Mohon tunggu...
Frama Azhari Aroni
Frama Azhari Aroni Mohon Tunggu... Wirausaha -

I am just an ordinary people. Seorang pria yang ingin belajar menulis dan berkarya. Aktivitas sehari-hari menyempatkan diri untuk menulis di beberapa platform blog, memasak, berkebun, travelling, dll. “Ikatlah ilmu dengan menulis" (dishahihkan oleh Al-Albani)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Semangat Menulis di Bulan Ramadan

4 Juni 2017   13:51 Diperbarui: 4 Juni 2017   14:25 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi @framaazhari

Bismillah...

Gimana kabarnya kawan? Masih semangat puasanya kan?

Nah ... Alhamdulillah kita telah memasuki bulan Ramadan. Bulan yang sangat dinantikan oleh kaum muslimin di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Siapa sih yang nggak senang dengan kehadiran bulan Ramadan? Baik ia tua, muda,miskin, dan kaya mereka semua menyambut kedatangan bulan ini dengan perasaan suka cita.

Sejenak terbesit pertanyaan di hati, mengapa kaum muslimin menyambut bulan ini dengan suka cita? Dimana letak spesialnya bulan ini?

Diantara keistimewaan bulan Ramadan ini berdasarkan beberapa hadits shahih, diantaranya:

  1. Di bulan tersebut diturunkan Al Qur’an;
  2. Di bulan tersebut dibuka pintu-pintu surga dan ditutup pintu-pintu neraka;
  3. Di bulan tersebut syaithon dibelenggu dan diikat;
  4. Di bulan tersebut Allah melimpahkan ampunan kepada orang yang melaksanakan puasa;
  5. Di bulan tersebut terdapat satu malam yang lebih baik dari 1000 bulandan siapa yang menghidupkan malam tersebut dengan amal salih maka diaakan mendapatkan ampunan dari Allah.

Nah itulah beberapa keutamaan bulan Ramadan yang sebenarnya masih banyak sekali jika kita ingin membahasnya satu persatu. Sehingga amat disayangkan bila kita melewatkan bulan tersebut tanpa mengerjakan kegiatan yang positif.

Namun, realitanya seringkali ada sebagian dari saudara kita kaum muslimin yang masih lalai dan mengisi bulan Ramadan dengan kegiatan yang tidak positif sama sekali, bahkan cenderung termasuk kegiatan yang negatif. Bisa kita lihat masih banyak saudara kita yang lebih suka bermain petasan daripada shalat isya dan tarawih berjama'ah di masjid, lebih suka begadang lalu melalaikan shalat subuh berjamaah di masjid, Lebih suka tidur sepanjang hari, bahkan yang lebih parah lagi tidak berpuasa padahal tidak ada udzur syar'i untuknya. Sebagian saudara kita ini terkesan acuh dan cuek dengan kedatangan bulan Ramadan, berbeda sekali dengan zaman para salaf (ulama pendahulu), mereka sangat bersemangat dengan kehadiran bulan ini. Salah satu faidah yang didapat dari ustadz Usamah Mahri bahwa Imam Yahya bin Abi Katsir berkata, “Termasuk dari doa para ulama salaf: Ya Allah sampaikan aku ke Ramadan. Dan sampaikan padaku Ramadan. Dan terimalah dariku amal ibadahku.” (Lathoif Maarif 148).

Masya Allah ... tuh lihat para ulama salaf saja dalam doanya mereka semangat, masa kita nggak? Dalam doa saja mereka penuh semangat apalagi dalam amaliyah. Harusnya kita lebih bersemangat lagi mengingat amal ibadah dan ilmu kita jauh lebih sedikit daripada mereka!

Sebenarnya banyak sekali kegiatan positif bernilai ibadah yang bisa kita lakukan di bulan Ramadan ini. Salah satunya adalah menulis. Ya menulis!

Mengapa pilihannya menulis? Karena menulis adalah aktivitas yang mudah dan bisa dilakukan kapan saja. Cukup membawa pena, notes, ataupun laptop. Dengan menulis kita bisa menuangkan ide dan pemikiran. Dengan menulis kita dapat memberikan inspirasi kepada orang lain. Dan hebatnya lagi kata salah satu guru kepenulisan saya: "Menulis itu bisa merubah peradaban." Masya Allah..

Apalagi jika kita melihat dan membaca beberapa tulisan yang banyak beredar saat ini, tercium aroma isme-isme negatif yang yang melekat pada beberapa tulisan. Kita bisa melihat ada banyak sekali tulisan yang mengajak kepada paham-paham negatif, seperti: liberalisme, pluralisme, sekularisme, terorisme, syi'ahisme, komunisme, dll. Jika kita tidak waspada dan berusaha untuk mencounter hal ini bukan tidak mungkin saudara dan anak-anak kita akan menjadi korban dari isme negatif tersebut. Maka dari itu mari menulis!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun