Tidak sedikit cerita kita dengar bagaimana perusahaan akhirnya bangkrut karena kelakuan karyawan yang bermasalah dan penyebabnya pun berbeda-beda, ada karyawan yang korupsi, ada karyawan yang sering lalai dan lambat untuk menyelesaikan tugas yang diberikan padanya, dan masih banyak lagi sebab-sebab karyawan bermasalah.
Bagi perusahaan faktanya keputusan memecat karyawan yang bermasalah tersebut pun ternyata tidak serta merta menyelesaikan permasalahan, karena perusahaan harus membayar upah pesangon karyawan yang dipecat. Setelah memecat karyawan dan membayar pesangonnya, maka permasalahan lain pun muncul yaitu bagaimana harus segera mencari karyawan baru untuk menyelesaikan pekerjaan yang ditinggalkan karyawan yang dipecat.
Dengan merekrut karyawan baru belum tentu juga karyawan baru tersebut bisa langsung menyelesaikan pekerjaannya dengan baik, karena karyawan baru masih harus menyesuaikan dirinya dengan lingkungan kerja yang baru dan harus dilatih lagi agar bisa bekerja sesuai dengan standard perusahaan, karena setiap perusahaan tentunya punya aturan kerja masing-masing yang berbeda.
Namun bila perusahaan sudah bisa memiliki karyawan yang terlatih dan ahli dibidangnya, ini juga bisa jadi masalah karena harus diwaspadai adanya tindakan dari perusahaan lain yang mengincar karyawan yang sudah terlatih dan ahli tersebut, dengan memberikan iming-iming penghasilan lebih tinggi dan fasilitas yang lebih baik dari yang dia terima sekarang. Akhirnya jika perusahaan tidak waspada maka karyawan yang sudah terlatih dan ahli tersebut bisa pindah keperusahaan lain. Dan perusahaan kehilangan karyawannya yang handal.
Lalu bagaimanakah agar seorang karyawan bisa bekerja dengan maksimal, produktif dan loyal sehingga perusahaan bisa terus berkembang. Untuk mengatasinya yaitu bahwa setiap karyawan harus lebih dimotivasi. Masalah memotivasi karyawan sangat penting dilakukan jika perusahaan tidak ingin bermasalah dengan karyawannya. Dan untuk memotivasi karyawan adalah tugas khusus yang harus dilakukan oleh seorang pimpinan perusahaan, dan bukan tanggung jawab bagian personalia di suatu perusahaan, karena bagian personalia hanyalah sebagai mediator antara pimpinan perusahaan dengan seluruh karyawan di setiap bagian struktur perusahaan, dan bagian personalia statusnya juga sebagai karyawan, berarti juga harus ikut dimotivasi.
Agar seorang pimpinan bisa memotivasi dengan baik seluruh karyawannya, maka berikut ini adalah kebijakan yang dapat dilakukan oleh pimpinan perusahaan untuk memotivasi karyawan :
1. Â Bayar gaji karyawan 2 kali lipat dari yang dia butuhkannya
Membayar tinggi tarif gaji karyawan bukan berarti sudah mencukupi kebutuhan karyawan, terbukti karyawan yang digaji lebih tinggi masih juga korupsi. Lihat saja kelakuan para pejabat negara sudah digaji tinggi dan diberi fasilitas lengkap masih saja korupsi. Jadi gaji tinggi bukan jaminan karyawan tidak akan bermasalah. Gaji yang bisa mencukupi kebutuhan karyawan adalah bilamana karyawan tersebut dengan menerima gaji dari perusahaan maka kebutuhannya tercukupi.
Untuk mengetahui berapa tarif gaji seorang karyawan yang bisa mencukupi kebutuhannya maka jawabannya ada di pikiran karyawan tersebut. Hal ini bisa ditanyakan pada saat proses perekrutan, dimana karyawan tersebut harus bisa menjelaskan dengan jujur berapa sebenarnya gaji yang mau dia terima sesuai dengan kualifikasi dan posisi jabatannya, dan bila tarif gaji yang diinginkannya sesuai dengan standart, maka bayarlah karyawan tersebut 2 kali lipat dari yang dia butuhkan, karena dengan membayarnya 2 kali lipat dari yang dia perkirakan maka dia akan merasa mendapatkan gaji yang lebih banyak, dan efeknya tentu akan membuat karyawan itu menjadi lebih bersemangat untuk bekerja di perusahaan.
Tapi bagaimana bila tarif kebutuhan gaji yang diminta calon karyawan itu terlalu tinggi dan tidak sesuai dengan anggaran gaji perusahaan ? Maka langsung ambil keputusan untuk tidak bisa menerimanya dan jangan bernegosiasi lagi meskipun calon karyawan tersebut memiliki kualifikasi yang sangat baik, karena bila diterima maka akan berefek buruk pada penambahan pengeluaran rutin biaya bulanan perusahaan dan kalaupun karyawan tersebut menerima tawaran gaji dari perusahaan tapi tidak sesuai dengan kebutuhannya maka ini juga berefek buruk karena karyawan tersebut dengan terpaksa menerimanya dari pada tidak punya penghasilan dan akibatnya kayawan tersebut tidak memiliki motivasi yang tinggi untuk bekerja.