Mohon tunggu...
Frankincense
Frankincense Mohon Tunggu... Administrasi - flame of intuition

bukan pujangga yang pandai merangkai kata, hanya ingin menumpahkan inspirasi dengan literasi menguntai pena. Kata dapat memburu-buru kita untuk menyampaikan perasaan dan sensasi yang sebenarnya belum kita rasakan. Tetapi, kata juga bisa menggerakkan kita. Terkadang, kita tidak mengakui kebenaran sebelum mengucapkannya keras-keras. Salam hangat Kompasianers... Blog: franshare.blogspot.com Web: frame.simplesite.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Agama, antara Keselamatan dan Kelumatan

8 November 2017   19:07 Diperbarui: 7 Januari 2018   11:23 1521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

15fcb-toleransi-beragama-624x466-624x360-5a03b6fbade2e15a860906e5.jpg
15fcb-toleransi-beragama-624x466-624x360-5a03b6fbade2e15a860906e5.jpg
Sebagai institusi manusia, semua agama sangat rentan untuk diselewengkan. Agama-agama besar yang tahan dari ujian waktu telah melakukan yang demikian itu melalui peroses pertumbuhan dan pembaruan yang terus-menerus, suatu proses yang senantiasa menyatukan kaum beriman: Yahudi, Hindu, Budha, Muslim, Kristiani dan lain-lain melalui jantung agama-agama mereka. Agama-agama itu tentu berbeda dalam banyak hal, namun mereka memiliki kesamaan dalam mengajarkan orientasi menuju Sang Pencipta alam semesta atau hubungan transenden, konstruktif dan saling menghargai antar sesama di dunia ini.

Tantangan di hadapan kita sangat besar dan benar-benar serius. Akan tetapi, tantangan-tantangan itu tidak menjadi boleh menjadi kendala yang tidak teratasi. Kemampuan untuk melawan kejahatan ada pada diri individu dan pada bentukan kelompok keagamaan. Tanggung jawab manusia, bagi orang-orang yang menjadi anggota umat beragama dan bagi mereka yang tidak memiliki afiliasi keagamaan yang merupakan suatu komponen vital dalam setiap upaya pencegahan dan sikap destruktif. Kalaupun tidak ada jawaban yang mudah atau solusi yang sederhana, tetap ada alasan-alasan untuk berharap. 

Meskipun agama sering menjadi bagian penting dari suatu masalah. Jika agama memang sebagai sumber keselamatan, mungkinkah kita memasuki era ketika sumber-sumber tradisi agama yang tak ternilai akan dengan sendirinya membangun masa depan yang penuh harapan dan lebih sehat bagi semua orang yang hidup di planet rapuh ini?

NB: ini hanyalah sekedar berbagi opini, dalam segala keterbatasan saya berliterasi. Semoga dapat diterima semua hati tanpa suatu unsur menjadi-jadi...salam hangat.

Sumber referensi:

  • Adi Sudirman. 2014. Sejarah Lengkap Indonesia. Yogyakarta: DIVA Press
  • Charles Kimball. 2013. Kala Agama Jadi Bencana. Bandung: Mizan Publika

Frankincense (Purwokerto, 8 November 2017)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun