Seperti mimpi tempat kau tahu
Apa yang terjadi di sekelilingmu
Tetapi tidak sungguh paham siapa
Atau apa kau sebenarnya
Aku melihat apa yang kau tahu
Aku di sana... faktanya adalah mayat
Tubuh fisikku ada di hadapan kau
Tetapi aku yang kau kenal sudah tiada
'
Aku tidak punya tubuh,
Setidaknya ada tubuh yang bisa kurasakan
Aku sekedar... ada,
Di tempat gelap...
Yang berdenyut dan berdentam itu
Ketika itu, mungkin aku menyebut-Nya...
Namun, saat itu berlangsung
Aku tidak mengenal kata tersebut
Malah, aku tidak mengenal kata apapun
Kata-kata yang digunakan di sini,
Terpikirkan lama sesudahnya
Setelah kembali ke dunia,
Aku menuliskan ingatan-ingatanku
Bahasa, emosi, logika... semua tidak ada
Seolah aku telah mundur,
Ke suatu kehidupan pada masa awal
Sekuno mungkin,
Bakteri primitif yang tidak aku kenal
Yang telah mengambil alih otakku
Dan membuat aku tak berfungsi
Berapa lama aku menghuni dunia ini
Entahlah, kalau aku pergi ke suatu tempat...
Ketika waktu yang kita alami,
Di dunia biasa itu tidak ada
Deskripsi secara akurat, terasa nyaris mustahil
Saat itu terjadi, saat aku di sana...
Aku merasa seolah aku,
Apapun aku itu...
Sudah berada di sana sejak dahulu
Dan akan selalu berada di sana
Bukan berarti, awalnya aku keberatan
Toh, untuk apa...
Kehidupan seperti inilah,
Satu-satunya kehidupan yang kukenal
Tidak mengingat sesuatu yang lebih baik
Aku tidak terlalu memusingkan,
Di mana aku berada
Aku ingat beranggapan...
Bahwa aku akan atau tidak akan selamat
Tetapi ketidakpedulianku, terhadap aku selamat
Atau tidak malahan,
Memberiku perasaan kebal yang lebih kuat
Aku tidak tahu-menahu...
Tentang peraturan berlaku di dunia aku berada
Tetapi aku tidak tergesa-gesa,
Untuk mempelajari bagaimanapun
Aku tidak tahu persis kapan,
Tetapi pada suatu titik aku menyadari
Keberadaan objek-objek di sekitarku
Terentang dari suatu tempat lain,
Yang jauh berada di atasku
Ke suatu tempat lain,
Di bawahku yang sama jauhnya
Akan tetapi, semakin dalam
Aku merenungkan penjelasan ini
Dan sekali lagi, itu terjadi lama
Lama sesudahnya...
Semakin tidak masuk akal pula rasanya
Karena, walaupun sakit membayangkan
Kalau kau belum pernah,
Mengunjungi tempat itu sendiri
Kesadaranku tidak kabur,
Ataupun terdistorsi saat berada di sana
Hanya saja... terbatas
Aku bukan manusia
Selagi berada di tempat ini
Aku bahkan bukan binatang
Aku sesuatu yang ada sebelum,
Dan di bawah semua itu...
Aku hanya titik kesadaran tunggal,
Di lautan coklat-merah yang kekal
Awalnya aku sangat terbenam
Sehingga tidak ada perbedaan
Antara diriku dan elemen setengah menyeramkan,
Setengah familiar yang mengelilingiku
Namun, secara bertahap
Perasaan terbenam yang dalam dan kekal
Dan tak berbatas ini digantikan,
Oleh sesuatu yang lain...
Suatu perasaan seolah sesungguhnya
Aku sama sekali bukan bagian
Dari dunia bawah tanah ini,
Melainkan aku terperangkap di dalamnya
Wajah-wajah jalang yang aneh muncul
Dari tengah pandangan, menggeram dan melengking
Adakalanya aku mendengar raungan sayup
Terkadang raungan-raungan itu berulah,
Menjadi kata-kata berirama yang pelan,
Kata-kata yang membakar...
Anehnya, sekaligus familiar
Seolah pada suatu titik aku tahu
Dan mengucapkannya sendiri
Karena aku tidak mengingat
Eksistensiku yang terdahulu,
Waktuku di dunia ini terentang, terus terentang...
Berbulan-bulan, bertahun-tahun, selamanya
Apapun jawabannya, akhirnya aku sampai
Ke suatu titik ketika perasaan
Yang menyeramkan mengalahkan
Perasaan familiar dan rasa betah
Semakin aku merasa seperti diriku
Seperti sesuatu yang terpisah...
Dari hawa dingin, kebasahan, dan kegelapan
Yang melingkupiku, semakin buruk rupa
Dan mengancam pula wajah-wajah
Yang bermunculan di tengah kegelapan
Dentum berirama yang sayup
Bertambah tajam dan intens
Menjadi irama isu dan SARA, sepasukan bawah tanah
Menggertakan suatu bahasan
Yang sangat monoton dan tak kunjung selesai
Gerakan di sekelilingku
Menjadi semakin tidak visual dan semakin taktil
Seolah ada mahkluk seperti menyekap kuat,
Sesekali menyentuhku, dengan ilusi mereka yang licin
Setelah indra-indraku semakin tajam,
Aku semakin mendekati kepanikan
Siapapun aku, tempatku bukan di sini
Aku harus keluar...
Akan tetapi, aku mau ke mana...
Tepat ketika aku ajukan tanya
Sesuatu baru muncul dari kegelapan di atas
Sesuatu yang tidak dingin, mati, atau gelap...
Tetapi bertolak belakang dengan semua itu
Kalaupun berusaha pada sepanjang sisa hidupku
Aku tidak akan pernah bisa...
Menggambarkan secara layak entitas
Yang sekarang menghampiriku...
(Purwokerto, 10 September 2017)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H