Disusun Oleh : Frandy Andhika. W
                Bukhori Muslim
Kabupaten Trenggalek merupakan salah satu kabupaten yang berada di Pesisir Selatan Jawa Timur. Kabupaten ini memiliki berbagai tempat destinasi wisata berupa pantai yang berada di daerah Prigi, Kecamatan Watulimo. Berbagai destinasi tersebut memiliki keanekaragaman yang berbeda, mulai dari letak pantainya, wahana dan fasilitasnya, serta cara pengelolaannya. Destinasi di daerah Prigi memiliki salah satu keunikan berupa Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP). Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) merupakan sebuah tempat dimana segala aktifitas para nelayan seperti halnya pengolahan dan pemilahan ikan dilakukan disana. Mengingat mayoritas penduduk Prigi bekerja sebagai nelayan, oleh karena itu mereka memanfaatkan secara maksimal tempat tersebut guna mendapatkan penghasilan untuk mencukupi kebutuhannya.
Tidak sedikit bagi mereka mencukupi kebutuhan ekonomi keluarganya dengan bekerja sebagai nelayan, mereka menjual hasil tangkapannya di pasar ataupun langsung ditawarkan kepada pengunjung pantai. Namun apa daya pada satu tahun silam ini semenjak wabah corona (covid19) datang, pemerintah menetapkan kebijakan untuk menutup segala aktifitas yang biasanya dilakukan di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) ataupun tempat wisata, selain itu, pasar-pasar tradisional di sana pun juga harus ditutup, hal tersebut dilakukan pemerintah untuk membatasi aktifitas masyarakat dalam berkerumun dan juga untuk mengatasi persebaran virus corona. Tentu saja hal tersebut sangat mengganggu aktifitas para nelayan, aktifitas yang seharusnya mereka lakukan di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) setiap hari kini menjadi terbengkalai. Banyak diantara para nelayan berhenti menangkap ikan karena pasar tradisional harus ditutup sementara. Oleh karena itu mereka merasa jika mencari ikan hanya akan terbuang busuk karena tidak ada yang membelinya lagi.
Oleh karena itu, berbagai damapak buruk pun terjadi pada masyarakatnya, akibatnya kurva pendapatan yang seharusnya mereka dapatkan tiap harinya kini turun drastis atau malah tidak ada penghasilan sama sekali. Berbagai pihak pemerintah pun telah berusaha mencari jalan keluar untuk mengatasi permasalahan yang ada ini, namun apalah daya segala sesuatu belum bisa berjalan secara maksimal karena adanya perihal corona tersebut. Segala bentuk aktifitas kecil ataupun besar kini terhalang dan tidak bisa berjalan sesuai keinginan. Banyak masyarakat setempat yang mencari pekerjaan sampingan dengan cara berjualan di daerah perkotaan untuk mempertahankan kehidupannya dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah.
Peta Daerah Pesisir Kabupaten Trenggalek
a. Mempunyai Daya tarik tujuan wisata yang sudah ada didalamnya ciri khas yang digambarkan oleh para wisatawan.
b. Fasilitator yang dimiliki daerah tujuan wisatawan, antara lain, akomodasi, transpotasi, usaha pengola makanan, tempat parkir, taman hiburan, dan sebagainya.
c. Kemudahan untuk mencapai daerah tujuan wisata tersebut. Tingkat kepuasan para wisata bukan untuk diperoleh dari pertunjukan melainkan juga dari fasilitas wisata yang dimiliki oleh obyek wisata tersebut (Binarwan, 2007).
Sebagai tempat wisata unggulan di kabupaten, pemerintah beserta jajarannya dan masyarakat setempat saling gotong-royong untuk membangun dan menyiapkan bermacam-macam fasilitas, sarana dan prasarana penunjang kegiatan wisatawan yang berkunjung. Dalam pembangunan ini bertujuan supaya obyek wisata lebih baik kedepannya. Faktor yang memengaruhi berhasil tidaknya pengembangan dikawasan wisata adalah dilihat dari tingkat kepuasan para wisatawan terkait dengan fasilitas dan sarana prasarana yang disediakan di obyek wisata. Para wisatawan yang berkunjung sangat membutuhkan fasilitas yang lebih baik dan memadai. Kalaupun tidak terpenuhi maka wisatawan bisa merasakan adanya ketidakpuasan kepada tempat wisata tersebut. Untuk memenuhi tingkat kepuasan wisatawan terhadap fasilitas harusnya ada inovasi dan kreativitas baru untuk bisa memberi rasa puas yang lebih terhadap wisatawan pada saat mendatang, sarana dan prasarana tersebut sekarang ini bisa dilihat masih kurang dan dapat berdampak terhadap obyek wisata Pantai Prigi di masa depan, sehingga semakin rendah tingkat kesenangan wisatawan yang berkunjung kesana dapat berpengaruh kepada jumlah orang yang berkunjung. sehingga perlu melakukan penelitian karya ilmiah terkait Dampak covid19 terhadap kehidupan sosial dan ekonomi nelayan di kabupaten Trenggalek dan diharapkan pihak - pihak yang terlibat bisa membuat penelitian ini sebagai tujuan melihat seberapa jauh Dampak covid19 terhadap kehidupan sosial dan ekonomi nelayan di kabupaten Trenggalek di waktu mendatang.
Ada tiga pendapat utama mengapa masyarakat punya karakteristik yang sangat penting dalam sektor pembangunan (Conyers, 1994h.154), yang pertama, partisipasi masyarakat dalam mendapatkan informasi mengenai situasi dan kondisi. Suatu kebutuhan dalam sifat masyarakat dalam progam proyek-proyek pembangunan. Kedua bahwa dimasyarakat lebih percaya proyek pembangunan jika dirasa mereka terlibat dalam proses persiapan dan perencanaan, dikarenakan sudah mengetahui terperinci akan proyek tersebut. Ketiga, akan berupaya menggenjot ketertarikan masyarakat umum dikarenakan akan mendapatakan tanggapan yang mempunyai hak demokrasi apabila masyarakat terlibat dalam pembangunan masyarakat.
Pertama, di dalam pemberdayaan nelayan masyarakat di prigi pada saat pandemi covid-19 yang didampingi oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)  dan beberapa kelompok masyarakat lainnya yang ikut berpatisipasi dengan menerapakan protokol kesehatan. Bertujuan  pada fakta dilapangan yang mempunyai tugas atau peran yang sangat penting dalam pemberdayaan masyarakat nelayan di prigi pada saat pandemi covid-19, berhubungan dengan tugas Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) untuk pemberdayaan masyarakat nelayan di prigi yang merupakan kelompok  masyarakat nelayan yang terlibat dalam proses mempersiapkan dan perencanaan progam pemberdayaan tersebut. Yang mana Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) merupakan pelaksana progam Dinas Kelautan dan Perikanan. peran yang digunakan dalam bentukan dari dinas. Dengan progam yang diberikan dari dinas dengan tugas sangat penting sehingga dapat mempermudah ruang gerak Lembaga Swadaya Masyarakat  (LSM) dikarenakan akan bergotong royong antara masyarakat setempat dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dalam proses pemberdayaan, progam ini dengan sangat menerapkan protokol kesehatan yang ketat dan sudah di tetapkan oleh pemerintah
Kedua, kelompok masyarakat. Pada dasarnya manusia tidak bisa hidup sendiri karena manusia adalah makluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain. Dalam pembentukan suatu kelompok kegiatan dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) pada saat pandemi covid-19 dalam pemberdayaan masyarakat nelayan mempunyai peran yaitu mengkoordinasi antar masyarakat nelayan lainnya. Hal ini merupakan strategi yang sangat baik karena semua nelayan bisa gabung dalam kelompok ini karena kelompok yang sudah dibentuk keiinginan dari masyarakat sendiri. Kelompok tersebut sudah dibentuk penyebab dari progam yang menuntut terbentuknya suatu kelompok. Di dalam pemberdayaan masyarakat nelayan di prigi, keikutsertaan masyarakat prigi hanya untuk penambah progam, dan masyarakat bisa saling berkontribusi dalam melaksanakan dan mensukses kan progam pemberdayaan masyarakat nelayan pada saat pandemi covid-19. Hal ini bertujuan untuk mengurangi dampak nelayan pada saat peandemi sehingga bisa mengurangi dampak covid-19
Ketiga, Menurut data yang ada dilapangan masyarakat sangat berperan aktif dalam pemberdayaan masyarakat nelayan di prigi, keikutsertaan masyarakat tersebut sangat membantu pemerintah dalan melaksanakan progam ini dan pemerintah bisa memonitoring dan mengevaluasi progam pemberdayaan masyarakat nelayan di prigi, dengan ini pemerintah sduah melibatkan masyarakat dari progam terseubut adalah bisa memenuhi harapan dengan sebaik mungkin.
Pemerintah kabupaten Trenggalek mengambil kebijakan adanya wabah  virus covid-19 dengan cara memutus rantai penyebaran wabah virus covid-19, sampai kebijakan secara ekonomi terhadap masyarakat yang terdampak. Pemerintah Kabupaten Trenggalek membuat kebijakan yaitu membentuk gugus tugas covid-19 dan menyediakan tempat isolasi mandiri  di Pemkab maupun di aula balai desa setempat kurang lebih 14 hari. Selain  membuat gugus tugas covid-19 Pemkab Trenggalek meliburkan seluaruh sekolah TK,SD, sampai SMK/SMA dan menutup tempat wisata yang ada diseluruh Kabupaten Trenggalek dan Pemkab Trenggalek juga menerapkan tentang protokol kesehatan dengan cara pakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan mengikuti vaksin. Ada sejumlah himbauan lainnya yang mengundang kerumunan maupun antasipasi penularan dengan lewat media massa lainnya seperti vidio call dan zoom. Akses masuk ke Kabupaten Trenggalek hanya dibuka pada tiga titik chek point yaitu perbatasan Kabupaten Trenggalek - Tulunganggung tepatnya di terminal bus Durenan, Perbatasan Kabupaten Trenggalek -- Ponorogo yang berada di Anjungan Cerdas Tugu, dan perbatasan Kabupaten Trenggalek -- Pacitan yang berada di Kecamatan Panggul. Sehingga orang luar Kabupaten Trenggalek mau masuk ke Kabupaten Trenggalek harus masuk ke chek point yang berada di setiap perbatasan Kabupaten Trenggalek dan di cek suhu tubuh kalau, melebihi suhu tubuh 36 akan disuruh kembali ke asal daerahnya. Pemkab Trenggalek juga meningkatkan kedisiplinan dan penegakan protokol kesehatan, percepatan perubahan perilaku, dan penetapan progam vaksinasi nasional.
Pemerintah Kabupaten Trenggalek mengeluarkan beberapa kebijakan ekonomi yang ditujukan kepada warganya yang berstatus orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP) serta masyarakat kelas menengah ke bawah yang secara ekonomi terdampak langsung pandemi wabah corona virus disease 2019 (COVID-19). Pemerintah Kabupaten Trenggalek sejauh ini telah melakukan upaya mengurangi resiko penyebaran virus corona melalui pembatasan akses, serta tracing pendatang melalui cek poin sesuai status kesehatannya secara menyeluruh. Adapun kebijakan pemerintah kebupaten trenggalek antara lain, memberikan relaksasi pajak dan retribusi daerah pada sektor-sektor usaha mikro, kecil dan menengah, seperti pajak hotel, pajak restoran dan retribusi sewa lahan dan bangunan pada kios yang dikelola pemerintah.
Dari sektor ini sudah dibebaskan untuk kewajiban membayar pajak kepada pemerintah daerah sampai tanggap darurat kesehatan dan bencana dicabut pemerintah. Untuk itu informasi ini merupakan tahap pertama, sumber dari pendanaan ialah dari dana gotong royong yang bersumber dari semua donator. Hal ini dikarenakan agar memberikan peluang bagi Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) untuk melihat anggaran yang lebih terperinci dengan mengkoordinasi desa dan sektor yang terdampak bisa mendapatkan ilustrasi yang lebih detail mengenai mereka yang paling rentan terdampak covid-19.
Dampak negatif bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat nelayan pada masa pandemi covid-19 ialah susah nya masyarakat Trenggalek khususnya nelayan akan lebih susah dalam mencari nafkah, karena sebagian banyak sudah terisolasi dirumah masing-masing dan tidak bisa keluar mencari nafkah. Hal ini akan menyebabkan semakin banyak penggangguran yang terjadi dari sektor ekonomi dan finansial, akibat dari pandemi di Indonesia ini, dampak yang buruk semakin dirasakan di sektor kelautan dan perikanan. Pada masa pandemic ini, semakin besar nelayan berhenti beraktivitas menangkap ikan dan mengikuti protokol kesehatan yang sudah dianjurkan oleh pemerintah. Keprihatinan itu harus dihadapi, karena nelayan merasakan dampak negatif yang signifikan akibat pandemi covid-19 yang sedang melanda Indonesia sekarang. Kondisi ini mengancam mengalami penurunan pendapatan harian yang sangat signifikan terhadap kehidupan nelayan tersebut.
Saat kondisi seperti ini sangat mengkhawatirkan karena covid-19 ini, nasib nelayan dan pelaku usaha ikan lainnya kecil harus mengalami kondisi dan situasi seperti. Apalagi karena kebijakan dari DPR RI yang men-sahkan rancangan Undang-Undang (RUU) Cipta Kerja atau Omnibus Law yang sudah bagian dari program legislasi nasional (PROLEGNAS) 2020. Sehingga, tatanan RUU Cipta Kerja secara jelas sudah melanda hidup masyarakat di daerah pesisir. Nelayan berskala kecil dan tradisional. Dan juga pelaku usaha perikanan kecil yang lainnya. Oleh karena itu, beberapa kebijakan pada RUU tersebut. Seuatu kelompok menjadi bagian yang harus dikorbankan wabah virus corona terdampak pada harga ikan yang turun signifikan sampai dengan 50 persen. Penurunan ini disebabkan oleh faktor lockdown di berbagai negara. Sehingga hampir semua restoran dan tempat makan tutup. Akibatnya, tingkat ekspor ikan mengalami penurunan. KKP meminta kepada semua kepala daerah agar bisa mengakses pengiriman produksi dan logistik di bidang kelautan dan perikanan tidak ada batas. Ini juga termasuk pada zona yang menjadi wilayah zona merah pandemi covid-19 ini.
Pandemi seperti yang melanda dan berdampak negatif dari berbagai sektor yang terutama di sektor kelautan dan perikanan Di Indonesia, dampak negatif itu mulai dirasakan oleh nelayan dan pembudi daya ikan di seluruh kawasan pesisirKhusus pada sub sektor perikanan budi daya, dampak negatif itu dikhawatirkan akan menurunkan produksi pada komodias yang paling penting di berbagai negara. Yangpaling fatal yaitu di komoditas udang yang termasuk target produksi dengan mengalami kenaikan sampai 250% 2024 di tahun yang akan datang.
Dari beberapa strategi yang sudah dipersiapkan pemerintah Indonesia dalam mengantisipasi dampak negatif dari pandemi ini pada sektor budi daya perikanan.perencanaan ini sudah disiapkan oleh pemerintah, supaya produksi bisa tetap berjalan normal dan bisa menargetkan di tahun 2024. Selain dari progam budidaya perikanan, strategis sama juga sudah dicanangkan pemerintah pada sektor kelautan dan perikanan dengan baik. Sehingga pelaksanaan perencanaan di lapangan adalah melaksanakan kerja sama antar lembaga instansi untuk bisa membuat sinergi yang berpenagruh langsung kepada masyarkata nelayan. Contohnya yaitu, pemerintah berencana akan membeli semua produksi dari nelayan dan pembudidaya ikan, dan membeli semua ikan yang ada di pelelangan ikan, dan penyaluran bahan baku ikan segar serta olahana melalui subsidi pangan non tunai. Oleh karena itu dana tersebut bisa dibelikan ikan yang segar.
Kebijakan Pemerintah Kabupaten Trenggalek dalam mengatasi permasalahan agar masyarakat nelayan bisa memperoleh pendapatan selama pandemi covid-19 adalah dengan pemerintah daerah khususnya di Kabupaten Trenggalek membuat beberapa kebijakan baru yang isinya didalam mengenai perekonomian masyarakat nelayan Prigi di Kabupaten Trenggalek, supaya untuk memulihkan perekonomian mereka dengan membantu para nelayan dalam hal subsidi tunai dan non tunai, contohnya subsidi non tunai berupa membantu para nelayan dalam hal membeli barang dagangan mereka supaya para nelaya mempunyai pendapatan harian walaupun sedikit, subsidi tunai berupa uang yang dikasih secara langsung kepada para nelayan untuk bisa memenuhi kebutuhannya sehari-hari dan bisa memperoleh pendapatan meski selama pandemi covid-19 berlangsung. Selain itu Pemkab Trenggalek juga menyediakan aplikasi untuk melelang ikan atau untuk jual beli ikan dengan sistem online.
Kesimpulan
Desa Tasikmadu merupakan Desa yang berada di Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek yang memiliki beberapa kegiatan yaitu kegiatan sosial dan ekonomi baik individu maupun kelompok yang berada di daerah itu. Masyarakat nelayan di Desa Tasikmadu memiliki kegiatan berupa perdagangan, perikanan, pertanian, dan pariwisata. Kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat nelayan di Desa Tasikmadu yang mengalami penurunan sangat drastis akibat adanya wabah virus covid-19 yang melanda seluruh dunia.
Akibat adanya wabah virus covid-19 membawa dampak negatif baik secara langsung maupun tidak langsung yang dirasakan oleh masyarakat nelayan, oleh karena itu Pemerintah harus memberikan perhatian khusus kepada masyarakat nelayan di Desa Tasikmadu. Adapun dampak negatif yang timbul dari wabah virus covid-19 terhadap kehidupan sosial dna ekonomi masyarakat nelayanan Desa Tasikmadu setelah adanya pemberlakuan aturan pemerintah dalam pencegahan penyebaran wabah virus covid-19 antara lain pendapatan masyarakat menurun, dilarang berlayar untuk mencari ikan, dan tempat pariwisata banyak yang ditutup.
Daftar Pustaka
https://faktualnews.co/2020/03/29/dampak-corona-pemkab-trenggalek-siapkan-penyangga-ekomoni/203436/
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI