Mohon tunggu...
Fransisca Barus
Fransisca Barus Mohon Tunggu... Lainnya - A social relation officer :D

Doing all the things you can for your origin, your citizenship, and yourself is indeed rewarding. It is rewarding in itself and rewarding in the future!

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Dari Berlin Lanjut ke Turin (Hey Del Piero Here I Am, Comin)

22 Juli 2021   14:30 Diperbarui: 23 Juli 2021   00:06 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kamis, 10 Desember 2015, Central European Time (CET). Student Acommodation di Ede-Belanda, jam 8 pagi.

Mata gue mengabaikan sinar matahari yang menyelinap ke dalam kamar. Sayup-sayup terdengar celoteh teman-temen asal Ethiopia dan Korea di dapur.

Melirik ke lantai kamar, kamera DSLR kebanggaan menjuntai keluar dari tas ransel. Koleksi pamflet wisata gue berserakan di lantai. Risih banget sama pemandangan ini, tapi asli, gue cuma sanggup rebahan di atas kasur dan memejamkan mata.

Dalam 30 jam terakhir, gue bergadang dua malam berturut-turut sambil duduk kaku di dalam bus rute Arnhem -- Berlin, dengan total 14 jam perjalanan PP.          

Menjelang Stasiun Arnhem-Belanda, jam 5.30 pagi.

Sambil menggeliat di bangku bus, pikiran ini masih nyangkut di momen berpetualang sendirian di Berlin semalam.

Ke mana-mana gue emang sendiri, memanfaatkan hari libur di tengah perkuliahan singkat gue di Belanda. Dada gue hangat memandangi  hasil jepretan saat di area turis Checkpoint Charlie, sisa-sisa Tembok Berlin, dan lokasi-lokasi berbau Perang Dunia di ibukota Jerman itu. Walau ngantuk berat, gue selalu menyibukkan diri supaya engga ketiduran di overnight bus, seperti sekarang ini.

Syukurlah, FlixBus yang gue tumpangi udah tiba di kota Arnhem, Belanda.

Di Arnhem ini gue akan naik kereta menuju Stasiun Ede-Wageningen, stasiun terdekat dengan akomodasi kampus gue di kota Ede. Dan dari sana gue naik sepeda ke akomodasi, kembali merasakan angin semriwing khas Negeri Van Oranje yang selalu bersuhu 6 derajat bulan ini.

Dokpri
Dokpri

Student Accommodation di Ede-Belanda, jam 7 pagi.

Sampai juga gue di home sweet home setelah 15 menit menggowes sepeda kuning kebanggaan dari Stasiun Ede-Wageningen! Gue parkir di halaman depan akomodasi, dan Lucy, temen asal Ceko yang udah gue chat sebelumnya siap bukain pintu depan.

Gue berterima kasih sebelum dia pamit tidur ke kamarnya. Gue ketawa. Ironi banget ya, saat gue kembali dari penjelajahan luar negeri dengan gagah perkasa, teman-teman mancanegara ini malahan berselimut cantik di akomodasi yang berada di hutan terpencil bernama Kazernelaan.

Tentara Jerman menggunakan bangunan-bangunan di hutan Kazernelaan ini sebagai barak di masa Perang Dunia II. Konon akomodasi kami ini pun merupakan rumah sakit pemulihan mental bagi para tantara, baik Jerman maupun Belanda. Anyway, biarlah si Lucy langsung tidur, jadi gue engga perlu basa-basi, dan bisa langsung tidur setelah mandi.

Dokpri
Dokpri

Gue terbangun jam 12 siang dan langsung menatap layar HP. Dengan sisa waktu 7 hari di Belanda, gue dan HP engga pernah nganggur untuk itinerary-detailing. Scrolling-an gue tiba di facebook. Gue melotot baca postingan Alessandro Del Piero, pesepakbola fenomenal dari Tim Juventus, Italia.

Pria murah senyum ini bertanggung jawab terhadap banyak keputusan hidup gue sejak ABG, yang semuanya bertujuan supaya someday gue bisa ketemu dia.

Di page-nya, Del Piero bikin pengumuman: "Gue bakalan datang ke ADPLog Turin untuk launching buku Il Codice Del Piero, tanggal 11 Desember 2015 jam 15 CET". Gue ga berkedip. NO WAY!  Ini beneran? Gue cek lagi tahunnya. Bener nih, tahun 2015, bukan berita basi!

Jantung gue berdebar terlalu kencang sembari otak gue mencerna semua ini. Di kolong langit yang maha luas, tiba juga saatnya Del Piero dan gue berpandang mesra!

Walau berbeda negara, Ede dan Turin itu jaraknya engga beda dengan jarak Jakarta-Bali. Jadi kami hanya terpisah oleh 2 jam transportasi udara! Eh, tapi emangnya semudah itu? Gue galau. Kalau gue ke Turin, tiket dan penginapan gue di Athena akan hangus. Terlalu nekad engga sih mengorbankan semuanya demi jadwal dadakan dan blur ke Turin?

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri

Dokpri
Dokpri

Jarum jam yang berputar kencang bikin kepala ini makin nyut-nyutan, badan gue menjelang demam. Saat memejamkan mata dan ngecek suara hati, gue dapet wangsit untuk balikin ranselnya Olivia, temen asal Korea. Bertamu ke kamar dia, gue sekalian ceritain tentang "Rencana Turin" gue. "Gausah ragu, ini pintu terbuka untuk kamu, Fransisca!".

Wow, ini gak biasa. Intonasi dan tatapan matanya barusan bener-bener lifted me up. Sekejap gue tersadar. Kok gue blo'on sih? Olivia bener banget, kapan lagi gue bisa sedekat ini dengan Del Piero? Andai kata sekarang gue lagi di Bekasi, ya impossible lah ngejar Del Piero ke Turin dalam waktu 26 jam.

Tapi saat ini zona waktu kami sama! So..isn't this..it? Baiklah, diputuskan. Gue akan terbang ke Turin malam ini juga, lagian gue yakin akan selalu aman dijagain Tuhan di manapun gue berada, termasuk di kota Turin!

Lewat jam 17, saat ratusan euro gue berubah bentuk jadi tiket dan booking-an hotel Turin, otak gue ringan, dan tempat tinggal gue di pedalaman Belanda ini terasa hanya beberapa langkah dari  lokasi ADPLog di Turin.

Lima jam yang lalu gue masih ngumpulin tenaga untuk terbang ke Athena, namun sekarang gue pamit ke teman-teman "persekutuan bangsa-bangsa" ini untuk melayang ke Italia.

Mereka menepuk-nepuk punggung dan memeluk gue, seakan melepas anaknya ke medan perang.

Terima kasih Olivia, Song, Kat, Lucy, Joseph dan semuanya, kali ini gue memang perang, melawan ketidakmungkinan, untuk bertatap muka dengan idola tercinta! Hey, Del Piero, here I am comin'!

Dokpri
Dokpri

(to be continued)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun