Dalam beberapa kesempatan, bila kasus ini terjadi, keluarga yang bersangkutan akan melakukan ritual dan mempersiapkan sesajen sesuai dengan apa yang dipesankan dalam mimpi.
Setelah ritual adat itu dibuat, barulah proses perladangan bisa dilanjutkan kembali. Namun, ada beberapa jenis mimpi yang dalam kepercayaan suku Dayak Desa sama sekali tak bisa ditawar. Bila mengalami mimpi tersebut, mereka harus menghentikan seluruh proses perladangan di tempat yang sudah ditentukan.
Dalam alam kepercayaan suku Dayak Desa, pengabaian terhadap mimpi bisa mendatangkan bencana atau penyakit. Bukan hanya bagi keluarga, melainkan juga bagi anggota masyarakat yang lain.
Begitu pentingnya peran para leluhur, warga harus mengadakan ritual adat pati apabila lokasi makam leluhur termakan api selama proses pembakaran ladang. Ritual adat ini wajib dilakukan sebagai bentuk permohonan maaf kepada para leluhur karena telah mengusik rumah kediaman mereka. Selain itu, ritual adat ini juga bertujuan untuk memulihkan relasi harmonis yang sudah sedikit terganggu. Pemulihan tersebut harus dilakukan agar ke depannya segala usaha dan jerih payah mereka dalam berladang diberkati dan direstui oleh Petara Nan Agung, leluhur dan alam semesta itu sendiri.
***
Dari pemaparan di atas memang harus diakui bahwa alam dan roh leluhur selain mendatangkan berkat dan perlindungan, kadangkala juga menampilkan wajah yang menakutkan sehingga muncul rasa takut dalam diri para petani. Namun, apakah rasa takut yang kerap muncul itu kemudian harus dilihat sebagai penghalang bagi mereka untuk dengan bebas mengasihi Pencipta, sesama dan alam?
Dalam hemat saya, rasa takut tersebut barangkali tidak harus langsung dilihat dalam kaitannya dengan perkara bebas atau tidaknya mereka mengasihi Tuhan dan sesama, tetapi mesti dilihat dalam kaitannya dengan sikap dan perlakuan mereka terhadap alam. Dengan adanya rasa takut itulah, mereka akan memperlakukan alam dengan bijaksana, penuh hormat dan beradat. Mereka akan selalu mendengarkan dan mematuhi apa yang dipesankan oleh leluhur agar hidup mereka selamat dan jerih payah mereka dalam berladang mendatangkan hasil yang baik.
Begitulah. Rasa takut terhadap alam dan leluhur bukan untuk menunjukkan ketidakdewasaan kepribadian para petani, melainkan justru menunjukkan bahwa para petani adalah manusia-manusia yang berkeutamaan. Manusia-manusia yang tahu kapan harus berkata cukup. Manusia-manusia yang hidupnya tidak diperbudak oleh nafsu keserakahan.
Salam Budaya
GN, 25 Februari 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H