Gereja Katolik Polandia, sama seperti Gereja Katolik di seluruh dunia, juga sudah memasuki masa Adven. Umat Allah di negara asal St. Paus Yohanes Paulus II ini juga sedang mempersiapkan diri masing-masing untuk menyambut kelahiran Sang Juru selamat.
Namun, ada sebuah kekhasan tersendiri dalam liturgi Gereja Katolik Polandia selama masa Adven ini. Tradisi liturgi tersebut ialah Misa Roraty.
Misa Roraty sejatinya hendak memberikan penghormatan secara khusus kepada Perawan Maria atas perannya yang amat penting dalam tata keselamatan.
Hal ini dapat dilihat dari rumusan liturgi, baik doa-doa maupun prefasi, menggunakan rumusan misa untuk Perawan Maria. Demikian juga lagu-lagu yang dinyanyikan, beberapa di antaranya ialah lagu Maria.
Sebuah lilin khusus yang dihiasi dengan pita berwarna biru atau putih (roratka), sebagai simbol dari Perawan Maria, Sang Bintang Pagi (Gwiazda Zaranna/Stella Matutina) dan di tempatkan di atas altar atau di depan ikon Bunda Maria, juga hendak menunjukkan kekhasan dari misa ini.
Lahirnya tradisi Misa Roraty ini tentunya selaras dengan apa yang ditandaskan oleh Konsili Vatikan II dalam dokumen Konstitusi tentang Liturgi Suci (Sacrosanctum Concilium): "Dalam merayakan lingkaran tahunan misteri-misteri Kristus itu, Gereja Suci menghormati Santa Maria Bunda Allah dengan cinta kasih yang istimewa karena secara tak terceraikan terlibat dalam karya penyelamatan Putranya.Â
Dalam diri Maria, Gereja mengagumi dan memuliakan buah penebusan yang seba unggul, dan dengan gembira merenungkan apa yang sepenuhnya dicita-citakan dan didambakan sendiri bagaikan dalam citra yang paling jernih" (art. 103).