Para pembocor perlu melihat kemarahan sebagai emosi yang wajar. Mereka harus berani untuk bertemu face to face dengan ketakutan dan keyakinan miring yang telah mengurung mereka.
Mereka harus menunjukkan kemarahan di depan orang. Mereka perlu tegas dengan kebutuhan, keinginan, dan hasrat untuk diperhatikan. Agar, orang lain dapat membantu mereka untuk sembuh.
Mana yang lebih buruk
Ketiga tipe atau profil kemarahan di atas sama-sama tidak baik dan berbahaya. Ketiganya harus dihindari agar, sekalipun mengungkapkan kemarahan, kita tidak menggunakan cara yang destruktif.
Kita semua tentu memiliki persoalan yang beraneka ragam. Kita menanggapi kemarahan dengan beberapa pertimbangan termasuk kematangan, kedewasaan, dan kerohanian kita.
Barangkali, untuk tahap dasar dan normal ketiga jenis (memuntahkan, memendam, dan membocorkan) ada dalam diri kita. Namun, kita perlu menyadari kadar dan kedalaman akarnya. Agar, kita bisa mengolah ketiga profil di atas dengan baik.
Tentunya, pengelolaan demikian membutuhkan daya, pikiran, dan usaha yang tidak tanggung-tanggung. Namun, kalau tidak mencoba kita dapat menjadi orang yang gagal dalam relasi, penataan emosi, dan perawatan jasmani.
Mari bersama-sama kita belajar dan tidak menjadi orang yang pemuntah, pemendam, dan pembocor kemarahan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI