Piala Kayu ??!! yup!! saya sama sekali tidak menduga bahwa perhelatan akbar sepakbola Piala Presiden kemarin pialanya akan terbuat dari kayu. Tapi itulah Indonesia dengan alibi agar kita lebih menghargai dan mencintai hasil bumi indonesia. Tapi menurut saya itu sama sekali tidak ada relevansinya dengan rasa cinta tanah air. Terlepas dari itu saya masih bangga karena juaranya tim kecintaan saya PERSIB !!!
Sehari setelah Piala Presiden selesai muncul kabar akan diadakannya Piala Panglima TNI. Hmmm jangan-jangan akan dibikin serial Piala Kepala Pemerintahan sampai dengan Piala Rukun Tetangga nih..
Hemat saya sih agar sepakbola tanah air ini segera dikembalikan ke track nya yakni diadakannya liga professional.Mengenai federasi, PSSI lah yang punya wewenang dalam memulai lagi  hajatan ini. Adapun kepercayaan masyarakat pecinta sepakbola terhadapa PSSI berkurang bahkan hampir lenyap atau sudah lenyap sama sekali, disinilah peran pemerintah untuk melakukan terobosan agar PSSI terlahir kembali dengan cara diisi oleh orang-orang yang berkompten didalamnya.
Menurut saya simple saja bentuk kembali PSSI oleh Pemerintah melalui Kemenpora terlepas FIFA mau mengakuinya atau tidak. Karena seiring dengan bergulirnya Liga yang benar-benar Profesional saya yakin FIFA juga akan mereview Sepakbola tanah air kita apalagi Liga yang bergulir berjalan dengan kondusif bersih dari pengaturan skor dsb.
Buat apa Sepakbola kita diakui FIFA tapi jauh dari prestasi bahkan didalamnya terjadi praktik-praktik perjudian, lebih baik kita tidak diakui FIFA tapi persepakbolaan kita sehat.
Lewat tulisan singkat ini saya berharap kepada Kemenpora segera untuk membentuk kembali PSSI.
Lewat tulisan ini pula saya berharap Logo PSSI untuk di design ulang, karena selama saya menonton TIMNAS main saya belum pernah melihat Logo PSSI nempel dijersey merah putih.
Lewat tulisan ini pula saya berharap warna hijau dijersey merah putih dihilangkan.
Salam Olahraga maju terus sepakbola Indonesia !!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H