Mohon tunggu...
Francis Xavier
Francis Xavier Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Menatap Pancaran Terang Sejati

Pewarta remah-remah inspirasi kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Kebebalan dan Ketegaran Hati Menghambat Pertumbuhan Rohani

23 Maret 2022   19:05 Diperbarui: 23 Maret 2022   19:07 541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Berhadapan dengan orang yang bebal kadang sangat mengjengkelkan. Apalagi kalau kebebalan itu masih disertai dengan sikap tegar hati. Sudah sukar untuk memahami ditambah lagi dengan keras hati. Lengkaplah sudah...!

Bebal dan tegar hati merupakan dua kondisi yang menghambat pertumbuhan dan perkembangan rohani. Keduanya menghambat proses transformasi dalam diri kita.

Di hadapan Tuhan, kita senantiasa dibimbing untuk menyadari kekurangan dan kelemahan. Kita dibimbing untuk menyadari keberdosaan. Namun terkadang kita tidak serta merta menyadarinya. Bahkan lebih tragis lagi, kalau toh sadar, kita tidak mempedulikannya! Justru seakan kita tetap merasa nyaman dalam kesalahan dan keberdosaan itu.

Kebebalan dan ketegaran hati ini sesungguhnya produk dari dosa! Dosa yang meracuni dan mengerdilkan jiwa kita.

Dalam Kitab Perjanjian Lama, terkadang bangsa Israel jatuh dalam sikap tegar hati. Walau mereka disadarkan tentang kasih dan penyertaan Tuhan melalui peristiwa-peristiwa hebat sepanjang peziarah mereka namun ternyata tetap bertegar hati.

Bangsa Israel terkadang egois dan hanya fokus pada dirinya sendiri. Mereka hanya mencari kesenangan menurut versi manusiawinya dan mengabaikan kehendak Allah. Mereka tidak setia! Mereka berpaling dan menyembah allah lain.

"Tetapi mereka tidak mau mendengarkan dan tidak mau memberi perhatian, melainkan mereka mengikuti rancangan-rancangan dan kedegilan hatinya yang jahat, dan mereka memperlihatkan belakangnya dan bukan mukanya." (Yer 7:24).

Gambaran bangsa Israel ini pun menjadi gambaran hidup kita. Kita telah mengetahui, merasakan dan mengalami kasih serta penyertaan Tuhan, namun masih tetap bertegar hati. Kita masih terus menyakiti hati Tuhan. Kita kadang tidak setia dan berbalik dariNya!

Bagaimana sikap Tuhan terhadap kondisi hidup seperti itu?

Tuhan kita adalah Allah yang Maharahim. Ia tidak pernah meninggalkan dan membinasakan bangsa yang mengkhianati-Nya. Ia tetap menjaga, memelihara dan membimbing hingga tanah terjanji.

Demikian pula dengan pendosa. Allah tidak pernah meninggalkan dan membinasakan orang-orang berdosa yang memiliki kehendak baik untuk bertobat. Allah membimbing kita menuju jalan pertobatan hingga menggapai puncak keselamatan.

Hanya persoalannya, apakah kita sungguh mau bertobat?

Untuk itu, marilah berproses dalam laku tobat yang benar. Kita belajar merendahkan diri dan menghancurkan kebebalan serta ketegaran hati di hadapan Tuhan.

Marilah berbalik pada Tuhan dan menghadapkan wajah padaNya sebagaimana diserukan oleh Nabi Yoel: "Berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, sabda Tuhan, sebab Aku ini pengasih dan penyayang." (Yl 2:12-13).

Dalam laku tobat yang benar pasti kita semakin bertumbuh dalam iman dan menggapai keselamatan sejati!***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun