Mohon tunggu...
Suaviter
Suaviter Mohon Tunggu... Lainnya - Sedang dalam proses latihan menulis

Akun yang memuat refleksi, ide, dan opini sederhana. Terbiasa dengan ungkapan "sic fiat!"

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bagaimana Menyambut-Mu?

18 Desember 2023   17:48 Diperbarui: 18 Desember 2023   19:08 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diambil dari https://www.learnreligions.com/

1/

tiga sumbu lilin telah bernyala api

tanda kehadiran-Nya telah dekat

Cahaya Abadi akan hadir menerangi kegelapan hati

bukankah hati mesti membuka pintu tobat?

2/

kilau cahaya tak mampu diserap mata

Ia terlalu terang; "mata yang kecil tidak berdaya menampung Kemilau Gemilang"

Terang itu mencelikkan kebutaan mata:

"Lihat, Aku ada di dekatmu! Itu, orang-orang yang seharusnya ditolong

tapi diabaikan tanpa kasih dan sayang"

3/

Cahaya cemerlang mengandaikan tobat

tapi bagaimana harus dilakukan?

membakar diri? menghanguskan sumbu?

atau menjadi yang pertama untuk padam?

4/

tiga kali sehari aku datang ke rumah-Nya dan menyalakan lilin terang

sebanyak itu pula aku bertanya, "Bagaimana aku harus menyambut-Mu?"

pertanyaan yang timbul di relung hati

bermula dari mata yang menyaksikan pengorbanan si lilin terang

membakar dirinya, menghanguskan sumbu, dan akhirnya padam lalu diganti

terangku belum mampu diserap oleh orang lain

Engkau terlalu memaksaku

ataukah aku yang belum bisa mengerti

yang hingga saat ini hanya asyik melihat pertunjukan dan hiasan dramatis menyambut kehadiran-Mu?

18 Desember 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun