Mohon tunggu...
Frando Nainggolan
Frando Nainggolan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Berkarya Tanpa Batas

Semakin Keras Kamu Bekerja Untuk Sesuatu, Maka Semakin Besar Pula Perasaanmu saat Mencapainya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perempuan Bukanlah Makhluk yang Lemah tetapi Makhluk "Penolong"

30 Juni 2021   12:46 Diperbarui: 30 Juni 2021   14:55 817
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meskipun kehadiran perempuan sudah dalam rencana Tuhan sejak semula, realisasinya laki-laki dulu yang hadir di muka bumi. Proses ini di sengaja. Sesudah Tuhan menjadikan hewan darat dan burung, Adam memberi nama untuk masing-masing hewan (Kejadian 2:19). Kemungkinan besar hewan-hewan itu datang berpasangan. Sebab mungkinkah mereka harus berkembangbiak? Ketika mereka berpasangan itulah, mungkin Adam berfikir bahwa seharusnya ia juga memiliki pasangan. Sambil memberi nama ia mencoba melihat-lihat apakah ada figur pasangan yang sepadan di antara makhluk-makhluk itu. Ternyata tidak ada. 

Diam-diam dalam diri Adam sudah timbul kebutuhan akan seorang pasangan yang sepadan dengannya. Kesendirian dan kesepian Adam diselesaikan dengan cara menghadirkan pasangan sepadan yang tak seasal. Hawa berasal dari tanah seperti Adam,namun dari "salah satu rusuknya". Berasal dari diri Adam tidak perlu dimengerti perempuan berhutang eksistensi kepada laki-laki. Kodrat dan posisi perempuan tidak lebih rendah daripada laki-laki karena keduanya sama-sama penyandang gambar Allah. 

Laki-laki dan perempuan berbeda bukan dalam arti perempuan adalah mahluk yang selalu lemah dan selalu perlu perlindungan, justru perempuan itu diciptakan sebagai penolong untuk laki-laki (bnd. Kejadian 2:18). Perempuan adalah mahluk ciptaan yang kuat, tegar serta memiliki daya tahan fisik maupun mental. Perempuan juga kaum yang lebih tahan mengahadapi rasa sters, lebih cepat menuntasakan rasa amarah dan marahnya, mereka lebih sanggup menahan nyeri apapun, dan lebih tenang dalam menenangkan emosi. 

 Banyak karakteristik yang menggambarkan sikap kelebihan yang lebih di unggulkan. Dan semua itu menunjukkan dan menyatakan bahwa perempuan bukanlah sosok yang lemah, tetapi yang kuat.  Tuhan tidak salah mempercayakan kandungan rahim kedalam perut perempuan, dimana suatu tempat kehidupan baru terbentuk. Perempuan sanggup membawa kemanapun dia pergi kemanapun selama sembilan bulan itu lamanya dia mengandung.  Maka kesetaraan antara laki-laki dan perempuan itu tidak perlu di mengerti secara dangkal sebagai kesamaan dalam segala peranan dan juga bentuk aktivitas. 

Sebab Allah telah menciptakan mereka sebagai otoritas Allah sendiri. Laki-laki di ciptakan Allah segambar dan serupa dengan Dia. Begitu juga dengan perempuan itu. Tidak ada perbedaan dalam mereka pada waktu Allah membentuk manusia itu. Sebab Allah sendiri yang menciptakan mereka dan perempuan itu di ciptakan bukan karena keberadaan laki-laki itu, melainkan demi sebuah kehidupan di dunia ni. 

 Kehadiran perempuan dalam hubungannya dengan laki-laki pada awal penciptaan disebut sebagai Ezer Kenegdo. Oleh karena itulah penolong yang sepadan ini memiliki kekuatan dalam segi-segi tertentu agar fungsinya sebagai penolong terealisasi.  Dalam Kejadian 1:27, kodrat perempuan adalah sebagai gambar Allah yang sama derajatnya dengan laki-laki. Sekarang sebagai penolong bukan kodratnya yang agungkan, akan tetapi peranannya dalam hubungan, ikatan suami istri. 

Oleh sebab itu menurut pandangan penulis, yang hendak ditekankan dalam cerita penciptaan dalam Kejadian 1 dan 2 adalah bahwa Allah yang digambarkan sebagai Pencipta merupakan penyebab dari segala sesuatu yang ada. Inilah yang esensi ketimbang mempersoalkan Allah sebagai "Penebusan" atau "Pencipta". Di samping itu, teologi Penciptaan juga harus dipahami bukan sebagai cerita sejarah dalam pengertian modern, melainkan sebagai refleksi iman bangsa Israel dalam memahami Allah yang mereka sembah sebagai Allah yang juga menciptakan segala sesuatu. 

Dalam kekonteks Indonesia, masyarakat perlu mengembangkan kembali pendidikan nilai yang lebih bermoral dan bertanggung jawab. Budaya cinta akan keutuhan ciptaan perlu digerakkan kembali sehingga tindakan-tindakan kekerasan terhadap manusia dan alam dapat dihentikan. Dalam seluruh bidang aktivitas hidup manusia (sosial, politik dan ekonomi) haruslah menjunjung tinggi nilai martabat setiap pribadi manusia yang menghormati alam yang memiliki derajat dan bersifat luhur, sebab berasal dari Allah.

Oleh karena itu demi memelihara dan menjaga keutuhan ciptaan butuh keterlibatan lembaga-lembaga religius dan lembaga-lembaga pendidikan formal maupun non-formal. Lembaga (agama) dan lembaga pendidikan yang lainnya sangat menentukan nasib keutuhan ciptaan di masa depan. Masyarakat-Negara Indonesia perlu melihat hal ini sebagai panggilan teologis, baik itu personal, kolektif maupun hidup berbangsa dan bernegara, sebab kebenaran bahwa realitas kosmos ini memiliki dimensi keselamatan, baik historis maupun eskatologis.

Laki-laki dan perempuan adalah sama-sama ciptaan Tuhan, mereka memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda diberikan Tuhan. Laki-laki akan sulit untuk mencari pekerjaan dan menafkahi keluarganya sedangkan perempuan akan susah saat mengandung dan sulit untuk melahirkan. Namun saat ini sudah banyak pekerjaan laki-laki dapat dilakukan perempuan dan pekerjaan perempuan pun dilakukan oleh laki-laki. Oleh sebab itu, jangan terlalu gampang untuk menilai masa depan dan kekuatan manusia dari pandangan gender saja. Ketika kita kembali dalam  paham akan sejarah penciptaan, perempaun itulah yang paling kuat, sebab dia diciptakan sebagai penolong bagi laki-laki yang lemah yang perlu untuk di tolong. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun