Bila kita mau merangkum pendapat-pendapat di atas, ada dua tujuan dan manfaat pokok dari aktivitas menulis: untuk kebaikan diri sendiri dan untuk kebaikan para pembaca.
Namun, apakah aktivitas menulis yang kita lakukan hanya sebatas pada kedua aspek di atas tujuan dan manfaatnya? Adakah tujuan lain yang lebih besar dari pada itu? Terciptanya masyarakat yang berkeadaban, misalnya?
Saya tentu tidak bermaksud mengatakan kalau keempat sahabat kita di atas tidak mencita-citakan terwujudnya masyarakat yang berkeadaban. Begitu banyak artikel yang sudah mereka tulis menjadi bukti betapa mereka ingin turut menyumbang sesuatu untuk kebaikan dan keadaban masyarakat kita.
Kembali ke topik. Ya. Terwujudnya masyarakat yang berkeadaban adalah cita-cita yang diimpikan oleh Alfred North Whitehead. Cita-cita tersebut ia tuangkan dalam dalam salah satu bukunya, yakni Petualangan Gagasan (Adventures of Ideas). Dalam bukunya tersebut, Whitehead menyatakan bahwa "sebuah masyarakat disebut berkeadaban kalau para warganya berpartisipasi dalam lima kualitas, yakni Kebenaran, Keindahan, Petualangan, Seni dan Kedamaian." Â
Pemikiran Whitehead, dalam hemat saya, mempunyai kaitan yang sangat erat dengan aktivitas kita menulis di K ini. Secara khusus bila kita mengambil kualitas Petualangan sebagai fokus perhatian. Dalam konteks ini, aktivitas menulis di K bukan hanya sekadar sebagai ajang penyaluran hobi, melainkan sebagai sebuah petualangan gagasan, yang arah dan cita-citanya ialah terwujudnya masyarakat yang berkeadaban.
Whitehead melihat bahwa Petualangan (Adventure) juga merupakan unsur penting dalam peradaban. Menurutnya, ada tiga prinsip penting yang mendasari pentingnya Petualangan dalam masyarakat yang berkeadaban. Ketiga prinsip tersebut ialah prinsip proses, prinsip keterbatasan dan prinsip individualitas.
Prinsip proses hendak memaksudkan bahwa kebudayaan perlu dimengerti secara dinamis sebagai kata kerja dan bukan kata benda. Tidak ada puncak budaya yang tak mungkin berubah lagi. Prinsip keterbatasan juga mendasari pentingnya Petualangan. Setiap capaian budaya, setinggi apa pun, selalu memiliki keterbatasan.
Prinsip yang ketiga yakni prinsip individualitas mau menekankan pentingnya kebebasan individu. Masyarakat yang berkeadaban, menurut Whitehead, memang mencita-citakan terwujudnya Kedamaian dan Keselarasan sosial. Akan tetapi, cita-cita dan upaya perwujudannya tidak boleh mengorbankan kebebasan individu. Untuk itu, ruang bagi Petualangan Gagasan guna mewujudkan alternatif yang mungkin dan membawa pembaruan, harus tetap disediakan.
Kompasiana tiada lain adalah salah satu ruang bagi petualangan gagasan guna terjadinya pembaruan, yakni masyarakat yang berkeadaban. Akan tetapi, petualangan gagasan seperti apa yang harus kita jalani? Petualangan yang bebas tanpa ikatan dan aturan?
Whitehead memang menekankan kebebasan individu. Namun penekanan ini tentu tidak dipahami sebagai sebuah ajakan bagi manusia untuk hidup hanya menuruti keinginan dan nafsu mereka semata. Dengan kata lain, ada aturan dan norma yang harus ditaati. Bila setiap individu hanya menuruti keinginan dan nafsu masing,masing, bukan masyarakat beradab yang tercipta, melainkan masyarakat yang biadab.
Dari pemahaman di atas, kehadiran Kompasiana rasanya tak diragukan lagi selaras dengan cita-cita yang diimpikan oleh Whitehead. Dalam hal apa keselarasan tersebut dapat kita temukan? Menurut pandangan saya, keselarasan tersebut terdapat dalam SYARAT DAN KETENTUAN, khususnya dalam hal KETENTUAN KONTEN no. 11.4, yang berbunyi: