Mohon tunggu...
Suaviter
Suaviter Mohon Tunggu... Lainnya - Sedang dalam proses latihan menulis

Akun yang memuat refleksi, ide, dan opini sederhana. Terbiasa dengan ungkapan "sic fiat!"

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Alangkah Bijak Kalau Rutin Medical Check Up

16 Maret 2023   23:51 Diperbarui: 28 Maret 2023   11:39 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pemeriksaan kesehatan, tes kesehatan, medical check up. (freepik.com/rawpixel.com)

"Kalau sehat, Anda akan dengan lebih mudah melakukan banyak hal!"

"Kalau sakit, Anda akan lebih mudah menyerah untuk melakukan banyak hal!"

"Maka, perlu secara rutin untuk memperhatikan kesehatan. Salah satu cara antisipatif adalah dengan medical check up."

Setiap orang yang normal secara fisik, psikis, dan rohani pasti dituntut untuk bekerja; secara santai, cukup santai, hingga serius. Karena, demikianlah kodrat manusia sebagai homo laborens. Dan, demikian pulalah tuntutan status manusia yang diciptakan 'menurut gambar dan rupa Allah' (Kej 1:26-28) untuk bekerja di bumi.

Setiap orang juga pasti memiliki hal atau bidang yang ditanggung jawabi. Keseriusan dan kualitas pemberian diri akan tampak dari bagaimana ia membuat bidang tersebut berkembang.

Untuk itu, salah satunya, dibutuhkan kesehatan yang memadai. Agar, tugas-tugas tidak terbengkalai, namun dapat dituntaskan dengan baik.

Pengalaman pastoral

Hal yang saya tuliskan di awal merupakan satu refleksi aplikatif. Bahwa, tanpa tubuh yang sehat, akan sangat sulit saya mengerjakan tugas; tanpa stamina, akan sulit saya menyelesaikan tugas dengan baik. Paling tidak untuk dinikmati oleh orang lain secara fisik.

Dalam berpastoral (melayani umat di bidang kerohanian dan sosial), saya tidak akan mampu bekerja jika saya tidak sehat. Apalagi, medan pastoral dan situasi umat yang dijumpai menuntut daya tahan tubuh yang baik.

Pernah, saya harus membatalkan pelayanan di suatu tempat, karena tidak dapat berjalan. Saya tidak tahu mengapa demikian. Padahal, sebelumnya, saya tidak merasakan kesulitan apa pun dengan tubuh. 

Karena begitu mengganggu, saya putuskan untuk periksa ke satu klinik terdekat (dekat dengan komunitas pastoran). Suster dan tenaga medis bertanya untuk mencari diagnosa yang akurat. Selain itu, mereka juga memeriksa tubuh saya; mulai dari suhu tubuh, detak jantung, perut, dan kemudian darah.

Ternyata, setelah diperiksa (khususnya darah), asam urat saya cukup tinggi. Saya merasa aneh, sebab tidak ada pertanda sebelumnya. Maka, dengan rendah hati, saya minta bantuan dari suster untuk membuat catatan apa yang harus saya kurangi untuk dikonsumsi (walau sebenarnya ada di website). Agar, saya tidak terhalang dan terganggu dalam berpastoral.

Beberapa bulan kemudian, saya kembali periksa ke klinik, sebab merasa pusing. Kembali, darah saya diperiksa. Ternyata, kolesterol cukup tinggi.

Setelah konsultasi dan tanya jawab, suster menyarankan saya untuk periksa kesehatan ke rumah sakit. Saya dianjurkan untuk medical check up (MCU). Agar, saya mengetahui dengan lebih akurat keadaan tubuh. 

Saya minta bantuan dan tuntunan dari suster, apa saja yang perlu dipersiapkan untuk itu. Setelah beres, dua hari kemudian saya pergi untuk MCU.

Gambar diambil dari https://www.ciputramedicalcenter.com/
Gambar diambil dari https://www.ciputramedicalcenter.com/

Terbantu dengan MCU

Sebelum MCU, saya diminta untuk puasa selama satu malam hingga pagi hari. Saat di rumah sakit, saya diminta untuk memilih satu dari tiga paket MCU (dengan tarif yang berbeda, sesuai paket yang diambil). 

Cukup lama saya MCU, sebab paket periksa juga cukup banyak. Tapi, itu saya lalui dengan rasa "cinta pada tubuh atau diri" supaya sehat dan terpelihara.

Sore hari, hasil MCU keluar. Lalu, saya diminta untuk berkonsultasi dengan dokter yang telah dihubungi. Saya diberi kesempatan untuk bertanya sebanyak-banyak tentang hasil MCU, informasi tentang kesehatan, dan hal-hal (makanan atau aktivitas) yang harus saya kurangi.

Setelah selesai MCU dan konsultasi, saya diberikan resep obat. Sang dokter menekankan bahwa, 

Obat itu hanya membantu. Yang paling utama adalah mengontrol diri (setia) untuk menjalankan kesepakatan demi menjaga kesehatan tubuh. Maka kita perlu bijak menjaga kesehatan tubuh. Kalau tubuh sehat, kita akan lebih mudah melakukan banyak hal. Tetapi, kalau sakit, kita akan lebih mudah untuk menyerah melakukan banyak hal. 

Kalimat tersebut begitu mengesankan dan selalu saya ingat hingga kini.

Setelah beberapa bulan menjalankan anjuran dokter, saya merasa lebih segar dan fit untuk melakukan tugas pelayanan. Tubuh jauh jadi lebih relaks. Pelayanan tidak terganggu karena penyakit. 

Saya juga membuat jadwal (rutin) untuk MCU paling tidak satu kali setahun dan check kesehatan sederhana di klinik satu kali dalam dua bulan. Agar, proses jaga kesehatan berkesinambungan dan tampak korelasi hasil uji laboratorium dengan pengalaman hidup sehari-hari. 

Hak untuk sehat

Hidup secara sehat adalah hak setiap orang. Jika tubuh sehat (jasmani dan rohani), tugas-tugas akan lebih mudah dikerjakan dan tepat waktu diselesaikan.

MCU menjadi satu cara 'antisipatif' untuk mendeteksi tingkat kesehatan, situasi tubuh, dan mendapatkan informasi yang akurat tentang tuntutan tubuh. Untuk itu, MCU perlu dilakukan secara rutin. Terutama, bagi mereka yang bekerja dengan perhatian yang cukup ekstra.

Memang, salah satu masalah terkait MCU adalah biaya yang relatif tidak murah. Sekali MCU saja sudah sulit, apalagi kalau dilakukan secara rutin.

Kalaupun tidak rutin (1 kali dalam sebulan atau setahun), setidaknya setiap orang pernah untuk periksa kesehatan entah pun di klinik. Supaya, situasi tubuh dapat diketahui. Pikiran bahwa, "Tubuhku pasti akan sehat-sehat saja, asalkan aku rajin ini, itu, ono, dan ene!" perlu diperbarui.

Kecakapan tim kesehatan sungguh diperlukan. Informasi dari mereka adalah pengetahuan yang juga harus diketahui oleh masyarakat awam yang di dalam dirinya terdapat hak untuk sehat.

Atau, di zaman digitalisasi ini, sudah terbuka peluang untuk konsultasi kesehatan dengan para dokter atau tim kesehatan yang capable secara online (daring). Salah satu situs yang paling laris dan terpercaya adalah halodoc. Maka, silakan akses.

Untuk itu, MCU bukanlah satu-satunya cara untuk menjamin tubuh sehat atau tidak. Menjaga pola makan, rajin olah raga, mengusahakan berpikir secara positif, istirahat cukup, dan menjamin waktu untuk berdoa adalah cara-cara yang perlu diperhatikan untuk mendukung tubuh (jasmani dan rohani) sehat.

Mari kita bijak dalam menjaga kesehatan tubuh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun