selanjutnya mari kita kaitkan kearifan lokal sistem surjan dengan pertanian berkelanjutan dengan melihat dari tiga aspek yaitu lingkungan, ekonomi, dan sosial budaya.
Aspek lingkungan
penerapan sistem surjan ini ditunjukan untuk meningkatkan pendapatan petani dan memperkecil resiko kegagalan. dalam kearifan lokal yang sistem surjan ini merapkan sebuah sistem drainase yang memungkinkan untuk kelancaran dalam hal kebutuhan air dalam lahan pertanian. pengolahan yang sangat sederhana dan kerusakan tanah serta lingkungan yang diminimalisir. hal ini memungkinkan lingkungan akan terjaga dengan baik dan tekstur tanah dan sumber unsur hara bisa terjaga dengan baik dengan adanya penerapan sistem seperti ini pada daerah rawa.
Aspek ekonomi
Pada aspek ekonomi ini sistem surjan dapat meningkatkan hasil panen yang sangat efesien dan membantu massa tanaman semakin baik karena penggunaan sistem drainase dan pengunaan parit - parit yang sangat membantu dalam menjalankan sistem perairan. sistem ini sangat mendukung pendapatan karena efesiensi dalam hal waktu, panen, dan hasil.
Aspek sosial budaya
dalam menjalankan ini semua tidak hanya berdampak pada aspek lingkungan maupun ekonomi melainkan semua aspek ikut ambil adil dalam perkembangan hal ini. hal ini bisa dijadikan ajang menciptakan jenis padi baru dan melestarikan jenis padi salibu agar terus berkembang untuk memenuhi kebutuhan sumber pangan nasional. dampak dari munculnya jenis padi ini terkait dengan nilai sosial masyarakat tentang padi salibu yang semakin dikenal masyarakat dan banyaknya permintaan akan bibit padi ini.
oleh karena itu suatu kearifan lokal dalam suatu daerah haruslah dijaga dengan baik dan bisa dikembangkan hingga memperoleh hasil maksimal dari hasil yang sebelumnya. sistem pertanian berkelanjutan yang sudah diberikan oleh pemerintah agar bisa diterapkan oleh para petani supaya bisa menunjang sistem pertanian beragreditas baik itu dari segi lingkungan, ekonomi, maupun sosial budaya. oleh karena itu, tradisi lokal (kearifak lokal) perlunya dilestarikan bukan ditinggalkan begitu saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H