Mohon tunggu...
Francius Matu
Francius Matu Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pemerhati lingkungan pembenci kemunafikan dan pembenaran.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kunjungan Jokowi ke AS adalah Tidak Tepat Momen

27 Oktober 2015   07:49 Diperbarui: 27 Oktober 2015   08:32 590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Disaat seluruh rakyat mengalami penderitaan serangan asap, disitupula Jokowi berangkat ke AS seolah-olah didalam negeri tidak ada permasalahan yang penting yang harus terlebih dahulu di solusi. Kita pertanyakan manajemen tim Kepresidenan yang mengabaikan permasalahan asap yang semakin memekat ini dalam acara kunjungan Jokowi ke AS sehingga seolah olah super kebelet ingin ke AS (ada apa?). Inikah realisasi selogan "Pro Rakyat" yang selama ini dikoar-koarkan oleh dirinya dan para pendukungnya !

Sebaiknya, kunjungan ke luar negeri harus mempertimbangkan kondisi didalam negeri Indonesia dahulu, barulah bisa berangkat ke luar negeri, jika permasalahan didalam sudah bisa disolusi. Sehingga dalam kunjungan ke luar negeri itu, tidak ada pertanyaan negatif yang menyindir dari kepala Negara yang dikunjungi sehingga kedatangan Presiden Indonesia ke luar negeri seakan-akan hanya untuk klarifikasi kebakaran hutan dan asap. Memang mungkin ada pembicaraan tentang ekonomi dan investasi serta penjelasan politik luar negeri Indonesia saat ini yang sedang condong ke China Komunis RRC. Walaupun ada penjelasan yang dalam dan rinci, tetap saja peninjauan politik luar negeri AS terhadap Indonesia memiliki penilaian yang tersendiri dan mereka tentu melihat nyata atas kekentalan hubungan politik Indonesia dengan China Komunis RRC serta bertambah besarnya nilai investasi China Komunis RRC di Indonesia saat ini. Apalagi dengan kasus kecil tentang dihentikannya politik ekonomi Kereta api cepat Bandung Jakarta yang berubah dengan penunjukan langsung, bahwa yang akhirnya untuk membangun proyek KA Cepat Bandung Jakarta adalah China Komunis RRC. Padahal proyek Kereta api cepat Bandung Jakarta tidak terlalu urgen dan penting, karena adanya jalan tol Purbaleunyi yang bisa menempuh 2 Jam saja ke Jakarta Bandung dengan mobil roda empat. Yang harus dibangun adalah jalur kereta api diberbagai propinsi besar, baik untuk manusia dan barang sehingga bisa terhindar dari kemacetan pada lingkar terluar setiap wilayah kota tujuan.

Para politisi AS, masing masing sudah melihat dan mengetahui tentang keseluruhan politik Indonesia dan mereka hanya melihat dari salah satu input berbagai data AS di setiap email para pejabat dan petinggi kita serta keputusan keputusan yang dilakukan oleh Presiden Jokowi. Belum lagi dari berbagai sadapan hubungan telepon didalam komunikasi seluler di Indonesia. Selanjutnya, para Negara besar yang memiliki kepentingan untuk Indonesia, mereka juga memelihara orang-orang Indonesia terpelajar untuk bisa mencuri semua informasi penting Indonesia dan orang-orang ini ada di empat angkatan dan pemerintahan sendiri serta BUMN penting lainnya. Penulis menyampaikan ini, karena kenyataannya para Negara besar melalui jaringan intelijen mereka, bisa mengakses data penting secara rahasia dari berbagai pemilikan perusahaan dibidang pertelekomunikasian dan bidang lainnya. Seharusnya pihak badan Intelijen kita berupa BIN dan lembaga Intelijen lainnya bekerja untuk hal seperti ini disamping tugas lainnya. Dalam hal ini pihak Indonesia selalu dilemahkan dan memang ada pihak terencana konspirasi yang melemahkannya sehingga data dan informasi Indonesia banyak yang selalu bocor ke pihak pihak tertentu di Negara Negara besar asing yang berkepentingan dengan Indonesia.

Oleh karena itu, yang penting bagi Indonesia adalah berbuat senyatanya untuk kemasylahatan seluruh rakyat dan lakukan juga politik ekonomi dan teknologi yang bisa memandirikan kebangkitan ekonomi Indonesia serta kekuatan Indonesia sehingga ketergantungan kepada pihak asing tidak terlalu besar seperti sekarang ini. Sangat terlihat dahalu ketika Jokowi mempromosikan Indonesia dimata dunia berkesan kita Indonesia seolah-olah tidak memiliki apa apa dan sangat berharap setengah mengemis berharap investasi asing sehingga politik ekonomi luar negeri China Komunis RRC bisa mendikte Indonesia dengan satu paket investasi mereka dengan tenaga kerja dari China Komunis RRC juga. Malah para pekerja China ini berani masuk secara illegal ke Indonesia serta tidak ada tindakan yang super keras dari penegakan hukum Indonesia. Inilah yang menjadi permasalahan didalam negeri sementara penduduk warga Indonesia sendiri banyak yang menganggur. Mungkinkah kedatangan Jokowi ke AS hanya untuk missi penting tertutup untuk negosiasi tentang lanjutan investasi PT.Freeport di Indonesia ? Bagi bangsa Indonesia, investasi PT.Freeport selama ini, adalah sangat merugikan bangsa dan Negara Indonesia. (Francius Matu)

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun