Hai penampak terkompak laknat
Apa kabar dirimu mengucur penat
Sekiranya temu kita dalam jumawa tak kasat
Munafikah tembang tegur sapa disenyum yang terjerat
Tak terperikan pada hampa di hati yang menyekat
Setidaknya jemu kita terselam rawa tak terlihat
Meregukkan kata-kata yang semakin ditenggelamkan pekat
Hingga akhirnya tersinggah pada gerbang kebisuan mendekat
Tanya dulu hatimu... Indahkah suara dalam kumparan mengikat
Hai penebar benih raung sesat
Apa kobar dirimu menyabung sengat