Mohon tunggu...
Francis Jeremiah Justin
Francis Jeremiah Justin Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

CC'26

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menjejak Kehidupan Pengungsi Rohingya di Indonesia

28 April 2024   21:34 Diperbarui: 28 April 2024   21:40 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Francis Jeremiah Justin Lesmana

Kedatangan pengungsi Rohingya di Indonesia, khususnya di daerah Aceh menjadi sebuah kasus yang cukup kontroversial di Indonesia. Pengungsi ini disambut dengan hangat oleh warga Aceh, namun justru melakukan tindakan yang tidak pantas di Indonesia sebagai timbal baliknya. Sehingga kedatangannya diwarnai oleh sentimen yang negatif oleh warga Indonesia. Pengungsi rohingya ini menjadi sebuah permasalahan di Indonesia karena terdapat pihak yang mau menerima dan menolaknya. 

Sebab jumlah pengungsinya terus bertambah sehingga memenuhi kapasitas penampungan yang terbatas dan memakan dana yang tidak sedikit, tetapi terdapat tuntutan dari berbagai pihak salah satunya UNHCR untuk menampung para pengungsi itu di Indonesia. Sehingga desakan dari para masyarakat terus bermunculan agar pemerintah membuat tindakan yang tegas apakah Indonesia masih menerima pengungsi tersebut atau tidak.

Siapakah Rohingya?

Rohingya merupakan sebuah kelompok etnis Muslim yang telah hidup berabad-abad di negara Myanmar. Mereka hidup di kawasan Arakan sejak tahun 1420 di zaman Raja Suleiman Shah. Rohingya adalah minoritas di negaranya, sebab Myanmar merupakan sebuah negara bercorak agama Buddha. 

Selama 3 abad kekuasaan Arakan yang Islam itu berdiri sebelum akhirnya dikuasai kembali oleh Kerajaan Myanmar di tahun 1720. Kemudian kawasan Arakan dikuasai oleh koloni penjajah dari Inggris di tahun 1824. Identitas dan kewarganegaraan dari masyarakat di kelompok Rohingya semakin hilang pada periode perang dunia II di tahun 1824 - 1942 dimana daerah Arakan yang awalnya relatif aman, lama-kelamaan peperangan menggerus kemungkinan etnis Rohingya untuk hidup di Arakan. 

Pada tahun 1942, Jepang memukul mundur Birma dan Inggris dari Arakan yang membuat wilayah tersebut tidak memiliki sebuah sistem kekuasaan yang bisa direbut oleh siapapun. Sehingga terjadi kekerasan antara Muslim Rohingya dan Muslim Rahine. Rohingya dibantai habis-habisan dan memaksa mereka untuk mulai bermigrasi ke Bengal. 

Selanjutnya, muncul juga ketegangan antara pemerintah dengan masyarakat Rohingya dengan adanya kemerdekaan Birma di tahun 1948. Hal itu menyebabkan ribuan penduduk Rohingya mencari perlindungan di India dan Pakistan. Tetapi hak warga negara mereka ditolak sehingga diminta untuk kembali ke Birma. Disana, penolakan terhadap muslim Rohingya pun mulai muncul. Diskriminasi terhadap Rohingya terjadi dengan aksi pengusiran, pembunuhan, pembakaran pemukiman, hingga pemerkosaan. 

Apa Akibatnya? 

Muslim Rohingya sering disebut sebagai manusia tanpa negara. Mereka telah melakukan migrasi ke berbagai negara, tetapi tak semua negara menerimanya. Upaya pengusiran Rohingya dari tanah Arakan kerap dilakukan oleh pemerintah Birma yang sekarang menjadi Myanmar, sehingga mereka mencari negara lain sebagai tempat pengungsian seperti Bangladesh. Tetapi kehidupan mereka di Bangladesh tidak lebih menyenangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun