Mohon tunggu...
Gregorius Nyaming
Gregorius Nyaming Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Hanya seorang anak peladang

Seorang Pastor Katolik yang mengabdikan hidupnya untuk Keuskupan Sintang. Sedang menempuh studi di Universitas Katolik St. Yohanes Paulus II Lublin, Polandia.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Artikel Utama

Muatan Filsafat Personalisme dalam Kearifan Berladang Suku Dayak

9 Desember 2021   17:09 Diperbarui: 10 Desember 2021   01:40 540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warga sedang menanam padi (nugal) di ladang.| Dokumentasi pribadi.

Dengan menyajikan pemahaman tentang kompleksitas dan kekayaan realitas manusia dari perspektif personalisme, para filsuf itu ingin agar martabat manusia sebagai nilai absolut yang patut dihormati selalu dijunjung tinggi.

Dalam lingkup Gereja Katolik, Karol Wojtya yang kemudian dikenal sebagai Paus Yohanes Paulus II merupakan salah satu nama yang patut ditempatkan di urutan teratas ketika berbicara tentang martabat luhur pribadi manusia.

Pemikirannya tentang manusia bukan berangkat dari ruang kosong, melainkan dari pengalaman personal serta sesama saudaranya warga Polandia.

Dalam hidupnya ia telah banyak menyaksikan dan mengalami sendiri kepahitan dan kesengsaraan hidup anak manusia akibat konflik, kekerasan dan peperangan. Bahkan nyawanya sendiri hampir hilang saat ditembak oleh Mehmet Ali Agca di lapangan Basilika Santo Petrus pada 13 Mei 1981.

Pengalaman-pengalaman mengerikan itu menjadi dasar bagi Bapa Suci dalam meletakkan pengajarannya tentang martabat luhur manusia, laki-laki dan perempuan, secara mendalam dan holistik.

Ensiklik Evangelium Vitae (Injil Kehidupan) adalah salah satunya. Di situ ia mengajarkan bahwa hidup manusia menampilkan Allah di dunia, menandakan kehadiran-Nya dan mencerminkan kemuliaan-Nya. Manusia dikaruniai martabat yang amat luhur (art. 34).

Apa yang dituangkan dalam pengajaran, beliau ejawantahkan dalam kehidupan nyata. Lihatlah ketika ia datang berkunjung ke berbagai belahan dunia (ke Indonesia pada tahun 1989), ia akan selalu menyambut dan memeluk dengan penuh kasih siapa saja yang datang kepadanya.

Tindakannya selalu mencium bumi ketika tiba di tempat yang ia kunjungi, juga menjadi ungkapan rasa cinta dan hormatnya terhadap manusia.

***

Filsafat personalisme, jika mau diringkas, sesungguhnya berbicara tentang kedua hal mendasar yang saling terkait erat, tak terpisahkan. Pertama, tentang kodrat manusia. Kedua, yang mengalir dari yang pertama, kodrat sosial manusia.

Meski merupakan hal yang mendasar, dalam praktiknya kita masih sering menjumpai terjadinya pelecehan dan penindasan terhadapnya. Khususnya terhadap kodrat manusia yang diyakini baik, kudus dan bernilai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun