"Pelayanan karitatif tidak mengenal waktu liburan"
Libur tahun baru menjadi satu momen liburan yang membahagiakan dan ditunggu-tunggu banyak orang. Pasalnya, dalam liburan ini, orang-orang bisa kesana-kemari (melancong atau mudik), menikmati pergantian tahun dengan letusan petasan, dan atau menikmati limpah ruah Tunjangan Hari Raya dari tempat kerja.
Akan tetapi, nuansa suka cita tahun baru bisa saja tidak dinikmati secara merata. Hal ini dapat terjadi karena satu dan lain hal. Termasuk, jika orang yang bersangkutan harus merawat banyak orang yang sakit, alias tenaga kesehatan.
Tidak kenal libur
Kisah ini bukan kisah saya. Saya hanya berbagi kisah beberapa suster (biarawati) yang bertugas di poliklinik pada saat tahun baru.
Saya kagum pada mereka, karena di saat orang merayakan tahun baru, mereka tetap setia berjaga di poliklinik menanti-nantikan para pasien yang ingin berobat.
Tidak ada kata libur untuk mereka dengan tugas yang mereka emban. Sementara orang lain libur, mereka bekerja dan lembur hingga subuh. Karena, pasien bisa datang kapan saja.
Pelayanan karitatif
Saya sengaja "mencuri" waktu mereka sejenak untuk mendengar apa motivasi mereka melakukan tugas mulia tersebut, meski dalam konteks libur tahun baru.
Menarik bagi saya, bahwa seorang suster berkata bahwa pelayanan yang mereka berikan adalah pelayanan karitatif, yakni pelayanan yang didasari cinta kasih.
Pilihan hidup mereka sebagai biarawati berdasar pada kisah kasih Yesus Kristus sendiri kepada banyak orang. Di dalam Kitab Suci/Alkitab, Yesus melakukan penyembuhan kepada banyak orang tanpa mengenal batasan waktu.
Jika ada orang sakit, bahkan sekarat datang kepada-Nya, Yesus akan menyambut dan menyembuhkan mereka. Sekalipun, penyembuhan itu dilakukan pada masa atau hari Sabat.