Mohon tunggu...
Nufransa Wira Sakti
Nufransa Wira Sakti Mohon Tunggu... Administrasi - Profesional

" Live your life with love " --Frans--

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Galian di Jalan, Cermin Budaya Kerja Suatu Negara

6 Desember 2010   06:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:58 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari Senin pagi ini tanggal 6 Desember 2010, ketika melintas jalan menuju ke kantor, saya melihat galian di jalan dekat kantor. Dengan adanya galian tersebut, berarti sudah kali ketiga jalan itu (Tulodong Bawah – Widya Chandra) digali pada tahun ini. Dan entah sudah kali ke berapa digali dalam beberapa tahun terakhir ini. Biasanya, menjelang akhir tahun memang akan makin sering kegiatan galian ini. Terbayang kemungkinan kegiatan ini adalah proyek untuk menghabiskan anggaran pemerintah menjelang akhir tahun.

[caption id="attachment_76513" align="alignleft" width="300" caption="Pengerjaan galian PLN di Jakarta"][/caption] Selain terbayang tentang penghabisan anggaran, dari proyek gali menggali ini terbayang juga kurangnya koordinasi antar instansi pemerintah. Mungkin galian pertama untuk telpon, kedua listrik yang ketiga dari PAM. Kenapa mereka tidak berkoordinasi saja supaya bekerja sekaligus? Saya sebut mungkin, karena tidak ada keterangan sama sekali tentang apa yang mereka kerjakan. Ibaratnya, kalau ada orang yang cuma iseng menggalipun kita tidak akan pernah tahu apakah mereka mempunyai ijin atau ingin mengambil sesuatu dari bawah galian itu.

Seperti biasa, pada jam sibuk, galian tersebut pasti akan membuat macet karena adanya antrian untuk penggunaan jalan yang menjadi satu jalur. Saya jadi ingat pengalaman waktu tinggal di Jepang di mana apabila terdaapat pengerjaan yang berkenaan dengan fasilitas umum, pasti ada pemberitahuan sebelumnya.

Suatu hari saya mendapatkan selembar kertas di kotak pos saya yang ternyata isinya sebuah pengumuman dari sebuah instansi pemerintah. Diawali dengan permohonan maaf karena akan ada proyek pekerjaan umum, pengumuman tersebut memberitahukan jadwal pengerjaan proyek perbaikan jalan per harinya serta kapan proyek tersebut dimulai dan berakhir. Tidak cukup sampai di situ, pengumuman tersebut juga memberitahukan jalur alternatif apabila kita tidak ingin melewati jalan yang akan diperbaiki.

[caption id="attachment_76514" align="alignright" width="300" caption="Proyek pekerjaan umum di Jepang"]

1291617844643854215
1291617844643854215
[/caption] Setiap ada pekerjaan galian di jalan, pasti ada pembatas yang mengamankan pengguna jalan dari lubang galian. Di setiap galian itu juga ada petugas yang stand by dengan menggunakan bendera dan menunjukkan jalan kepada orang yang lewat. Di malam hari, ada “petugas” berbentuk sebuah boneka/patung yang memberitahukan agar berhati-hati bila melewati jalan tersebut. Setiap pekerja dan petugas pasti akan dibekali helm dan rompi yang akan terlihat pada malam hari. Untuk penggalian yang skalanya kecil, biasanya pada sore hari sudah dirapikan sehingga orang bisa lewat dengan aman. Tak lupa, berbagai macam rambu dipasang agar orang dapat mengetahui proyek tersebut dan berhati-hati ketika melewatinya.

Dari uraian singkat di atas, kita bisa mengetahui bahwa pemerintah Jepang sangat perhatian terhadap keselamatan masyarakatnya ketika mengerjakan sesuatu. Mulai dari pekerjaannya, pemakai fasilitas umumnya sampai pekerjanya dilindungi dengan berbagai persyaratan dan peraturan yang ketat. Walaupun sifatnya hanya pekerjaan blue collar, tidak sembarang orang dapat bekerja pada proyek semacam galian di jalan, mereka harus mempunyai lisensi dan sertifikat untuk itu.

Dari hal yang kecil tersebut, kita bisa mengetahui budaya kerja suatu negara. Bisa dibandingkan dengan pekerjaan yang sama di negara kita.

-Frans-

6 Desember 2010

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun