Mohon tunggu...
Gregorius Nyaming
Gregorius Nyaming Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Hanya seorang anak peladang

Seorang Pastor Katolik yang mengabdikan hidupnya untuk Keuskupan Sintang. Sedang menempuh studi di Universitas Katolik St. Yohanes Paulus II Lublin, Polandia.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kasus Nge-Prank Isi Sampah dan Kaitannya dengan Ketakjuban sebagai Awal dari Filsafat

3 Agustus 2020   06:13 Diperbarui: 3 Agustus 2020   07:29 590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Youtuber asal Palembang Edo Putra yang membagikan daging isi sampah kepada emak-emak. Sumber: tribunnews.com

Sungguh memprihatinkan memang hanya demi menambah yang like atau subscriber menggunakan konten yang melecehkan martabat sesama manusia. Maksud saudara Edo Putra tentu sangat baik karena berniat memberi sedekah kepada sesama. Jika saja dia menggunakan cara yang lebih kreatif dan manusiawi tentu saja pujian akan didapatkan dan juga orang akan senang berkunjung ke channel Youtubenya. Namun begitulah jadinya ketika sudah termakan nafsu untuk menjadi tenar atau viral.

Takjub itu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai: kagum; heran (akan kehebatan, keindahan, keelokan seseorang atau sesuatu). Rasanya agak sulit untuk menemukan di mana letak kehebatan atau keindahan dari aksi nge-prank Edo Putra yang bisa membuat kita takjub atau kagum kepadanya. Belum lagi bila kita melihat banyaknya hujatan dan kata-kata kasar dari para Netizen.

Tulisan ini berkisar pada soal ketakjuban dan filsafat. Maka dari itu,  sebagai manusia selalulah berusaha untuk merasa takjub agar kita bisa melahirkan permenungan-permenungan filosofis yang indah dan mendalam, dan juga karya-karya indah lainnya sesuai dengan talenta yang telah Tuhan berikan kepada kita.

Dan sebagai manusia yang dianugerahi akal budi, kehendak bebas dan hati nurani, berusalah  menggunakan semuanya itu untuk berbuat kebaikan serta untuk memanusiakan manusia.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun