Sebuah videoklip yang dibuat oleh Ahmad Dhani beserta ketiga finalis Indonesian Idol 2014, berupa hasil gubahan dari lagu milik Queen “We Will Rock You”. Pada awalnya video tersebut memang begitu menggebrak dan menambah daya gedor kampanye kreatif dukungan terhadap Capres Prabowo-Hatta. Gegap gempita tempo lagu legendaris tesebut begitu menghentak. Dengan insting musiknya yang telah terasah selama bertahun-tahun, tentu Dhani tidak sembarangan memilih lagu itu sebagai jingle kampanye. Dia memilih lagu tersebut karena melihat potensinya yang besar untuk menjaring suara kawula muda dan menambah dukungan buat capres pilihannya.
Terlebih lagi dengan kehadiran ketiga finalis Indonesian Idol Nowela, Husein, dan Virzha yang sebelumnya sukses membius para pemirsa Indonesia lewat ajang Indonesian Idol 2014, tentu niatnya semakin besar untuk diraih. Sang capres, Prabowo Subianto, tak lupa mengucapkan terima kasih kepada keempatnya melalui page Facebook resminya karena dengan video dukungan tersebut semangat juang tim kampanye semakin bertambah.
https://www.facebook.com/photo.php?v=10152115738596179
Tetapi ternyata, masa manis itu hanya bertahan selama beberapa hari. Sekilas memang tidak ada masalah dengan video tersebut. Bahkan saya sempat menonton videoklip tersebut berkali-kali di kanal YouTube karena memang sangat menggemari Virzha, the real rockstar, yang berhasil mengambil hati saya dengan gaya old school 90’s-nya saat menyanyikan lagu Mr. Big Wild World dan lagu Gotye Somebody I Used To Know.
Rupanya kehebohan itu pun dimulai setelah munculnya sebuah artikel di suatu portal berita Der Spiegel Online, Jerman yang berjudul Indonesien: Wahlkampf in Himmlers SS-Uniform. Disusul kemudian tweet dari akun twitter @DanielZiv, seorang sutradara yang tinggal di Bali, yang mendapat respon dari akun twitter @DrBryanMay yang terverifikasi. Artinya: Bryan May, sang legenda gitaris Queen itu sendiri yang membalasnya.
Yes “@ShafiqPontoh: “@DanielZiv: Ahmad Dhani skinhead imagery http://youtu.be/tpbqIuY8nVo ” of course this is completely unauthorised by us. Bri
Bagi yang menggemari Dhani dan band Dewa-nya, serta karyanya selama ini, pasti mahfum betapa terobsesi dirinya dengan band legendaris Queen, Freddie Mercury sang vokalis, dan seabrek karya mereka yang sangat melegenda itu. Menurut saya, sebagian besar warna musik Dewa di era vokalis Once mengadopsi rock opera ala Queen. Lagu yang paling mirip menurut saya adalah part choir di lagu Roman Picisan dengan choir di bagian tengah lagu Bohemian 'Galileo' Rhapsody, lagu sejuta umat itu.
Suatu kenyataan bahwa sang idola mengomentari dirinya lewat Twitter, tentu seharusnya membuat Dhani bangga. Namun, yang terjadi malah sebaliknya, kesan negatif yang tergambar dari komentar Bryan May tersebut. May mengkonfirmasi bahwa usaha Dhani dkk menggubah lagunya tersebut sama sekali tanpa izin dari dirinya.
Namun mengapa legenda musik sekelas Bryan May mau menanggapi tweet dari seorang yang mungkin tidak terlalu penting baginya? Menurut saya, di era media sosial dan berbagi video di kanal YouTube ini: membuat cover lagu, menggubah lagu, bahkan mengubah lirik sebuah lagu tanpa izin sang pemilik hak cipta lagu adalah hal yang lumrah dilakukan banyak orang. Bahkan sebaliknya, bisa saja sang pemilik hak cipta akan berterimakasih kepada pihak yang meng-cover lagu lawas miliknya. Karena apa? Karena kepopuleran sang pemilik hak cipta yang sempat meredup akan terdongkrak kembali karena lagunya kembali ramai diperdengarkan.
Tapi bukan itu masalahnya. Sang legenda merasa perlu untuk menekankan bahwa Ahmad Dhani dengan tampilan skinhead-nya sama sekali tidak mendapatkan izin menggubah lagu tersebut. Anggun C. Sasmi, Sarah Sechan, Glenn Fredly, kritikus musik Bens Leo bersahut-sahutan mengecam tindakan Dhani yang telah melewati batas. Media internasional sekelas TIME, Times of Israel, dan BBC Indonesia juga tak ketinggalan membahas Ahmad Dhani dan video kreatifnya tersebut. Ahmad Dhani mendunia seketika!
This Indonesian Nazi Video Is One of the Worst Pieces of Political Campaigning EverIndonesian political video raises eyebrows with Nazi iconographySejarawan kritisi 'kostum Nazi' Dhani