Mohon tunggu...
frankseenaga
frankseenaga Mohon Tunggu... Freelance -

frankseenaga hanyalah seorang pria sederhana. Misi melakukan sesuatu meskipun sederhana tapi bisa bermanfaat untuk orang lain, daripada tidak melakukan apapun yang berguna.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Karyawan Bermasalah Apakah Langsung Harus Dipecat

4 Februari 2016   20:16 Diperbarui: 4 Februari 2016   23:02 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: gstatic.com

Tidak sedikit cerita kita dengar bagaimana perusahaan akhirnya bangkrut karena kelakuan karyawan yang bermasalah dan penyebabnya pun berbeda-beda, ada karyawan yang korupsi, ada karyawan yang sering lalai dan lambat untuk menyelesaikan tugas yang diberikan padanya, dan masih banyak lagi sebab-sebab karyawan bermasalah.

Bagi perusahaan faktanya keputusan memecat karyawan yang bermasalah tersebut pun ternyata tidak serta merta menyelesaikan permasalahan, karena perusahaan harus membayar upah pesangon karyawan yang dipecat. Setelah memecat karyawan dan membayar pesangonnya, maka permasalahan lain pun muncul yaitu bagaimana harus segera mencari karyawan baru untuk menyelesaikan pekerjaan yang ditinggalkan karyawan yang dipecat.

Dengan merekrut karyawan baru belum tentu juga karyawan baru tersebut bisa langsung menyelesaikan pekerjaannya dengan baik, karena karyawan baru masih harus menyesuaikan dirinya dengan lingkungan kerja yang baru dan harus dilatih lagi agar bisa bekerja sesuai dengan standard perusahaan, karena setiap perusahaan tentunya punya aturan kerja masing-masing yang berbeda.

Namun bila perusahaan sudah bisa memiliki karyawan yang terlatih dan ahli dibidangnya, ini juga bisa jadi masalah karena harus diwaspadai adanya tindakan dari perusahaan lain yang mengincar karyawan yang sudah terlatih dan ahli tersebut, dengan memberikan iming-iming penghasilan lebih tinggi dan fasilitas yang lebih baik dari yang dia terima sekarang. Akhirnya jika perusahaan tidak waspada maka karyawan yang sudah terlatih dan ahli tersebut bisa pindah keperusahaan lain. Dan perusahaan kehilangan karyawannya yang handal.

Lalu bagaimanakah agar seorang karyawan bisa bekerja dengan maksimal, produktif dan loyal sehingga perusahaan bisa terus berkembang. Untuk mengatasinya yaitu bahwa setiap karyawan harus lebih dimotivasi. Masalah memotivasi karyawan sangat penting dilakukan jika perusahaan tidak ingin bermasalah dengan karyawannya. Dan untuk memotivasi karyawan adalah tugas khusus yang harus dilakukan oleh seorang pimpinan perusahaan, dan bukan tanggung jawab bagian personalia di suatu perusahaan, karena bagian personalia hanyalah sebagai mediator antara pimpinan perusahaan dengan seluruh karyawan di setiap bagian struktur perusahaan, dan bagian personalia statusnya juga sebagai karyawan, berarti juga harus ikut dimotivasi.

Agar seorang pimpinan bisa memotivasi dengan baik seluruh karyawannya, maka berikut ini adalah kebijakan yang dapat dilakukan oleh pimpinan perusahaan untuk memotivasi karyawan :

1.  Bayar gaji karyawan 2 kali lipat dari yang dia butuhkannya


Membayar tinggi tarif gaji karyawan bukan berarti sudah mencukupi kebutuhan karyawan, terbukti karyawan yang digaji lebih tinggi masih juga korupsi. Lihat saja kelakuan para pejabat negara sudah digaji tinggi dan diberi fasilitas lengkap masih saja korupsi. Jadi gaji tinggi bukan jaminan karyawan tidak akan bermasalah. Gaji yang bisa mencukupi kebutuhan karyawan adalah bilamana karyawan tersebut dengan menerima gaji dari perusahaan maka kebutuhannya tercukupi.

Untuk mengetahui berapa tarif gaji seorang karyawan yang bisa mencukupi kebutuhannya maka jawabannya ada di pikiran karyawan tersebut. Hal ini bisa ditanyakan pada saat proses perekrutan, dimana karyawan tersebut harus bisa menjelaskan dengan jujur berapa sebenarnya gaji yang mau dia terima sesuai dengan kualifikasi dan posisi jabatannya, dan bila tarif gaji yang diinginkannya sesuai dengan standart, maka bayarlah karyawan tersebut 2 kali lipat dari yang dia butuhkan, karena dengan membayarnya 2 kali lipat dari yang dia perkirakan maka dia akan merasa mendapatkan gaji yang lebih banyak, dan efeknya tentu akan membuat karyawan itu menjadi lebih bersemangat untuk bekerja di perusahaan.

Tapi bagaimana bila tarif kebutuhan gaji yang diminta calon karyawan itu terlalu tinggi dan tidak sesuai dengan anggaran gaji perusahaan ? Maka langsung ambil keputusan untuk tidak bisa menerimanya dan jangan bernegosiasi lagi meskipun calon karyawan tersebut memiliki kualifikasi yang sangat baik, karena bila diterima maka akan berefek buruk pada penambahan pengeluaran rutin biaya bulanan perusahaan dan kalaupun karyawan tersebut menerima tawaran gaji dari perusahaan tapi tidak sesuai dengan kebutuhannya maka ini juga berefek buruk karena karyawan tersebut dengan terpaksa menerimanya dari pada tidak punya penghasilan dan akibatnya kayawan tersebut tidak memiliki motivasi yang tinggi untuk bekerja.

2. Buat kompetisi dan beri bonus khusus untuk karyawan berprestasi


Mengadakan kompetisi terhadap hal yang menyangkut pencapaian target hasil pekerjaan akan memacu setiap karyawan untuk mencapainya, karena karyawan yang akan memenangkan kompetisi tersebut bukan hanya senang dengan menerima hadiah atau bonusnya, tapi juga menimbulkan perasaan bangga dan terhormat karena dia bisa mengungguli rekan-rekan kerjanya. Hal ini akan memacu setiap karyawan untuk saling bersaing, dan tentunya fair play.

3. Daftarkan asuransi kesehatan keluarga, kematian dan dana pensiun


Setiap karyawan harus fokus dalam setiap melakukan pekerjaan, rasa kuatir akan sesuatu hal yang meskipun belum terjadi seperti bagaimana kalau dirinya atau keluarganya mengalami sakit atau meninggal dan bagaiamana kalau dirinya sudah tidak sanggup lagi bekerja karena usia lanjut ataupun kejadian buruk lainnya, sedikit banyak perasaan kuaitir tersebut akan membuat karyawan tidak fokus bekerja. Maka untuk menghilangkan rasa kuatir tersebut jaminan asuransi adalah jawabannya, untuk itu perusahaan harus memberikan fasilitas asuransi kepada setiap karyawan sehingga membuat karyawan bisa lebih fokus bekerja daripada memikirkan sesuatu yang buruk yang belum terjadi, dan mereka akan sangat senang apabila kekuatiran mereka tersebut merasa diperhatikan oleh perusahaan, sehingga membuat mereka selalu bangga bekerja di diperusahaan.

4. Ciptakan ruangan kerja yang nyaman


Ruangan tempat kerja karyawan sangat mempengaruhi mood kerja karyawan, karena ruangan yang kotor dengan sampah berserakan, apalagi sampai ada tumpukan sampah yang bisa membuat aroma bau di ruangan, tentunya kenyamanan menjadi sangat tidak baik, ditambah lagi dengan peralatan kerja berserakan, tentunya sangat tidak enak dipandang mata. Maka untuk menjaga ruangan bersih dan teratur perlu ada karyawan khusus sebagai office boy, yang selalu rutin menata ruangan kerja, disamping juga perlu kesadaran setiap karyawan untuk selalu menjaga kebersihan dan menata rapi ruang kerjanya.

Apapun penyebab seorang karyawan menjadi bermasalah sumbernya karena karyawan tersebut tidak punya motivasi yang baik untuk bekerja. Maka sebagai seorang pimpinan perusahaan, harus bijaksana melakukan evaluasi untuk terus memotivasi kerja karyawannya dan yang menjadi fokus utama adalah masalah kebijakan tarif gaji, karena motivasi utama karyawan adalah soal gajinya yang harus mencukupi kebutuhan hidupnya dan keluarganya, sedangkan hal lainnya selain gaji hanyalah motivasi pendukung saja untuk membuat karyawan menjadi bangga bekerja diperusahaan, sehingga tidak akan berniat pindah kerja, meskipun ada penawaran kerja dari perusahaan lain. Tujuan akhir memotivasi karyawan adalah agar perusahaan tidak harus selalu memecat karyawannya, ini adalah tindakan pencegahan akan munculnya karyawan yang bermasalah di perusahaan.

Selesai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun