Mohon tunggu...
Francius Matu
Francius Matu Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pemerhati lingkungan pembenci kemunafikan dan pembenaran.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pergumulan Iman-ku Dalam Salib

14 Desember 2014   15:01 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:20 595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14185186901024427969

Penyembahan serta pemujaan kepada dewa Sol sebagai dewa paling tinggi disebut Heliolatri yang merupakan bagian ritual keagamaan kekaisaran Romawi yang mempercayai banyak dewa. Sebelum kekristenan masuk Romawi, pada saat Kaisar Theodosius 381, agama resmi (religio licita) orang-orang Romawi adalah penyembah kepada Matahari (heliolatry).

Sebelum kekristenan lahir dan tersebar di seantero kekaisaran Romawi dan kemudian dijadikan satu-satunya agama resmi (religio licita) kekaisaran melalui dekrit Kaisar Theodosius pada tahun 381, orang Romawi melakukan penyembahan kepada Matahari (= heliolatri). Dewa Matahari atau disebut Sol sebagai pusat keilahian dan merupakan wujud tunggal dari berbagai kumpulan para dewa yang juga disembah oleh sebagian penduduk kekaisaran Romawi. Penyembahan itu diantaranya kepada Dewa Apollo, Dewa Mithras, Dewa Elah-Gabal.

Dalam ritual keilahian Romawi, penyembahan kepada Dewa Matahari, tanggal 25 Desember ditabalkan merupakan hari perayaan religius paling utama untuk pemujaan kepada Dewa Sol. Sehingga tanggal 25 Desember juga dijadikan sebagai hari kelahiran Dewa Sol (Dies Natalis Solis Invicti).

Ketika kekristenan menyebar kedalam kekaisaran Romawi, para penggospel dan penulis Kristen menjadikan momen Sol Invictus sebagai taktik misiologis Kristen, sehingga Yesus Kristus menjadi Matahari yang tak terkalahkan itu. Dibuatlah teks Mazmur 19:5c-6 ("Ia memasang kemah di langit untuk Matahari yang keluar bagaikan Pengantin laki-laki yang keluar dari kamarnya, girang bagaikan pahlawan yang hendak melakukan perjalanan") pada Maleakhi 4:2 (".... Bagimu akan terbit Surya Kebenaran dengan kesembuhan pada sayapnya.") serta Lukas 1:78 ("Olah rahmat dan belas kasihan Tuhan kita, dengan mana Ia akan melawat kita, Surya Pagi dari tempat yang tinggi"). Inilah sebagai landasan kuat Yesus Kristus dijadikan sebagai Sol Invicrus yang sesungguhnya yang diambil dari kepercayaan kuno Romawi.

Dari argumentasi inti diatas, jelaslah bahwa tanggal 25 Desember bukanlah hari kelahiran Yesus Kristus yang sebenarnya di kota Nazaret. Peristiwa Yesus Kristus dilahirkan pada saat itu tidak menjadi perhatian banyak orang, hanya ketika Yesus menjadi Kristus-lah saat itu dipercaya sebagai juru selamat Yesus menjadi pusat perhatian dan cerita-cerita pemujaan yang menghebatkan tentang kelahirannya pun di karang dan disusun.

Dari berbagai perdebatanku dengan beberapa Pendeta dan Pastor, aku tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan yang bisa memberi jawaban tuntas atas pergumulan Iman-ku. Jawaban yang didapat hanya sebagai "harus percaya" sebagai orang percaya yang didalamnya hanya sebagai pembenaran belaka.

Ketika pertanyaan-ku selanjutnya tentang Beibel Matius 10:34 : "Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi ; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang."

Beibel Lukas 12:49-51 :"49 : Aku datang untuk melemparkan api ke bumi dan betapakah Aku suka citanya harapkan, api itu telah menyala! ; 50 : Aku harus menerima baptisan, betapakah susahnya hatiku sebelum hal ini berlangsung! ; 51 : .. Kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai dan keamanan di atas bumi? Bukan, kataKu kepadamu, bukan damai, melainkan pertentangan dan perselisihan."

Sebagian orang Kristen mengatakan bahwa Perjanjian Lama sudah tidak menjadi acuan lagi, bahkan Alkitab merupakan tulisan yang manuscriptnya telah berproses dalam waktu berabad-abad yang mengalami sejarah perang, bencana alam yang merupakan bagian tambahan karangan manusia, kemungkinan tidak lengkap adalah sangat besar begitu juga dalam penterjemahannya dari bahasa Romawi kedalam berbagai bahasa.

Pemaksaan kasar menjadikan seorang istri, disyahkan atas dasar yang tertulis dalam : Ulangan 22:28 "Apabila seseorang bertemu dengan seorang gadis, yang masih perawan dan belum bertunangan, memaksa gadis itu tidur dengan dia, dan keduanya kedapatan".
22:29 "maka haruslah laki-laki yang sudah tidur dengan gadis itu memberikan lima puluh syikal perak kepada ayah gadis itu, dan gadis itu haruslah menjadi isterinya, sebab laki-laki itu telah memperkosa dia; selama hidupnya tidak boleh laki-laki itu menyuruh dia pergi."

Bagaimana perasaan seorang wanita, jika ini banyak terjadi dikalangan kehidupan masyarakat.

Sungguh sangat banyak hal-hal yang wajar bisa ditanyakan kepada para petinggi agama Kristen dalam isi Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Tapi jawaban standard yang sangat normatif dipastikan kita dapatkan dan temukan. (Francius Matu)


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun