Mohon tunggu...
Suaviter
Suaviter Mohon Tunggu... Lainnya - Sedang dalam proses latihan menulis

Akun yang memuat refleksi, ide, dan opini sederhana. Terbiasa dengan ungkapan "sic fiat!"

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Di Balik Kesuksesan Seorang Ibu, Ada Dukungan Seorang Ayah

22 Desember 2021   09:04 Diperbarui: 29 Desember 2021   15:11 913
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bahkan, di beberapa tempat, istri bisa jadi memiliki pekerjaan yang lebih tinggi, rumit, dan bergaji besar dibandingkan dengan suaminya. Atau lebih sederhana lagi, si istri lebih bekerja keras dibandingkan suami.

Menurut saya, fenomena di atas tidak negatif. Malah, bagus dong istri bisa menjadi seorang wanita karir demi masa depan keluarga dan anak-anak. 

Asal, kedua-duanya saling memberi hati dan tidak larut dalam karir dan lupa satu sama lain sebagai pasangan hidup. 

Soalnya, di tempat kerja terdapat banyak peluang untuk lupa akan janji pernikahan untuk SETIA satu sama lain. Yah, kuncinya adalah cinta dan perhatian.

Peran ayah (suami)

Saya ingat, bagaimana ibu yang terjun dalam karir untuk menambah penghasilan dalam keluarga. Tentu, menambah apa yang ayah saya dapat untuk keluarga kami. Semua sama-sama bekerja, tinggallah kami (anak-anak) di rumah untuk belajar dan sekolah dengan serius.

Namun, syukurlah bahwa kami masih dapat merasakan cinta kasih dari kedua orang tua meski mereka sibuk dengan karir. Pergi pagi dan pulang sore. Setidaknya, pagi dan malam kami masih bisa makan bersama dan khusus malam, kami dapat bercengkerama dengan hangat. 

Di momen inilah, saya melihat bagaimana ayah begitu perhatian dengan ibu. Sebelum makan malam, biasanya ayah akan memijat kedua bahu ibu sambil bercanda.,"Wah, si ibu dah capek nih. Ayah urut dulu bahu dan tangannya. Biar nanti ibu kuat makan." Saya dan tiga adik saya yang menyaksikan itu tertawa dan minta juga diurut.

Hanya, selesai makan ayah akan secara bergiliran untuk sejenak mengurut kepala kami karena sudah lelah belajar di sekolah. 

Setelah makan, biasanya mereka akan saling bercerita tentang tempat dan suasana pekerjaan dalam hari yang bersangkutan.

Ayah akan merangkul ibu kalau ada pengalaman yang cukup mengusik hatinya seraya mengingatkan kembali janji nikah mereka: "setia dalam suka dan duka; untung dan malang".

Saya cukup mengerti dengan situasi tersebut, karena bukan sekali dua kali. Dan, ayah juga selalu bercerita tentang cerita yang mereka bagikan, tentu dengan privasi dan cara penyampaian yang menarik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun