Sebagai developer kita sering mendengar istilah site plan dan master plan. Walaupun sering dengar tetapi masih ada saja yang salah dalam penggunaannya. Belum lagi ada juga istilah Block Plan. Nah, bakalan semakin bingung perbedaannya.
Sebelum saya menjelaskan istilah itu masing-masing, ada baiknya saya memberi gambaran dalam skala kecil dulu. Para developer pasti kenal apa yang namanya denah.
Meskipun kita bukan arsitek atau perencana, tetapi seorang developer dituntut untuk bisa membaca dan mengerti sebuah gambar, walaupun tergambar dalam 2 dimensi.
Dengan gambar 2 dimensi ini kita harus bisa membayangkannya dalam 3 dimensi. Memang susah kalau yang tidak terbiasa. Gambar yang sering kita temui adalah denah rumah.
Denah adalah gambar layout bangunan yang dipotong secara horizontal, kira-kira satu meter dari lantai dasar yang dapat menunjukan sirkulasi, material umum dinding maupun level ruangan. Gambar denah memang tidak bisa bercerita banyak, tetapi dari gambar ini kita bisa melihat organisasi atau pengelompokan uang serta hubungan antar ruang.Â
Karena yang diperlihatkan lebih banyak maka skala site plan selalu lebih besar dari denah tetapi tidak terlalu detail. Skala site plan dapat berupa 1:200, 1:500 atau bahkan lebih.
Seperti yang disebutkan di atas, site plan adalah layout dari atas yang seolah-olah kita potong horizontal setinggi 1 meter dari lantai dasar, sedangkan block plan adalah gambar tampak atas yang memperlihatkan blok atau massa bangunan. Jadi di block plan yang terlihat adalah atap bangunan. Sama seperti site plan, block plan juga tidak tergambar secara detail.
Kalau site plan atau block plan hanya menjelaskan suatu kawasan dengan fungsi yang relatif sama dan saling berhubungan, maka master plan adalah gambaran umum kawasan yang lebih luas lagi dan di dalamnya terdapat berbagai macam fungsi yang berbeda. Fungsi yang dimaksud disini misalnya fungsi hunian, komersial, hubungan ataupun fasilitas penunjang.
Di dalam gambar master plan ini lebih mementingkan zoning atau pengelompokan lahan dan serta keterkaitan antar bangunan. Dan tidak kalah penting adalah suasana outdoor yang terbentuk. Suasana di master plan lebih banyak terbantu oleh penataan landscape yang baik.
Sama seperti block plan, penggambaran masterplan dilihat dari atas. Di dalam masterplan kita tidak berbicara mengenai detail bangunan, karena semuanya tergambar secara "kasar".
Nah, disinilah menariknya masterplan. Karena tergambar dalam skala yang besar, setiap orang bisa mempunyai pandangan tersendiri mengenai ruang luar yang tercipta.
Semuanya tergantung dari pengalaman ruang setiap individu. Saya dan anda belum tentu mempunyai pandangan yang sama, jika kita melihat gambar master plan yang sama juga. Disinilah pentingnya seorang master planner  menceritakan pengalaman ruang yang ingin dia harapkan, jadi setiap individu mempunyai persepsi yang sama juga dengan desainernya.
Biasanya masterplan selalu dibantu dengan image-image reference yang menarik. Apakah nantinya keadaan tersebut akan sama dengan image yang diperlihatkan, itu urusan berikutnya.
So, para sobat developer sekarang mungkin itu sedikit sharing yang bisa saya kasih. Jadi jangan salah lagi penggunaan istilah ya..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H