Mohon tunggu...
Frans
Frans Mohon Tunggu... Mahasiswa - Siswa

Teknologi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Tapera: Solusi Kesejahteraan atau Beban Bagi Rakyat Indonesia?

28 Oktober 2024   22:55 Diperbarui: 28 Oktober 2024   23:40 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak diperkenalkan oleh pemerintah Indonesia, Tabungan Perumahan Rakyat atau yang lebih dikenal dengan Tapera telah menjadi topik hangat di kalangan masyarakat. Program ini, yang bertujuan untuk membantu masyarakat memiliki rumah layak, berusaha menjawab permasalahan besar terkait kebutuhan perumahan di Indonesia. Namun, tak sedikit pula yang mempertanyakan, apakah kebijakan ini benar-benar menguntungkan rakyat, atau justru menjadi beban baru bagi mereka? Artikel ini akan membahas secara mendalam keuntungan dan kerugian dari kebijakan Tapera, serta dampaknya terhadap masyarakat Indonesia.

Apa Itu Tapera?

Tapera adalah program yang didirikan berdasarkan Undang-Undang No. 4 Tahun 2016 tentang Tabungan Perumahan Rakyat. Tujuannya adalah untuk menghimpun dana dari masyarakat pekerja yang nantinya akan digunakan untuk pembiayaan perumahan, terutama bagi mereka yang belum memiliki rumah sendiri. Setiap pekerja, baik dari sektor formal maupun informal, diwajibkan untuk menyisihkan sebagian kecil gajinya setiap bulan sebagai kontribusi untuk Tapera. Dana yang terkumpul kemudian dikelola oleh BP Tapera (Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat) dan digunakan untuk memberikan fasilitas pembiayaan perumahan, seperti kredit rumah dengan bunga rendah.

Potensi Keuntungan Kebijakan Tapera bagi Rakyat

  1. Akses Perumahan yang Lebih Terjangkau:Salah satu tujuan utama Tapera adalah memberikan akses perumahan yang lebih terjangkau bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah dan menengah. Dengan adanya dana yang terkumpul dari iuran, peserta Tapera dapat memperoleh bantuan pembiayaan perumahan dengan skema kredit yang lebih ringan, sehingga mereka yang sebelumnya tidak mampu membeli rumah, dapat memiliki peluang lebih besar untuk memiliki hunian sendiri.

  2. Program Jangka Panjang yang Berkelanjutan:Tapera dirancang sebagai program jangka panjang, di mana peserta baru bisa menikmati manfaatnya setelah jangka waktu tertentu atau setelah pensiun. Dengan pengelolaan dana yang tepat, tabungan ini bisa menjadi solusi masa depan bagi kebutuhan perumahan banyak orang, terutama ketika mereka sudah tidak lagi produktif bekerja.

  3. Mendorong Kepemilikan Rumah:Di tengah harga properti yang terus melonjak, Tapera dapat menjadi salah satu solusi bagi masyarakat kelas menengah ke bawah untuk memiliki rumah. Kebijakan ini juga mendukung program pemerintah untuk mengurangi angka backlog perumahan, yaitu jumlah kebutuhan rumah yang belum terpenuhi.

Kerugian dan Tantangan Kebijakan Tapera

  1. Beban Finansial Tambahan:Bagi sebagian kalangan, terutama pekerja dengan penghasilan rendah, kewajiban menyisihkan sebagian dari gaji mereka setiap bulan untuk Tapera dapat menjadi beban tambahan. Dengan meningkatnya biaya hidup, banyak yang merasa bahwa penghasilan yang ada saat ini sudah sulit mencukupi kebutuhan sehari-hari, apalagi ditambah dengan kewajiban iuran Tapera.

  2. Keberlanjutan Program:Meskipun secara konsep Tapera menjanjikan manfaat besar di masa depan, namun ada kekhawatiran tentang keberlanjutan program ini. Pengelolaan dana yang tidak tepat atau birokrasi yang rumit bisa menjadi hambatan bagi suksesnya program ini. Selain itu, apabila pengelolaan dana Tapera tidak transparan dan akuntabel, bisa terjadi risiko kerugian finansial bagi peserta.

  3. Manfaat yang Tidak Segera Dirasakan:Salah satu keluhan yang sering muncul adalah bahwa manfaat Tapera baru dapat dinikmati dalam jangka panjang, sehingga tidak semua peserta bisa merasakan manfaat langsung dari iuran yang mereka bayarkan. Ini menjadi tantangan bagi mereka yang membutuhkan bantuan perumahan dalam waktu dekat.

Apakah Tapera Menguntungkan atau Merugikan Rakyat?

Jawaban atas pertanyaan ini sebenarnya tergantung dari sudut pandang dan kondisi individu masing-masing. Bagi mereka yang benar-benar membutuhkan bantuan untuk memiliki rumah, Tapera dapat menjadi solusi yang sangat menguntungkan dalam jangka panjang. Dengan skema pembiayaan yang lebih terjangkau, program ini dapat membuka akses yang sebelumnya sulit dijangkau.

Namun, di sisi lain, bagi mereka yang penghasilannya pas-pasan atau tidak memiliki rencana jangka panjang untuk memiliki rumah, Tapera bisa dianggap sebagai beban finansial tambahan. Kewajiban iuran yang dipotong dari gaji bulanan dapat mengurangi daya beli dan menambah tekanan ekonomi, terutama di tengah situasi ekonomi yang tidak menentu.

Kesimpulan

Tapera hadir dengan niat mulia untuk mengatasi krisis perumahan di Indonesia, namun penerapannya di lapangan masih memicu pro dan kontra. Bagi sebagian rakyat, program ini menawarkan peluang kepemilikan rumah yang lebih terjangkau, tetapi bagi sebagian lainnya, Tapera dianggap sebagai beban baru di tengah kesulitan ekonomi. Yang terpenting adalah bagaimana pemerintah memastikan pengelolaan dana Tapera yang transparan dan efisien agar manfaatnya benar-benar dapat dirasakan oleh seluruh peserta, tanpa menambah beban yang tidak perlu.

Kebijakan Tapera, seperti kebijakan lainnya, perlu dijalankan dengan penuh kehati-hatian agar dapat memberikan solusi nyata bagi masyarakat tanpa menciptakan kesenjangan baru. Saat ini, waktu yang akan membuktikan apakah Tapera menjadi solusi kesejahteraan atau sekadar beban baru bagi rakyat Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun