Padang safana hidup menghadang
Di balik ranjau terkubur merintang
Di selusur nasib-nasib bercabang
Karang safana hidup menghalang
Di balik mistikus batin terbayang
Di tepi simalakama berbuah terpampang
Manakah yang terpetik
Untuk tuah-tulah ranum mengkilap
Manakah yang terkecap
Untuk hikmah-karomah meresap rasa
Manakah yang tertelan
Untuk baik-buruk kasidah merebak
Gersang safana hidup tak terhindar
Di balik lahan subur terbakar
Di dahaga nafsu-nafsu liar
Lonceng safana hidup berdentang
Di setiap insan tercengang
Di sisi simalakama berbuah tersimpang
FRANKINCENSE || FRANKINCENSE (Purwokerto, 14 Agustus 2016)