Jarum jam yang berputar kencang bikin kepala ini makin nyut-nyutan, badan gue menjelang demam. Saat memejamkan mata dan ngecek suara hati, gue dapet wangsit untuk balikin ranselnya Olivia, temen asal Korea. Bertamu ke kamar dia, gue sekalian ceritain tentang "Rencana Turin" gue. "Gausah ragu, ini pintu terbuka untuk kamu, Fransisca!".
Wow, ini gak biasa. Intonasi dan tatapan matanya barusan bener-bener lifted me up. Sekejap gue tersadar. Kok gue blo'on sih? Olivia bener banget, kapan lagi gue bisa sedekat ini dengan Del Piero? Andai kata sekarang gue lagi di Bekasi, ya impossible lah ngejar Del Piero ke Turin dalam waktu 26 jam.
Tapi saat ini zona waktu kami sama! So..isn't this..it? Baiklah, diputuskan. Gue akan terbang ke Turin malam ini juga, lagian gue yakin akan selalu aman dijagain Tuhan di manapun gue berada, termasuk di kota Turin!
Lewat jam 17, saat ratusan euro gue berubah bentuk jadi tiket dan booking-an hotel Turin, otak gue ringan, dan tempat tinggal gue di pedalaman Belanda ini terasa hanya beberapa langkah dari  lokasi ADPLog di Turin.
Lima jam yang lalu gue masih ngumpulin tenaga untuk terbang ke Athena, namun sekarang gue pamit ke teman-teman "persekutuan bangsa-bangsa" ini untuk melayang ke Italia.
Mereka menepuk-nepuk punggung dan memeluk gue, seakan melepas anaknya ke medan perang.
Terima kasih Olivia, Song, Kat, Lucy, Joseph dan semuanya, kali ini gue memang perang, melawan ketidakmungkinan, untuk bertatap muka dengan idola tercinta! Hey, Del Piero, here I am comin'!
(to be continued)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H