Mohon tunggu...
Francisca S
Francisca S Mohon Tunggu... Guru - Amicus Plato, sed magis amica veritas

Pengajar bahasa, Penulis novel: Bisikan Angin Kota Kecil (One Peach Media, 2021)

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Tempat Nongkrong Baru Berkonsep Ruang Terbuka Hijau di Jaksel

23 Desember 2022   12:14 Diperbarui: 23 Desember 2022   12:43 1085
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Urban Forest Cipete - Sumber: koleksi pribadi

Mata saya menangkap sesuatu yang menarik saat melihat sebuah unggahan akun medsos milik MRT Jakarta kala itu. Judulnya adalah 'Tempat Hangout Baru di Sekitar Stasiun Cipete Raya'.  

Meskipun bukan pengguna moda transportasi Jakarta yang satu ini, bahkan belum pernah mencobanya satu kali pun, tapi saya suka membaca posting-an di media sosialnya yang sering memberikan info tentang seputaran kota Jakarta.

Kali ini ada dua hal yang menarik perhatian saya pada unggahannya yang berupa video itu. Yang pertama, info tentang adanya sebuah restoran piza baru di wilayah Jaksel.

Dan yang kedua, resto itu berada di sebuah ruang terbuka hijau yang luas dan sepintas terlihat asri. Sebuah konsep yang berbeda untuk restoran piza di Jakarta yang kebanyakan berada di dalam bangunan mal. 

Sebagai seorang pizza lover, dan kawasan itu juga daerah yang sudah lama saya kenal dan cukup sering saya lewati, info ini membuat saya cukup tergoda untuk datang mencoba menikmati piza dengan suasana yang berbeda yang sepertinya terlihat nyaman. Dan saya pun mencari tahu lebih jauh tentang tempat ini.

Seperti yang disebutkan dalam unggahan tersebut. Tempat ini berada di kawasan Cipete, berjarak hanya 140 meter dari stasiun MRT Cipete Raya. 

Tepatnya berada di Jl RS Fatmawati No. 45. Berupa sebuah area taman yang luas dengan berbagai tanaman hijau, semacam hutan kota, seperti namanya, Urban Forest Cipete.

Beberapa tenant terdapat di dalamnya yang menghadirkan berbagai macam pilihan makanan dan minuman. Masih terbilang baru, taman yang asri ini mulai dibuka setiap hari untuk umum pada bulan Agustus yang lalu.

Kehadiran green space ini sendiri, awalnya terinspirasi oleh kecintaan pendirinya terhadap pepohonan yang kemudian berlanjut dengan mengoleksi berbagai pepohonan eksotik dari seluruh Indonesia. 

Semula tempat ini direncanakan sebagai tempat pembibitan tanaman untuk pengembangan property, namun lambat laun karena melihat masih sedikitnya tempat-tempat di Jakarta yang memiliki tanaman hijau di tengah kota, maka area ini kemudian juga dibuka untuk umum agar publik dapat turut menikmatinya, dengan menambahkan resto-resto di dalamnya. Begitu info yang terdapat dalam akun media sosialnya.

Sekitar dua bulan yang lalu, saya berkesempatan mengunjungi Urban Forest Cipete ini. Sore itu hujan lebat yang mengguyur kota Jakarta dengan angin kencangnya baru saja reda. 

Dengan cuaca yang masih menyisakan sedikit rasa dingin ini, rasanya cukup tepat juga untuk mengisi perut dengan menyantap potongan-potongan piza yang hangat.  

Memasuki area taman ini, suasana segar dan tenang langsung dapat dirasakan yang berasal dari berbagai tanaman hijau yang tertata asri dan banyaknya pepohonan rimbun di sana. Berbeda dengan situasi di luar area taman, jalanan yang terletak tepat di depannya masih dipenuhi dengan bisingnya suara lalu lintas. 

Setelah memarkir kendaraan di area parkir yang juga cukup luas, sebelum menuju ke restoran piza, saya menyempatkan diri lebih dahulu untuk berjalan berkeliling sebentar, melihat-lihat dan menikmati kesegaran suasana taman dengan aroma hujan yang masih tersisa. 

Saat itu menjelang petang, untaian lampu-lampu kecil yang menghiasi pepohonan telah dinyalakan, membuat suasana taman bertambah apik. Rasanya seperti berada di sebuah pesta kebun.

Foto: Urban Forest Cipete - Sumber: koleksi pribadi
Foto: Urban Forest Cipete - Sumber: koleksi pribadi
Pengunjung cukup banyak sore itu, baik yang sekedar berjalan-jalan di area tengah taman maupun yang sedang menyantap makanan dan minuman sambil mengobrol di resto-resto yang ada. Didominasi oleh kaum muda dan keluarga yang membawa serta anak-anak mereka.

Foto: Urban Foresr Cipete - Sumber: koleksi pribadi
Foto: Urban Foresr Cipete - Sumber: koleksi pribadi

Restoran piza yang saya kunjungi adalah tenant pertama yang buka di area taman ini, sejak bulan Agustus yang lalu. Mereka menyebut restorannya sebagai osteria dan sekaligus pizzeria dan mengeklaim menu pizanya menggunakan bahan-bahan asli dari Italia. 

Sore itu pengunjung resto ini juga cukup penuh. Masih ada tempat kosong di bagian dalam, tapi saya memilih untuk duduk di teras restoran, sesuai dengan niat semula, menyantap piza di ruang terbuka sambil menyegarkan mata menikmati pemandangan tetumbuhan hijau. 

Tersedia juga tempat duduk di luar bangunan restoran dengan atap pelindung berbentuk payung dari kain. Namun sisa tempias air hujan yang membasahi bangku-bangkunya membuat tidak nyaman untuk duduk di area tersebut saat itu.

Foto: Restoran piza di Urban Forest Cipete - Sumber: koleksi pribadi
Foto: Restoran piza di Urban Forest Cipete - Sumber: koleksi pribadi

Tidak hanya piza, restoran ini juga memiliki pilihan menu makanan pembuka serta pasta. Pada kunjungan pertama ini, saya mencoba piza rag di manzo, salah satu dari menu signature piza-nya dan seloyang piza dengan mortadella. Rasa bahan-bahan asli Italia memang saya rasakan, terutama pada toping irisan ham serta kejunya.

Untuk mendapatkan menu restoran, di sini pengunjung harus memindai barcode terlebih dahulu, setelahnya mulai dari membaca menu, memilih makanan, hingga pembayaran semua dilakukan melalui ponsel dengan menggunakan aplikasi. Dengan sistem ini, pengunjung resto berinteraksi lebih sedikit dengan pelayan dan staf restoran.                                              

Foto: Piza dengan mortadella yang saya coba - Sumber: koleksi pribadi
Foto: Piza dengan mortadella yang saya coba - Sumber: koleksi pribadi
Selain restoran piza, beberapa restoran lain yang sudah buka di taman ini adalah sebuah restoran steak yang juga menyediakan makanan ringan seperti, hamburger. 

Sebuah bistro, dengan makanan classic western serta makanan dan minuman Indonesia dan yang baru saja buka saat itu pada bulan Oktober, sebuah restoran es krim yang menawarkan berbagai pilihan gelato, es krim Italia. 

Foto: Beberapa makanan ringan di restoran steak di Urban Forest Cipete - Sumber: koleksi pribadi
Foto: Beberapa makanan ringan di restoran steak di Urban Forest Cipete - Sumber: koleksi pribadi
Selain sebagai tempat bersantai dan nongkrong bersama teman atau  keluarga, sambil menyantap makanan dengan suasana yang segar dan tenang. 

Nampaknya tempat ini juga cukup nyaman dipakai oleh orang-orang yang terbiasa bekerja di mana saja secara online dengan laptopnya. Terlihat seorang pengunjung restoran yang berada tidak jauh dari tempat saya duduk, tengah sibuk bekerja dan melakukan online meeting.

Oh ya, Urban Forest Cipete ini juga merupakan kawasan pet friendly. Jadi, bagi pengunjung yang ingin membawa serta hewan kesayangannya berjalan-jalan di taman ini juga diizinkan. Dua ekor anjing kecil terlihat berjalan-jalan di rerumputan, turut menikmati suasana taman bersama pemiliknya sore itu.

Taman ini buka setiap hari untuk umum. Tidak ada biaya yang dipungut untuk masuk ke area taman, parkir mobil juga gratis saat itu. Sementara untuk jam buka restoran bervariasi, mulai pukul 08.00 -- 22.00.

Di tengah kepadatan dan suasana bising kota Jakarta, dengan bangunan-bangunan tinggi dan tertutupnya yang memenuhi kota. Tentu kehadiran ruang terbuka hijau di tengah kota seperti ini dapat membantu kembali menyegarkan dan membersihkan udara kota yang tercemar. 

Diketahui pepohonan dapat membantu membersihkan udara dari polutan-polutan serta menghasilkan oksigen yang dapat  dihirup manusia untuk bernapas. 

Sehingga area taman semacam ini juga dapat menjadi salah satu pilihan warga sebagai tempat yang nyaman untuk bersantai, melepaskan kepenatan, sambil menghirup udara segar.

Semoga ke depannya, akan ada lebih banyak lagi ruang terbuka hijau di dalam kota Jakarta yang dapat dibuka untuk publik. Baik itu saat kota tercinta ini masih menjadi ibu kota RI, maupun nanti setelah berstatus mantan ibu kota. 

Agar penduduknya bisa mendapatkan lebih banyak kesempatan untuk menghirup udara segar dan sehat, tidak terus terkurung di dalam hutan beton dengan penyejuk ruang.

Semoga!

Oleh:

Francisca S

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun