Era industri mau tak mau membawa dampak luas terhadap lingkungan. Pada era minim tanaman tapi banyak gedung seperti saat ini, pemanasan global menjadi isu utama yang perlu diperhatikan. Tak urung, pembahasan mengenai pemanasan global masuk dalam agenda permasalahan bersama. Kesadaran akan problematika ini tak dapat tumbuh sendiri. Perlu ada pihak-pihak, terutama aktivis yang memancing sikap kritis publik terhadap masalah pemanasan global.
Pembahasan mengenai pemanasan global menjadi menarik ketika pada tahun antara 1990 dan 1997, gerakan konservasi memperkenalkan klaim kontra yang menantang legitimasi pemanasan global sebagai sebuah masalah sosial (McCright & Dunlap, 2000, hlm. 499). Gerakan Konservatif Amerika ini mengajukan klaim pemanasan global sebagai sesuatu yang non-probematis. Perlu adanya pertimbangan dan perhatian khusus terhadap keberadaan gerakan konservatif ini. Terutama peran yayasan konservatif dan wadah bagi pemikiran-pemikiran konservatif.
Perubahan iklim global telah menjadi masalah sosial yang diterima masyarakat secara luas. Pemanasan global sendiri adalah meningkatnya temperatur suhu rata-rata di atmosfer, laut, dan daratan di bumi yang disebabkan oleh pembakaran bahan bakar fosil, seperti batu bara, minyak bumi (yang diolah menjadi bensin, minyak tanah, pelumas oli) dan gas alam sejenisnya yang tidak dapat diperbaharui (Rusbiantoro, 2008, hal.6). Kesadaran akan ancaman global ini memunculkan keberadaan tokoh aktivis lingkungan sampai pembuat kebijakan dalam rangka melindungi lingkungan. Urgensi dari permasalahan ini memosisikan pemanasan global sebagai masalah yang layak mendapat perhatian dan tindakan serius dari pemerintah.
Legitimasi Pemanasan Global Sebagai Sebuah Masalah
Studi para ilmuwan sosial mengenai pemanasan global sebagai masalah sosial yang menuntut tindakan perbaikan mengawali perhatian terhadap isu lingkungan. Meski pemberitaan media mengenai isu lingkungan cenderung minim pada awalnya, namun perlahan mampu menembus dan merebut perhatian ranah publik. Pembuat klaim berhasil mencapai peningkatan perhatian media karena beberapa alasan (McCright & Dunlap, 2000, hlm. 500), yaitu :
- koneksi tepat waktu dengan isu-isu yang lebih populer seperti nuklir musim dingin dan penipisan ozon
- karena kekeringan ekstrem pada musim kemarau 1988
- karena kesaksian dramatis Senat James Hansen yang menghubungkan cuaca panas tak normal yang mengganggu negara menuju pemanasan global.
Media yang dulunya digunakan untuk keperluan transfer ilmu pengetahuan dari para ahli kepada pembaca, semakin berkembang sebagai area perdebatan seputar isu lingkungan. Kekuatan kekuasaan terus memosisikan pemanasan global sebagai sebuah masalah dalam agenda kebijakan. Gerakan konservasi mencoba memperjuangkan bahwa pemanasan global juga memiliki sisi positif. Oleh karena itu perlu pengetahuan mengenai orientasi gerakan sosial dan menguji aktivitas framing dari gerakan kontra yang menantang legitimasi status permasalahan pemanasan global.
Masalah Sosial dan Gerakan Sosial
Perdebatan cara pandang mengenai pemanasan globa menciptakan dua konsep yaitu konsep klaim dan konsep frame. Ketika konsep ‘klaim’ adalah pusat dari karya terkini dari orientasi masalah-masalah sosial, konsep ‘frame’ adalah sebuah pusat karya terbaru dari orientasi gerakan sosial. Konsep klaim berasal dari eksposisi klasik konstruksionis yang merupakan pendekatan untuk masalah sosial, yang menjadi dominan dalam penelitian masalah sosial (McCright & Dunlap, 2000, hlm. 502).
Baik masalah sosial maupun gerakan sosial memiliki peranan dalam memandang suatu wacana dalam masyarakat. Namun keduanya memiliki perbedaan. Penjelasan berikut ini mencoba menjelaskan perbedaan antara perspektif masalah sosial dan perspektif gerakan sosial (McCright & Dunlap, 2000, hlm. 502) :
- Klaim-klaim diidentifikasi sebagai produk spesifik dari penentu masalah sosial dan mereka secara konseptual terintegrasi dengan siklus internal dari sebuah masalah sosial. Sementara konsep frame memberikan pertimbangan lingkungan eksternal dalam memandang fokus yang cenderung sempit mengenai penetapan suatu masalah.
- Konsep klaim tampaknya memerlukan, atau setidaknya terlalu menekankan agensi
 aktor individu. - Konsep klaim cukup erat dengan penokohan yang pertama, dan kadang-kadang
 kedua, menghadapi kekuasaan (Lukes, 1974). Artinya, dengan pembuatan klaim, penekanan eksplisit pada perilaku yang dapat diamati dan konfrontasi langsung dari kepentingan-kepentingan yang bersaing.
Klaim Kontra Mengenai Pemanasan Global
Gerakan konservatif mengkritisi bukti saintifik dan kepercayaan umum dalam mendukung eksistensi pemanasan global (McCright & Dunlap, 2000, hlm. 510). Dalam arti bahwa gerakan ini bersifat berlawanan, gerakan ini berpendapat bahwa kondisi yang problematis itu tidak ada. Selain itu, gerakan konservatif ini menekankan adanaya potensi manfaat dari pemanasan global. Artinya meskipun pemanasan global terjadi, hal itu bukanlah sesuatu yang benar-benar buruk dan problematis.