Namun, kita kerap tersesat saat melakukan perjalanan ke harta karun yang kita dambahkan. Kita tersesat dengan hati kita sendiri. Disini, kita adalah petualang yang sedang kebingungan, "pulang atau melanjutkan" hingga yang paling menyedihkan ialah tidak memiliki atau kehilangan tujuan. Jawaban tegasnya: Kita sebagai manusia masih bertualang tuk mencari harta karun dan sebagian kita masih tersesaat hingga saat ini.
Lebih lanjut, akan ada pencarian harta karun lainnya tuk memenuhi hasrat kita sebagai manusia. "Hasrat terbesar kita ialah mencari kebaruan demi kebaruan hingga mengusahakan keabadian" ini bukan jawaban, anggap saja ingatan bagi petualang yang telah menemukan harta karunnya, sama hal seperti Santiago.Â
Namun harta karun paling berharga bukanlah harta yang Ia gali dari akar-akar pohon sycamore itu. Sepeti emas, berlian dan sebagainya. "melainkan siapa Santiago?"Â
Telah Ia jawab dengan tegas melalui kisah pertualangannya, "Sang alkemis.." Sedangkan "Who am i" Adalah harta karun yang masih harus kita ditemukan. Kita masih perlu menegaskan itu. Apa jawaban kita?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI