Mohon tunggu...
Frankincense
Frankincense Mohon Tunggu... Administrasi - flame of intuition

bukan pujangga yang pandai merangkai kata, hanya ingin menumpahkan inspirasi dengan literasi menguntai pena. Kata dapat memburu-buru kita untuk menyampaikan perasaan dan sensasi yang sebenarnya belum kita rasakan. Tetapi, kata juga bisa menggerakkan kita. Terkadang, kita tidak mengakui kebenaran sebelum mengucapkannya keras-keras. Salam hangat Kompasianers... Blog: franshare.blogspot.com Web: frame.simplesite.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dawet untuk Dawut dari Kerajaan Dhuwit

6 April 2019   15:44 Diperbarui: 6 April 2019   16:34 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.bukalapak.com 

Setelah cukup lama menyusuri Sungai Serayu itu, Dawut dan rombongannya mendengar sayup-sayup suara merdu tetabuhan alunan musik yang didesirkan oleh angin gunung di lembah sungai Serayu itu. Lacap menjelaskan bahwa suara itu asalnya dari kompleks "Totem Serunai" atau "Menara Seruling". Bangunan itu memang terlihat membujur ke atas seperti Recorder yang ditegakkan saat Dawut dan rombongannya memandang dari kejauhan arah yang ditunjukkan oleh Lacap. Bersamaan dengan itu, pemandangan ke arah hulu di depan Dawut dan rombongannya menjadi terlihat begitu menakjubkan. Di lembah-lembah yang landai pada kanan-kiri sungai dikelilingi oleh labirin saluran irigasi yang melingkar.

Lacap mengatakan pada Dawut dan rombongannya, bahwa di kota kerajaan Dhuwit yang dihuni oleh mayoritas bangsa Arya itu sedang diadakan perayaan syukuran panen tahunan. Maharaja kerajaan yang bernama Dieng Mantrabaya pun memanggil para pengurus wilayah kadipatennya untuk turut bergabung di festival ibukota. Festival itu hampir mirip dengan festival di India yang bernama Dasara, yang berlangsung selama sepuluh hari.

Di salah satu festival itu, sang maharaja juga akan menerima semua perwakilan dari seluruh Negeri Tamu dan negara-negara sahabat lainnya yang mengenakan pakaian seragam kenegaraan mereka. Dan pada hari pertama ada pemujaan dan pemberkatan atas semua hasil panen dan tetumbuhan yang ada di Negeri Tamu. Di lain hari ada pemujaan dan pemberkatan atas semua binatang rajakaya di negeri Tamu itu seperti gajah, unta, kuda, sapi, dan kerbau  kemudian alat-alat transportasi beserta perangkat kenegaraan yang digunakan di rumah tangga istana. Hingga yang terakhir adalah ritual pencahayaan Durbar pada malam yang ke sembilan atau malam terakhir festival.

Dawut dan rombongannya diterima dengan baik oleh Maharaja Dieng Mantrabaya beserta para anggota kerajaan Dhuwit. Kerajaan itu bernama Dhuwit karena memiliki hutan-hutan pegunungan dan perbukitan dengan pepohonan besar yang tinggi menjulang seperti; Gofir, Damar, Kelapa, Pinang, Sagu, hingga Pinus yang super jumbo dibandingkan dengan wilayah lainnya di pulau itu. Beberapa pepohonan tinggi lainnya di lembah di gunakan sebagai rumah pohon pengintai di tengah-tengah area labirin saluran irigasi. Pepohonan dari tempat inilah yang pernah menghasilkan bahtera untuk membawa nenek moyang Dawut yang bernama Nuhun di masa banjir besar pada akhir zaman Es yang menenggelamkan bumi beserta isinya.

Di sisi lain, Saul yang mendengar laporan lolosnya Dawut dari cengkramannya itu segera memerintahkan pasukannya untuk mengejar rombongan Dawut. Sementara tentara Palestin yang sedang mengintai mereka di luar benteng mengira orang-orang Israel akan meminta bantuan sekutu di luar segera membuntuti kepergian para pengejar Dawut. Namun hal itu diketahui oleh para punggawa Saul, akhirnya mereka pun berperang di laut merah hingga semua tewas bersama-sama dalam lautan yang bersimbah darah pertempuran mereka. Saul pun merasa kecewa mendengar laporan itu dan akhirnya tidak lagi menggerakkan pasukan keluar benteng dan mengejar Dawut. Ia pasrah menunggu kesempatan untuk membunuhnya.

Dawut bersama para tamu undangan lainnya dari berbagai kadipaten wilayah kerajaan Dhuwit, kerajaan-kerajaan sahabat di Negeri Tamu hingga manca negara disuguhi oleh pertunjukkan seni dan budaya khas Kerajaan Dhuwit. Beberapa pertunjukkan yang dihadirkan di antaranya adalah; Begalan, Ebeg atau kuda lumping, Sintren, dan Lengger.

Hari terakhir festival pun diwarnai dengan pengukuhan persahabatan antara kubu Dawut dan Maharaja Dieng Mantrabaya dengan ritual pemeteraian bersulang. Maka keluarlah para dayang-dayang yang cantik rupawan membawa segala macam peralatan dan bahan untuk proses peresmian. Para dayang itu menata gelas dari tanah liat ukuran jumbo dan kendi-kendi di meja kayu besar yang sudah disediakan di area paseban.Gumpalan tepung beras yang sudah bercampur dengan daun pandan menjadi kehijauan itu dibentuk seperti ulat atau larva setelah keluar dari rongga-rongga kecil di lubang kendi yang khusus dibuat untuk membentuk tepung beras liat itu. Prosesi terus berlangsung hingga menjadi suatu sajian minuman segar.

"Apa ini...?" tanya Dawut keheran-heranan baru pernah melihat racikan minuman itu.

"Dawet...Dawut wetan...itulah namanya.." tukas sang Maharaja sambil mengajak Dawut untuk bersulang.

"Minuman ini akan menjadi tanda pengingat persahabatan kita..." ujar sang Maharaja riang.

Warna hijau pada cendolan tepung beras yang berbentuk seperti ulat atau larva adalah sebagai lambang awal perdamaian dalam kehidupan bersama, bagaikan ulat hijau yang belum menjadi kupu-kupu. Warna merah-kehitaman pada gula aren cair adalah sebagai darah persatuan agar selalu kekal abadi. Sedangkan warna putih pada santan kelapa adalah sebagai lambang kesucian hubungan yang bagaikan sinar rembulan menetralisir darah persatuan dari darah pertikaian, apa adanya dan terbuka. Sedangkan warna kuning keemasan buah nangka melambangkan kejayaan simbiosis Israel-Dhuwit yang akan terbangun menjadi sekeras beton.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun