Mohon tunggu...
Muhamad Fraga Pamungkas
Muhamad Fraga Pamungkas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Komputer Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Walk Alone

24 Januari 2024   09:58 Diperbarui: 24 Januari 2024   10:16 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Andi, Seorang pria yang berasal dari Kampung Tulehu bercita-cita menjadi pesepakbola hebat yang bermain diluar negeri. Memiliki dua sahabat, yang bernama Fajar dan Amar. Mereka sama-sama memiliki cita-cita yang sama yaitu menjadi pesepakbola hebat yang bisa bermain diluar negeri.

Pertemuan Andi dan dua sahabatnya itu bermula ketika Andi masuk dalam sekolah sepakbola di Tulehu. Dari situ Andi mengenal lebih dekat Fajar dan Amar, mereka saling menceritakan kenapa ingin menjadi pemain sepakbola  yang bisa bermain diluar negeri.

Setiap hari Andi, Fajar, dan Amar bersama-sama berlatih sepak bola, mereka berlatih setiap pagi dan sore. Hal itu dilakukan karena menurut Andi proses tidak akan menghianati hasil artinya dengan terus berlatih dan mengasah kemampuan akan semakin terwujud untuk menjadi pemain sepak bola yang hebat dan bisa bermain diluar negeri.

Sampai ketika Andi dan dua sahabatnya itu merenungkan bahwa mereka harus terus bersama-sama tidak boleh terpisahkan sampai tujuannuya tercapai menjadi pemain sepakbola.

Andi terus berlatih sepak bola dengan dua sahabatnya itu, persahabatan mereka bertiga semakin kuat, suka duka mereka lewati bersama-sama. Berbagai kompetisi sepakbola antar sekolah, maupun antar daerah Andi dan dua sahabatnya selalu menjadi juaranya.

Tiba saatnya sore di lapangan, selepas latihan sepakbola  Andi, Fajar dan Amar membahas tentang bagaimana kedepannya setelah lulus Sekolah Menengah Pertama. Mereka dihadapkan pilihan sulit. Andi yang berlatar belakang keluarga ekonomi sulit tidak akan melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi dan akan mewujudkan mimpinya itu menjadi pemain sepakbola. Sedangkan Fajar dan Amar harus melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Akhirnya persahabatan mereka harus berpisah dan melanjutkan jalan hidupnya masing-masing. Hal tersebut menjadi perpisahan yang sangat berat dihadapi oleh Andi.

Andi: "Eh gak kerasa juga ya kita sudah mau lulus ajaa nih" (tanya Fajar dan Amar).

Fajar: "Iyaa ndi tapi saya bingung" (dengan raut wajah yang gelisah).

Andi:"Bingung kenapaa kamu jar?".

Fajar: "yaa bingung mau lanjutin di sepakbola atau masuk universitas"

Andi: "Bukannya kamu udah emang bener-bener milih buat lanjutin di sepakbola jar. Kamu harus inget tujuan kita sama jadi pemain bola yang bisa main diluar negeri".

Fajar: "iyaa tau ndi saya,  tapi orangtua saya nyuruh buat lanjutin masuk univeristas, disisi lain saya pengen ngewujudin cita-cita saya, tapi dengan orangtua bilang gitu, saya juga harus nurutin kata orang tua".

Andi: "Pilhan yang berat sih. Tapi balik lagi ke kamu aja jar pengennya kemana, ya kalo saya buat ngelanjutin pendidikan yang lebih tinggi gak akan mungkin sih, secara kamu tau ekonomi keluarga saya gak kaya kamu yang berkecukupan jar".

Andi: "Kalo kamu mar gimana?".

Amar: "yah jangan ditanya ndi, kamu kan tau orang tua saya pengen anaknya jadi tentara".

Fajar:  "Kayanya kita gak akan bisa bareng-bareng lagi deh buat ngewujudin cita-cita kita".

Andi: "Jangan gitu dong jar kita harus inget, dari awal saya kenal kalian kita punya tujuan yang sama dan akan mewujudkan cita-cita itu".

Amar: "Gak gitu juga ndi setiap orang kan beda-beda jalan hidupnya".

Fajar: "Ya mungkin emang kita sekarang gak akan sama-sama lagi sih ndi kedepannya. Amar sebentar lagi juga mungkin akan memperisapkan buat jadi tentara, saya bulan depan sudah harus ke Jakarta buat daftar kuliah".

Andi: "Sayang banget sih mar, jar akhirnya kita harus menemukan jalan hidupnya masing-masing padahal sudah 3 tahun kita bersama-sama, suka duka kita di sepakbola sudah kita rasakan dan padahal langkah kita buat jadi pemain bola sudah dekat".

Fajar: "Ya saya berharap yang terbaik aja sih buat kita (sambil memeluk Andi dan Amar) semoga dengan jalan hidup yang berbeda kita bisa meraih kesuksesan masing-masing".

Akhirnya Persahabatan Andi, Fajar, Dan Amar harus berpisah. Andi yang melanjutkan perjuangannya untuk menjadi pesepakbola yang bisa bermain diluar negeri, Fajar yang diharuskan orangtua nya untuk masuk salah satu univeritas di Jakarta, dan Amar yang akan menjadi seorang tentara untuk mewujudkan cita-cita almarhum ibunya. Dengan persahabatan 3 tahun lamanya mereka harus menemukan jalan hidupnya masing-masing dan berdoa yang terbaik bagi kesuksesan masing-masing. Dan Andi harus berjalan sendiri untuk mewujudkan cita-cita Fajar dan Amar menjadi pesepakbola hebat yang bisa bermain diluar negeri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun