Mohon tunggu...
Suaviter
Suaviter Mohon Tunggu... Lainnya - Sedang dalam proses latihan menulis

Akun yang memuat refleksi, ide, dan opini sederhana. Terbiasa dengan ungkapan "sic fiat!"

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Di Balik Kesuksesan Seorang Ibu, Ada Dukungan Seorang Ayah

22 Desember 2021   09:04 Diperbarui: 29 Desember 2021   15:11 913
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang suami merangkul dengan hangat istrinya | Gambar diambil dari ibupedia.com

"Aku menerimamu dalam suka dan duka dan dalam untung dan malang...."

Penggalan kalimat di atas merupakan bagian dari janji nikah yang diucapkan oleh mempelai pria kepada wanita dan sebaliknya mempelai wanita kepada pria dalam suatu pemberkatan nikah dalam Gereja Katolik.

Sungguh mendalam dan mengikat. Ketika kedua belah pihak sudah saling mengucapkan janji nikah, mereka tidak lagi dua tetapi sudah menjadi satu.

Satu dalam hidup baik dalam keadaan suka dan duka atau pun untung dan malang. Praktisnya, suami dan istri sudah menjadi satu (unitas) daging yang tak terpisahkan (indissolubilitas) hingga kematian yang dapat memisahkan.

Dipersatukan oleh cinta

Saya sungguh yakin, seorang suami (ayah) dapat setia sampai akhir kepada istri (ibu) karena didasari oleh satu kata, yakni CINTA. Jika tidak, selang beberapa bulan pernikahan - karena berbagai faktor - suami dan istri akan naik banding untuk memutus ikatan pernikahannya, alias cerai.

Namun, oleh karena cinta, segala kelemahan dan kekuatan dalam diri masing-masing pasangan, ayah dan ibu dapat menjalani dinamika rumah tangga dengan arif dan takwa pada Tuhan.

Begitu juga yang dialami oleh Judika Sihotang yang berusaha menjaga cintanya kepada kekasih hatinya Duma Silalahi. Apapun akan dilakukan agar cinta dapat bertahan dan oleh karena cinta mereka disatukan menjadi satu keluarga (cinta yang menyatukan kita).

Keduanya harus saling memberi hati

Rumah tangga dapat bertahan karena didukung oleh finansial. Dari situ mereka makan, bertahan hidup, menyekolahkan anak, membayar pajak pada negara, dan sebagainya.

Di zaman dulu, tanggung jawab untuk menafkahi keluarga total dipegang oleh ayah sebagai kepala rumah tangga. Sementara ibu, bertugas di rumah seperti memasak, mencuci, mengurus rumah, dan mengurus anak. Yah, bisa jadi selain pekerjaan itu, ibu berkebun di samping atau belakang rumah untuk menambah penghasilan keluarga.

Seorang suami merangkul dengan hangat istrinya | Gambar diambil dari ibupedia.com
Seorang suami merangkul dengan hangat istrinya | Gambar diambil dari ibupedia.com

Akan tetapi, dewasa ini atas nama emansipasi, wanita (istri) dapat bekerja layaknya seorang pria (suami). Tidak dibatasi ruang lingkupnya, asal si wanita memiliki kompetensi atau kecakapan dalam pekerjaan itu.

Bahkan, di beberapa tempat, istri bisa jadi memiliki pekerjaan yang lebih tinggi, rumit, dan bergaji besar dibandingkan dengan suaminya. Atau lebih sederhana lagi, si istri lebih bekerja keras dibandingkan suami.

Menurut saya, fenomena di atas tidak negatif. Malah, bagus dong istri bisa menjadi seorang wanita karir demi masa depan keluarga dan anak-anak. 

Asal, kedua-duanya saling memberi hati dan tidak larut dalam karir dan lupa satu sama lain sebagai pasangan hidup. 

Soalnya, di tempat kerja terdapat banyak peluang untuk lupa akan janji pernikahan untuk SETIA satu sama lain. Yah, kuncinya adalah cinta dan perhatian.

Peran ayah (suami)

Saya ingat, bagaimana ibu yang terjun dalam karir untuk menambah penghasilan dalam keluarga. Tentu, menambah apa yang ayah saya dapat untuk keluarga kami. Semua sama-sama bekerja, tinggallah kami (anak-anak) di rumah untuk belajar dan sekolah dengan serius.

Namun, syukurlah bahwa kami masih dapat merasakan cinta kasih dari kedua orang tua meski mereka sibuk dengan karir. Pergi pagi dan pulang sore. Setidaknya, pagi dan malam kami masih bisa makan bersama dan khusus malam, kami dapat bercengkerama dengan hangat. 

Di momen inilah, saya melihat bagaimana ayah begitu perhatian dengan ibu. Sebelum makan malam, biasanya ayah akan memijat kedua bahu ibu sambil bercanda.,"Wah, si ibu dah capek nih. Ayah urut dulu bahu dan tangannya. Biar nanti ibu kuat makan." Saya dan tiga adik saya yang menyaksikan itu tertawa dan minta juga diurut.

Hanya, selesai makan ayah akan secara bergiliran untuk sejenak mengurut kepala kami karena sudah lelah belajar di sekolah. 

Setelah makan, biasanya mereka akan saling bercerita tentang tempat dan suasana pekerjaan dalam hari yang bersangkutan.

Ayah akan merangkul ibu kalau ada pengalaman yang cukup mengusik hatinya seraya mengingatkan kembali janji nikah mereka: "setia dalam suka dan duka; untung dan malang".

Saya cukup mengerti dengan situasi tersebut, karena bukan sekali dua kali. Dan, ayah juga selalu bercerita tentang cerita yang mereka bagikan, tentu dengan privasi dan cara penyampaian yang menarik.

Memang, peran seorang suami dalam mendukung kesuksesan karir istrinya itu SUNGGUH AMAT PENTING. Hanya suami yang dapat mengerti perasaan istrinya.

Suami yang sudah dipilih untuk menjadi pendamping hidup oleh istri menjadi orang yang kepadanya segala suka dan duka dibagikan. 

Sekalian, istri mengharapkan adanya perhatian, cinta, dan peneguhan dari suami agar istri dapat bertahan melalui setiap keadaan yang dialami di dunia kerja.

Kesuksesan karir seorang istri tidak akan bertahan lama, jika suami tidak meluangkan waktu yang berkualitas untuk istrinya. Jika dengan istri saja tidak ada waktu untuk sharing, apalagi dengan anak-anak.

Untuk itu, seorang suami harus sadar bahwa dia adalah kepala rumah tangga yang mengarahkan, menjaga stabilitas, dan meng-animasi keluarga agar makin hari makin harmonis dan solid. Istri akan sangat bahagia jika suaminya selalu memberikan perhatian, bukan dalam tendensi over-protective. 

Sekali lagi, satu rumah tangga akan dapat bertahan apabila diikat dengan cinta, pengertian, dan kesatuan. Di balik kesuksesan seorang istri, terdapat perhatian dan cinta seorang suami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun