Mohon tunggu...
Frankincense
Frankincense Mohon Tunggu... Administrasi - flame of intuition

bukan pujangga yang pandai merangkai kata, hanya ingin menumpahkan inspirasi dengan literasi menguntai pena. Kata dapat memburu-buru kita untuk menyampaikan perasaan dan sensasi yang sebenarnya belum kita rasakan. Tetapi, kata juga bisa menggerakkan kita. Terkadang, kita tidak mengakui kebenaran sebelum mengucapkannya keras-keras. Salam hangat Kompasianers... Blog: franshare.blogspot.com Web: frame.simplesite.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Peristiwa 10 November, Memikat Adolf Hitler untuk Dimakamkan di Kota Pahlawan?

10 November 2017   19:53 Diperbarui: 7 Januari 2018   11:13 11239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada kurun waktu 1942-1945, senjata-senjata tersebut di kirim langsung ke Jakarta, Surabaya, dan Sabang di Pulau Weh dari Jerman lewat laut Atlantik kemudian menyusuri selatan Benua Afrika dengan menggunakan total 57 buah kapal selam. Hitler mau membantu Soekarno waktu itu karena ia juga tidak senang kolonisasi Belanda di tanah leluhur bangsa Arya, Indonesia. 

Dari sini pun terjalin komunikasi persahabatan antara Soekarno dan Hitler lewat perantara warga Jerman  yang tinggal di Indonesia. Hingga akhirnya Hitler kalah perang, dan mengamankan diri ke Indonesia dalam perlindungan militer Jepang yang saat itu masih bercokol di Indonesia.

Maka yang saya ilhami dari pertempuran 10 November 1945 di Surabaya ini, sekaligus meyakini Adolf Hitler ingin dimakamkan di Surabaya pun dengan melihat perjuangan nyata leluhur bangsa Arya semenjak Proklamasi Kemerdekaan Indonesia melawan garis keras agresi kolonial Belanda dan Sekutu-nya pasca perang dunia II, yang mana pada perang dunia I dan II diyakininya didalangi oleh para kaum hartawan yang ternama dalam gerakan Zionisme. 

Indonesia sendiri sebagai pelopor gerakan negara non-blok dan anggota Asia-Afrika yang tidak ada hubungannya dengan dunia Barat, yang kemudian melandakan efek perang dingin-nya pada dunia. Antara percaya dan tidak sang Fuhrer Nazi wafat dan dimakamkan di Indonesia, berdasarkan seperti alasan tadi, Indonesia sebagai salah satu tempat aman bagi pelarian ex-nazi dilihat dari letak geografis dan ideologi politik Indonesia. 

Ya mungkin memang perlu kiranya dibuktikan lebih lanjut secara ilmiah dengan test DNA tentang kebenaran keberadaan makam sang Fuhrer Nazi di Indonesia. Akan tetapi, sebelum di makamkan di Kota Surabaya tahun 1970, di duga Adolf Hitler menjalani masa tenangnya di pulau Sumbawa semenjak tahun 1954 sebagai seorang dokter bernama Poch. Mengapa ia memilih daerah itu untuk sisa hidupnya?

Menurut pengamatan saya, selain karena penduduknya saat itu tidak ramai  seperti di Jawa, dan beberapa pulau lainnya, daerah Sumbawa ini juga berkaitan dengan penelusuran Atlantis Hitler pada keberadaan salah satu Bani Israel yang hilang di masa lampau dan di duga hijrah ke wilayah area Nusa Tenggara Timur itu. 

Karena ia tidak mengetahui pastinya yang sesungguhnya ia cari ada di pulau Rote, maka ia menetap di Pulau yang paling besar di situ, yaitu Pulau Sumbawa. Karena dari situ kemungkinan besar, ia bermaksud membangkitkan leluhur Yahudi yang baik, yang ia temukan untuk menumpas pergerakan Yahudi Eropa lalim yang berbahaya itu. Namun pada akhirnya, ia hanya ingin menjalani masa tenang pasca Perang Dunia II. 

Walau hal itu kadang sering membangkitkan kemarahannya atau makiannya terkait unsur perang dunia tersebut, sehingga pada keberadaanya di Indonesia saat itu ia seringkali dicap memiliki kepribadian ganda di sisi lain keramahannya dalam menjalani kesehariannya sebagai seorang Dokter di Sumbawa.

Kenapa sang Fuhrer benci kaum Yahudi? Karena dari yang ia alami dan rasakan pada Perang Dunia I yang berdampak pada kekalahan Jerman dan rekanan lainnya, ia melihat peranan Yahudi Zionis di belakang semua itu.  Hitler menganggap bahwa Yahudi adalah ras yang berbahaya bagi Jerman dan seluruh dunia. 

Karenanya Sang Fuhrer memutuskan untuk membersihkan kaum tersebut tak tersisa dengan berbagai cara. Sebenarnya agak sulit waktu itu membuktikan bahwa kaum Yahudi itu berbahaya, namun sekarang kita dapat melihat dan membuktikan bahwa Yahudi yang tergabung dalam Zionisme memang benar-benar cukup mengancam perabadan dunia, termasuk keberagaman antar umat beragama...

"Selamat Hari Pahlawan"

Frankincense (Purwokerto, 10 November 2017)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun