Mohon tunggu...
Gregorius Nyaming
Gregorius Nyaming Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Hanya seorang anak peladang

Seorang Pastor Katolik yang mengabdikan hidupnya untuk Keuskupan Sintang. Sedang menempuh studi di Universitas Katolik St. Yohanes Paulus II Lublin, Polandia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenal Beberapa Seni dan Budaya dalam Suku Dayak Desa

21 Juli 2020   05:56 Diperbarui: 21 Juli 2020   05:55 1265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gong (tawak) digunakan dalam adat ngamik calon bini/laki (menjemput calon istri/suami) dalam suku Dayak Desa. Sumber: Dokumen pribadi.

Dari namanya kita sudah bisa mengetahui bahwa tarian Ngajat ini dipersembahkan untuk menerima tamu-tamu terhormat yang datang berkunjung.

Tarian ini dibawakan oleh seorang penari laki-laki dan diiringi beberapa penari wanita lengkap dengan pakaian adatnya masing-masing. 

Tarian Ngajat Ngalu ke Temuai (Ngajat Menyambut Tamu). Sumber: Dokumen pribadi.
Tarian Ngajat Ngalu ke Temuai (Ngajat Menyambut Tamu). Sumber: Dokumen pribadi.

Seni Suara

Kana adalah suatu bagian dari tradisi lisan Dayak Desa  yang berbentuk cerita lirik, semacam syair panjang yang dituturkan oleh orang-orang tertentu, yang telah memiliki syarat-syarat tertentu (misalnya, usia, keturunan, dan tentu juga keahlian). Cara menceritakannya disebut bekana.

Kana memiliki lagu dan birama tersendiri sehingga menghasilkan bunyi yang indah. Kana bercerita tentang kehidupan manusia di langit dan terkadang mereka juga turun ke bumi. Isi ceritanya adalah tentang percintaan dan kehidupan.

Ada beberapa tokoh kana. Tokoh laki-lakinya ialah Kelieng, Landai, Romuyan, Bedai, Laja, Pesampang dan Manu' Babari. Sedangkan tokoh perempuannya ialah Kumang, Panti, Sinyo dan Belunan.

Dalam suku Dayak Desa, sejauh yang penulis amati dan alami, kana ditampilkan pada fase atau peristiwa khusus dan penting dalam hidup perseorang maupun bersama.

Sebagai contoh pada saat pesta syukur atas hasil panen (Gawai), pesta perkawinan, pindah rumah baru, ngamik semengat padi, atau juga dalam kesempatan-kesempatan khusus lainnya.

Isi dari kana atau  buah kana, selalu disesuaikan dengan fase atau peristiwa tersebut. Karena itu, kana selalu dibawakan oleh mereka yang dipandang ahli dalam bidangnya.

Kana biasanya dilagukan oleh satu orang yang sungguh menguasai jalannya cerita. Kadang juga dilakukan dengan saling bersahutan dengan catatan pe-kana  menguasai jalannya cerita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun