Mohon tunggu...
Frankincense
Frankincense Mohon Tunggu... Administrasi - flame of intuition

bukan pujangga yang pandai merangkai kata, hanya ingin menumpahkan inspirasi dengan literasi menguntai pena. Kata dapat memburu-buru kita untuk menyampaikan perasaan dan sensasi yang sebenarnya belum kita rasakan. Tetapi, kata juga bisa menggerakkan kita. Terkadang, kita tidak mengakui kebenaran sebelum mengucapkannya keras-keras. Salam hangat Kompasianers... Blog: franshare.blogspot.com Web: frame.simplesite.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Belum Sampai

2 November 2017   16:17 Diperbarui: 8 Januari 2018   03:50 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
INNAN (in anthology) by Frankincense (frame.simplesite.com)

Bukan hanya dia yang sulit menerimaku

Aku memang mirip orang sinting

Pada hari-hari pertama dan berlalu

Pada masa kehidupan ini

Nubuatku dan kata-kataku, bagi kalian...

Mungkin tidak terlalu masuk akal

Akan tetapi, kalian menyengat berbagai realita

Walaupun biasanya aku mendengarkan

Seperti untuk pertama kalinya

Semakin banyak kalian bicara,

Sesuatu yang aneh semakin menyala dalam diriku

Pikiran ini sendiri pun masuk akal bagaimana

Keasingan bahwa aku, faktanya...sendiri...

Tidak seberada bersama peristiwa-peristiwa itu

Namun, aku berusaha tenang

Senyatannya dengan sesederhana mungkin

Aku berusaha memahami bukan saja kali pertama

Siapa aku, dan dunia macam apa yang aku tinggali

Bagaimanapun yang telah kualami

Mengubah pandangan yang sudah lama

Apa logika itu, apa kesadaran itu...

Bahkan apa arti hidup itu sendiri

Dan yang bukan artinya

Siapa yang tidak ingin mendengarkan suaraku

Tidak hanya beberapa orang saja

Rupanya tidak ingin...

Terutama, orang-orang dengan gelar magis

Aku bahkan sempat tidak percaya

Kau ada di sini untuk menbahasnya

Kau tahu sendiri apa yang bisa dilakukan

Oleh otak pada keadaanya sudah sejauh itu

Singkatnya, benak mereka tidak bisa menerima

Apa yang ingin sekali kubagikan

Akan tetapi, kalau dipikir lagi...

Siapa yang bisa menyalahkan mereka

Toh, aku juga tidak memahaminya

Dan apa yang kurasakan

Ketika mencerna sekian banyaknya

Meskipun berusaha bukanlah kata yang tepat

Jelas dan nyata, memori-memori itu ada di sana

Persis di tempat mereka berusaha menyalahkannya

Tidak pernah, sebelum kehidupanku

Aku menyadari bagaimana terintimidasi

Semburan kata berbisa memperdaya

Cara yang diajarkan padaku

Untuk memikirkannya, bahwa tiada akal sehat

Yang disebut kehidupan, sesuatu nyata atau tidak

Aku sudah sekian banyak terhalusinasi

Aku mendapat kesempatan selalu merasakan

Untaian mimpi buruk yang teramat realistis

Namun, setelah berlalu...

Aku segera menyadari mimpi-mimpi buruk itu

Bukan sebagai khayalan semata...

Seperti apa adanya, phantasmagoria neoural

Berbaur rentetan gambar, citra...

Figur-figur yang menipu penglihatan

Sampai susah membedakan

Mana yang nyata dan tidak nyata

Terpicunya sirkuit otak

 Berjuang untuk berada lagi

Frankincense (Purwokerto, 17 September 2017)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun