Mohon tunggu...
Fran Jonathan
Fran Jonathan Mohon Tunggu... -

web: www.husadareiki.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Meditasi Adalah Seni Mendengarkan

19 Oktober 2016   09:44 Diperbarui: 19 Oktober 2016   09:58 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika sepuluh tahun lalu saya tertarik dengan meditasi, saya hanya berpikir bahwa dengan meditasi kita dapat memperoleh kemampuan linuwih. Dalam bayangan saya, mungkin saya bisa belajar terbang, atau kesaktian-kesaktian seperti di dongeng-dongeng pewayangan yang sering saya baca waktu itu.


Nyatanya, meditasi tidak semudah seperti yang ada didalam cerita pewayangan atau film-film kungfu. Pertama kali saya duduk diam, kaki saya sedemikian sakitnya sehingga saya tidak mampu untuk mempertahankan postur duduk meditasi untuk satu menit saja. 


Tujuan pertama ingin kesaktian, tetapi yang didapat adalah kesakitan. Untungnya, waktu itu saya memiliki seorang guru yang menegur dan mengatakan 'kalau tidak bisa tenang berarti meditasi kamu salah'. Sejak saat itu saya mencoba untuk menahan rasa sakit duduk bersila dan berusaha untuk tetap tenang. Walaupun belum dapat duduk bermeditasi lama, cukup lumayan dapat menahan posisi meditasi selama 5 menit.


Kemudian, saya bertemu dengan seorang biksu dari Tibet yang mengajarkan pada saya untuk memperhatikan rasa sakit yang timbul dari posisi meditasi. Tanpa ada perlawanan dari diri untuk menghilangkan rasa sakit, pikiran saya menjadi tenang dan rasa sakit berangsur-angsur menghilang dengan sendirinya.


Melalui teknik yang diajarkan oleh biksu Tibet tersebut, saya mulai mengerti manfaat lain dari meditasi, yaitu melatih diri menjadi reseptif, menerima dan mendengarkan.

Dalam dunia bisnis, kemampuan mendengarkan dan merasakan sangat terasa efektifitasnya ketika kita sedang menghadapi calon pelanggan yang kita belum kenal sebelumnya. Dengan tenang dan waspada, kita mampu mendengarkan setiap kata yang terucap dari lawan bicara kita, menangkap maksudnya dan memberikan solusi yang tepat untuk dia.


Biasanya, seseorang tidak benar-benar mendengarkan lawan bicaranya, tetapi sibuk merencanakan apa yang akan dikatakan setelah lawan bicaranya selesai berbicara. Hal ini sangat disayangkan bukan, karena solusi yang ditawarkan bisa saja tidak tepat untuk calon pelanggan kita tersebut.


Bila para trainer yang ada mengajarkan bagaimana mengkomunikasikan pendapat dengan efektif dan tepat. Meditasi dapat menjadi latihan penyeimbang, sehingga apa yang dikomunikasikan dapat menjadi solusi yang tepat bagi calon pelanggan maupun lawan bicara.


Intinya, meditasi bukanlah sekedar duduk diam membisu, atau berkonsentrasi, tetapi merupakan latihan untuk membuat pikiran kita lebih reseptif dan mampu menyadari realitas. Singkat kata, meditasi adalah seni mendengarkan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun