Mohon tunggu...
Frankincense
Frankincense Mohon Tunggu... Administrasi - flame of intuition

bukan pujangga yang pandai merangkai kata, hanya ingin menumpahkan inspirasi dengan literasi menguntai pena. Kata dapat memburu-buru kita untuk menyampaikan perasaan dan sensasi yang sebenarnya belum kita rasakan. Tetapi, kata juga bisa menggerakkan kita. Terkadang, kita tidak mengakui kebenaran sebelum mengucapkannya keras-keras. Salam hangat Kompasianers... Blog: franshare.blogspot.com Web: frame.simplesite.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kasih Terpilih Pikatan (KTP)

7 Juli 2017   06:11 Diperbarui: 14 Januari 2018   05:02 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Frankincense

Pertemuan pertama yang tak terlupakan

Saat terlihat hamparan sinar memikat

Pelangi mata yang merona pandanganku

Memacu jantung hatiku yang berdebar

Menyentakkan suatu rasa yang tak biasa

Terpana berbunga hatiku dibuatnya

Oh kasihku...

Engkaulah kasihku yang terpilih

Di antara desir mimpiku terisi dirimu

Bayangmu yang kian penuhi lamunanku

Oh kasihku...

Engkaulah kasihku yang terpilih

Di antara semua wanita yang ada

Engkaulah yang memikat hatiku

Oh kasihku...

Di antara relung hampa hati ini

Gelora asmara ini untukmu

Kini kumantapkan langkah ini...

Mendekati dirimu sepenuhnya

Hilangkan penasaran kehadiramu

Kini kumantapkan kata ini...

Untuk mengungkapkan rasaku

Sirami dahaga bara cintaku padamu

Akhirnya kumantapkan kasih ini...

Pada dirimu hati ini seutuhnya

Menjalin tali kasih bersamamu

Akhirnya kumantapkan dirimu kini...

Nobatkan engkau sebagai kasih terpilih

Kasih terpilih pikatan

(Purwokerto,  15 Agustus 2016)

FRAME

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun