Aku tak ingat kapan terakhir kali melihat pelangi. Â Yang kuingat bila pelangi muncul aku selalu mengamatinya dengan kagum.Â
Biasanya aku melihatnya kala hujan baru saja reda, meninggalkan sisa basah di alam sekitarnya, dan sinar mentari tipis mulai kembali terlihat di langit, saat itulah aku melihat bias cahaya berwarna-warni itu muncul di langit yang berbentuk busur melingkar. Kadang terlihat seperti sebuah jembatan panjang yang menghubungkan langit dan bumi. Sebuah fenomena alam yang indah dan mengagumkan. Namun, kita tidak bisa selalu melihatnya walau pada situasi alam yang sama. Dia bisa muncul, bisa juga tidak.
Hari ini aku melihat pelangi. Aku mencatatnya di buku harianku.
Pelangi itu muncul di langit peradilan di negeri ini.
Sebuah keadilan yang dinanti-nanti oleh sangat banyak orang. Orang-orang yang mendukung keadilan dan kebenaran untuk seluruh rakyat di negeri ini. Sebuah penantian yang cukup lama dan diliputi dengan rasa harap-harap cemas. Sebab apa yang dinanti-nanti itu bisa muncul, tapi bisa juga tidak. Â Akankah keadilan itu juga ada bagi kaum kecil? Kaum lemah yang masih sering mendapatkan ketidakadilan.
Dan ternyata keadilan itu nyata ada hari ini dalam ruang persidangan pengadilan bagi sebuah kasus pidana besar dan berat yang sangat menyita perhatian masyarakat. Sebuah keadilan bagi seorang justice collaborator. Seorang terdakwa yang menjadi penguak fakta yang berani mempertaruhkan keselamatannya demi sebuah kebenaran. Ia yang terseret dalam kasus ini karena posisinya yang lemah sebagai seorang bawahan. Dan sempat mendapatkan ketidakadilan untuk statusnya sebagai saksi pelaku yang mau bekerja sama unuk terangnya kasus.
Keadilan hari ini tak hanya dirasakan olehnya, akan tetapi juga bagi keluarga korban, dan seluruh masyarakat yang selalu mendambakan hadirnya keadilan bagi semua orang di negeri ini tanpa kecuali. Â
Seperti pelangi di langit yang mempunyai rupa-rupa warna yang indah, ada rupa-rupa nilai penting dalam peristiwa ini bagi kehidupan bersama manusia. Nilai-nilai yang membuat pelangi ini dapat terwujud. Hal-hal yang tidak begitu saja mudah dan berani dilakukan oleh banyak orang.
Ada kejujuran dan keberanian menyatakan kebenaran di dalamnya.
Ada kebesaran hati untuk memohon maaf atas kesalahan yang telah diperbuat dan kebesaran hati memberikan maaf.Â
Ada ketegaran menjalani jalan yang sulit demi sebuah kebaikan yang besar.
Ada hati nurani yang digunakan dalam membuat keputusan yang adil.
Dan adanya orang-orang yang mencintai keadilan di negeri ini yang bersatu dan terus berjuang untuk mewujudkan keadilan.
Seperti pelangi yang muncul di langit setelah hujan usai, yang merupakan fenomena alam ciptaan Tuhan. Pelangi yang mucul di langit peradilan hari ini, tentulah juga karena tangan Tuhan yang berkarya di dalamnya.
15 Februari 2023
Oleh:
Francisca S
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H