Korupsi (bahasa Latin: corruptio) merupakan tindakan yang tujuan utamanya untuk memperkaya diri sendiri. Tindakan ini merupakan tindakan yang tidak terpuji, karena jika ditelaah dari akar katanya, korupsi berarti busuk, rusak, menggoyahkan, memutar balik atau menyogok (Latin: corrumpere).
Korupsi tampaknya sudah begitu menjamur di mana-mana. Tidak hanya di Indonesia, tetapi di belahan negara (besar/kecil). Bahkan, di dalam keluarga kecil saja, tindakan korupsi ada.
Bagi pelaku, korupsi itu menyenangkan karena dari situ ia mendapatkan banyak keuntungan yang bisa memperkaya dan mempermudah hidupnya. Lebih menyenangkan lagi, apabila tindakan korupsi itu berjalan mulus dan tak diketahui oleh orang lain. Untuk itu, koruptor biasanya akan bermain sandiwara agar tindakan amoralnya tidak tercium bahkan sampai dipublikasikan.
Sementara bagi korban atau khalayak ramai, korupsi itu merupakan tindakan yang membuat mereka sengsara dan terlantar karena apa yang menjadi hak mereka telah direnggut oleh para koruptor (pelaku korupsi).
Nah, ada satu hal yang menarik. Dalam satu kesempatan mengikuti Character Building sewaktu SMA, saya mendapatkan satu pelajaran berharga bahwa, ternyata aksi menyontek yang umumnya dilakukan (maha)siswa di dalam ujian merupakan satu bibit kecil - namun bisa memberi dampak kuat ke depan -  dari korupsi.
Beberapa hal berikut menjadi argumen logis dari premis di atas.
1. Menyontek merupakan tindakan yang tidak jujur.Â
Memang tepat, karena orang yang menyontek akan melanggar hakikat dari satu ujian, yakni menuangkan ilmu yang sudah dipelajari dalam satu kurun waktu tanpa mendapat bantuan dari apa dan siapa pun.
2. Menyontek merupakan topeng.
Orang yang menyontek adalah orang yang sedang memasang topeng bahwa ia mampu mengerjakan soal-soal ujian, padahal sebenarnya tidak. Ia seolah-olah punya kecerdasan yang mumpuni mengerjakan soal, padahal tidak.
3. Menyontek itu sama dengan penipuan.
Dengan menyontek, seseorang akan menipu banyak pihak; diri sendiri, keluarga, lembaga pendidikan; dan masyarakat. Tindakan ini memaksa dia menjadi seorang yang manipulatif terhadap banyak hal.
4. Menyontek membuat sepele banyak hal.
Orang yang mulai belajar dan terlatih menyontek akan terbiasa menyepelakan banyak hal; mulai dari guru di sekolah, mata pelajaran/kuliah, nilai luhur ujian, dan waktu belajarnya. Dengan menyontek, ia berpikir segala kekhawatiran akan dapat diatasi saat ujian, hanya dengan selembar bahan sontekan.
Sehingga, terbentuk pribadi yang ingin segala sesuatunya instan. Tidak perlu kerja keras, apa yang diharapkan sudah tersaji dengan cepat dan banyak.
5. Terjadi ketidakadilan.
Sudah pasti hal ini terjadi. Orang yang menyontek berlaku tidak adil terhadap orang yang jujur.
Orang jujur akan berusaha semaksimal dan seoptimal mungkin memberikan yang terbaik. Sementara, orang yang menyontek akan berusaha memberikan apa yang sebenarnya tidak ada dalam dirinya.Â
Hingga, pada akhirnya bisa saja orang yang jujur dan menyontek akan mendapatkan nilai yang tinggi. Di sinilah letak ketidakadilan tersebut.
6. Merusak moral generasi bangsa.
Hal yang paling ditakutkan dari menyontek adalah moral/akhlak generasi bangsa menjadi tumpul. Apalagi, jika menyontek menjadi habitus dalam pendidikan. Generasi bangsa yang tercipta adalah generasi yang palsu, utopis, dan berada dalam bayang-bayang kegagalan besar.
Orang yang terbiasa dengan menyontek akan terbiasa dengan korupsi. Orang yang korupsi akan berusaha untuk memanipulasi banyak hal. Ia juga akan menyepelekan hukum, karena hukum dan penegak hukum bisa jadi dapat dibeli dengan uang.
Sehingga, moral dari koruptor sendiri sudah tumpul. Apa yang tidak menjadi haknya telah disedot. Kekayaan yang dimiliki bersifat tipuan belaka.
Maka, mari kita membina diri untuk tidak terbiasa dengan menyontek. Mari juga kita membina generasi bangsa untuk tidak dipengaruhi oleh budaya instan, tetapi punya karakter berjuang, bertarung, dan siap menantang ketidakadilan terutama dalam korupsi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H