sering kali menjadi akar masalah KDRT, terutama dalam budaya patriarki yang menempatkan wanita pada posisi lebih rendah. Budaya ini menciptakan ketidakadilan dan sering kali memicu kekerasan. Misalnya, suami yang merasa memiliki hak lebih mungkin melakukan kekerasan terhadap istri. Kamu bisa berperan dengan mendukung gerakan kesetaraan gender dan mengedukasi orang di sekitarmu tentang pentingnya hak yang sama dalam hubungan. Dengan meningkatkan kesadaran dan memperjuangkan kesetaraan, kamu berkontribusi dalam mengurangi kekerasan yang disebabkan oleh ketidaksetaraan gender.

4. Trauma Masa Kecil

Trauma masa kecil dapat memiliki dampak serius pada perilaku dewasa, termasuk keterlibatan dalam KDRT. Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan penuh kekerasan atau mengalami kekerasan sering membawa trauma ini hingga dewasa. Trauma ini bisa membuat seseorang mengulangi pola kekerasan atau kesulitan dalam membangun hubungan yang sehat. Untuk mengatasi masalah ini, penting bagi kamu untuk menangani trauma masa kecil melalui terapi atau konseling. Dengan penanganan yang tepat, kamu bisa memutus siklus kekerasan dan mencegah terulangnya pola kekerasan di masa depan.

5. Ketergantungan Ekonomi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun