Konsep yang diusung adalah kompleks ruko dengan tema food and beverage (makanan dan minuman). Kenapa dibatasi kuliner? Seperti yang saya bilang di atas, karena bidang kuliner ini terbukti bisa mendatangkan banyak pengunjung. Dan dari kacamata developer, semakin ramai kawasan tersebut dikunjungi, maka semakin baik nilai jualnya. Â Â
Bagaimana dengan ruko dengan lebar yang lebih besar, misalnya 5 meter? Kalau kita sebagai developer menjual ruko dengan lebar 5 meter saat sekarang, pasti harga jual juga semakin tinggi karena luasan bertambah. Sementara untuk usaha kuliner, pedagang hanya mempergunakan lantai 1 ataupun lantai 2.Â
Peminat ruko besar tetap ada, baik pengusaha itu sendiri ataupun para investor yang nantinya akan menyewakan ruko ke pihak ketiga. Sebagai developer mesti bisa inovatif dalam menciptakan konsep agar produk yang ditawarkan bisa terjual. Para investor pasti akan mikir, kalau saya beli ruko dengan harga segini, harga sewanya akan segitu.Â
Nah, sering kali hitungan sewa ini tidak "masuk", karena penyewa kuliner mungkin hanya menggunakan lantai 1 saja, sementara lantai 2 atau di atasnya lagi, belum tentu dipergunakan. Sementara mereka mesti menyewa semua lantai. Hal ini yang membuat berat bagi penyewa.Â
Maka dari itu salah satu cara yang kita lakukan adalah, membuat akses terpisah antara penyewa kuliner di lantai satu dengan penyewa di lantai atasnya. Ini dimungkinkan karena lebar ruko yang besar.Â
Jadi sebagai investor ruko, setiap lapis ruko bisa dimanfaatkan untuk disewa. Dan masing-masing penyewa pun tidak terlalu berat. Istilahnya adalah berbagi sewa. Mungkin ini salah satu cara mensiasati bagaimana ruko besar tetap bisa terjual.Â
Sudah siap jualan ruko sekarang?Â