Mohon tunggu...
Francius Matu
Francius Matu Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pemerhati lingkungan pembenci kemunafikan dan pembenaran.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Tulisan Buruk Rupa Si Master Summa Cumlaude

25 Februari 2015   13:37 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:32 597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Jawab 3. Bagaimana dia mengatakan saya bodoh dan bebal ? Kalau saya bodoh dan bebal, tidak akan bisa membuat tulisan-tulisan di Kompasiana dan tulisan seperti ini yang membuat Nararya suka juga membalas tulisan saya yang disertai emosinya. Artinya tulisan saya sangat berhasil mengkocok emosi dirinya dan berhasil menggoncangkan wawasan sesat pikirnya. Jadi, yang bodoh dan bebal itu siapa ? jawabnya adalah Nararyanggadas (Pdt. Nararya) sendiri.

Jawab 4. Inilah kemunafikan Pdt. Nararya dia tidak mau mengakui apa yang telah dia katakan bahwa ukuran bodoh tidaknya seorang Kompasianer adalah tidak pernah HL/TA. Yang ditegaskan sendiri oleh Nararya "setahu saya begitu.... hahahaha". Pada butir ini, samalah si Nararya mengatakan kepada seluruh Kompasianer : "Hei para penulis Kompasianer yang tidak punya dua gelar master apalagi tidak lulus summa cumlaude apa yang bisa anda lakukan ? Anda semua bodoh dan saya pintar. Cuma bisa nulis itu doang dan tidak HL atau TA lagi di Kompasiana !? Ini, lihat saya, banyak tulisan-tulisan saya yang di-HL dan di TA-kan". Artinya saya paling pintar diantara kalian semua para Kompasianer. Dia memakai jurus ngeles apologia dengan mengambil perumpamaan salah : "karena kalau saya menyatakan saya pintar, tidak berarti bahwa Anda sekalian bodoh. Kalau saya menyatakan istri saya cantik, tidak berarti istri Anda jelek kan?". Yang jelas perumpamaan itu dia pakai untuk pembenaran motif awal yang sebenarnya sebuah kesombongan. Justru si Pdt.N mengatakan dan meproklamirkan : "saya pintar dan anda sekalian bodoh karena banyak tulisan saya yang HL-TA". Artinya, si Pdt.N juga menyatakan : "istri saya cantik dan istri anda semua jelek" Inilah yang sebenarnya tudingan dia memakai nama saya dengan tujuan sasaran tembak seluruh Kompasianer lainnya.

Jawab 5. Ini adalah cara si Nararya memprovokasi para Kompasianer dengan mengatakan Francius Matu adalah seorang penipu dan suka memprovokasi SARA, sehingga semua tulisannya jangan dipercaya. Hanya para Kompasianer lainnya yang bisa menilai setiap tulisan saya. Untuk apa Nararya menilai berbagai tulisan saya seperti itu kalau memang dia ketakutan dengan dampak pengaruh positip atas tulisan saya kepada pembaca lainnya. Alangkah naifnya dan bodohnya si Nararya mengatakan saya bebal. Sesungguhnya Nararya-lah yang konsisten bebal. Lucunya si Pendeta Nararya mengapa sangat membenci beberapa tulisan saya ? Padahal tulisan itu hanya menyampaikan dan mengangkat berbagai ayat didalam Bibel yang penuh dengan ketidak sesuaian serta ketidak cocokan moral dan itu dikatakan sebagai provokasi seterusnya itu sebagai kegalauan dari banyak orang percaya lainnya. Inilah kesesatan pikir yang apologia rendahan  dialami Nararya yang sok pintar itu dan kenyataannya sebaliknya. Lalu mengapa Nararya sangat takut dengan tulisan Francius Matu tentang cuatan tulisan Bibel (PL-PB) kalau dia bukan seorang Pendeta yang sedang memimpin jemaatnya ? Mengapa ke-pendetaannya baru disanggah sekarang, bukan sejak awal perbedaan ini.

Inilah kalimat KESOMBONGAN Pdt. Nararya yang dipamerkan didepan para Kompasianer yang katanya sebagai reductio ad absurdum padahal ini adalah sesungguhnya sebagai appeal to motive fallacy yang dipamerkan secara dungu dari Pdt.Nararya sendiri :

"Sebaliknya, saya pintar dengan dua gelar master dan lulus dengan predikat summa cum laude. Dan di Kompasiana, sudah sangat banyak tulisan-tulisan saya yang di-HL dan atau TA. Itu bukti bahwa saya pintar. Anda mau balik ke sini nuding saya sombong lagi kalau saya ngomong begini? Ya, saya sengaja pamer kepintaran saya, lalu apa yang bisa Anda pamerkan, Francius?"(Nararya)

Kalimat ini pasti dibingkai untuk memori paling buruk dalam pikiran para pembaca lainnya di Kompasiana untuk mengidentifikasi kualifikasi Pendeta Nararyanggadas (Nararya). Silahkan para pembaca dan Kompasianer nilai sendiri pernyataan kesombongan tersebut. Apalagi ada kalimat penegasan Pdt.N "Ya, saya sengaja pamer kepintaran saya, lalu apa yang bisa Anda pamerkan, Francius?". Sudah saya jawab.

Nararyanggadas (Pdt. Nararya) sangat kotor untuk cerdik ngeles serta akrobatik dalam menjawab dibalut dalam istilah asing (teknik apologia), karena dia memang master Apologia yang sangat hypokrit yang dia pelajari dan sangat disayangkan diantara begundal-pengembiranya sangat terlihat tidak memiliki kemampuan dalam memperbaiki diri dan koreksi atas cara menulisnya Nararya dan mereka sebagai para pendukung hanya setingkat pengembira tanpa ada yang berani menasihati Nararya untuk lebih baik dan santun dalam menulis di Kompasiana ini. Selanjutnya Nararyanggadas (Pdt. Nararya) rupanya sangat menikmati komentar dari para pengembira tersebut yang sebenarnya sedang mejerumuskan dirinya kelubang terdalam yang sedang digali sendiri. (Francius Matu)

Tulisan tidak HL-TA bukti Kebodohan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun