Mohon tunggu...
Pangalayo Sarantangan
Pangalayo Sarantangan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Saya adalah akar rumput, meski berada dibagian paling bawah dan sempit, tetapi aku adalah akar untuk rumput itu.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Umat Katolik Menyembah Patung?

6 Mei 2023   16:40 Diperbarui: 6 Mei 2023   16:50 727
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Patung Bunda Maria di Gereja Katedral St. Yosep Keuskupan Agung Pontianak

Patung adalah buatan manusia, Allah membuat patung yang sangat istimewa dan tiada bandingnya dengan patung-patung yang dibuat oleh manusia, patung yang dibuat oleh Allah adalah manusia. Manusia adalah patung yang dibuat oleh Allah dengan sangat istimewa, manusia pada mulanya diciptakan dari tanah. Patung-patung yang dibuat oleh manusia pun dari tanah liat. Patung yang dibuat oleh manusia tidak bisa berbicara seperti manusia, tetapi patung yang diciptakan oleh Allah bisa berbicara, mendengar, melihat, meraba, merasa, memiliki perasaan, dan yang lebih istimewa dari diri manusia adalah secitra dan segambar dengan Allah, bahkan manusia memiliki kuasa untuk menguasai alam ini, [Kej 1: 26-28].

Secara logika, masakan kita menyembah hasil buatan kita sendiri. Hasil karya yang tak dapat berbicara, yang tak dapat mendengar, yang tak memiliki perasaan seperti pembuatnya? Jika demikian apalah arti dan makna dari diri kita menyembah hasil buatan tangan kita sendiri, [Keb 14:16; 15:15].

Manusia diciptakan oleh Allah dengan sungguh-sungguh istimewa, tak ada yang menyaingi keistimewaan manusia. Tuhan Sang Pencipta telah membuat kita istimewa agar kita dapat berbicara dan berdialog dengan-Nya penuh dengan pengertian dan cinta kasih yang sempurna. Oleh karena itu umat Katolik tidak menyembah hasil buatan tangannya sendiri, melainkan menyembah dan memuliakan yang menciptakannya, yakni menyembah Tuhan yang Sang Pencipta.

Gereja Katolik sangat kaya akan sarana-sarana yang membawa umat pada penghayatan dan kerinduan akan pada kehidupan yang Abadi, yakni Surgawi. Apa saja sarana itu, tidak lain dan tidak bukan seperti patung-patung, gambar-gambar, wangi-wangian, dan lain sebagainya.

Umat katolik kok menyembah Maria, bukannya Yesus?

Saya memiliki banyak photo bersama keluarga saya, teman-teman di kampung, di sekolah, dan masih banyak lagi photo-photo yang saya abadikan dalam satu album. Maksud dari itu semua bukan serta merta tanpa ada alasan. Ya, yang pasti adalah untuk mengingatkan saya pada mereka semua akan kenangan dan mendoakan mereka. Selain itu saya juga punya gambar-gambar orang kudus dan patung orang kudus seperti patung Bunda Maria dan Patung Yesus. Orang-orang di luar selalu menyatakan umat Katolik menyembah patung-patung, menyembah gambar-gambar, dan lain sebagainya.

Dunia memang sudah modern, apa saja dapat diakses dengan hitungan detik saja. Saya masih memiliki keluarga lengkap, saudara-saudara, teman-teman. Saya juga sering rindu kepada mereka, namun apa yang saya buat, ya hanya melihat photo-photo mereka saja, dan saya tidak langsung menghubungi mereka secepat keinginan saya, tetapi yang saya lakukan adalah mendoakan mereka, agar mereka selalu dalam lindungan Tuhan, diberikan kesehatan dan umur yang panjang, dan segala rahmat-rahmat yang baik senantiasa hadir dalam hidup mereka. Dan bersama Bunda Maria kami berdoa agar doa itu sampai kepada Sang Putra, yakni Yesus Kristus.

Yesus Kristus adalah satu-satunya pengantara yang sejati dan tidak ada yang lain selain Dia. Bunda Maria bukan pengantara tetapi bersama-sama dengan dia kita berdoa kepada Sang Putra. Agar doa kita didengar dan dikabulkan oleh Dia. Dan kapan doa kita itu dikabulkan? Kita pun tidak tahu, sebab itu adalah kehendak dari Tuhan yang akan mengabulkannya. Tetapi percaya dan yakinlah bahwa doa-doa permohonan kita akan dikabulkan.

Sekali lagi saya katakan bahwa umat Katolik kaya akan sarana-sarana yang mampu membawa umat pada penghayatan dan pengharapan bahkan kerinduan pada kehidupan yang kekal. Selain Gereja Katolik, era modern pun sekarang memiliki banyak sarana untuk berkomunikasi kepada orang luar, yang bahkan tidak kita kenal asal-usul mereka.

Orang yang mengenal sesuatu baik peristiwa-peristiwa, orang-orang, dan lain sebagainya. Pasti akan mengabadikan sesuatu itu dalam bentuk apa saja baik itu gambar, ukiran, patung, puisi, tulisan-tulisan dan sebagainya. Itu semua dibuat untuk mengingatkan, mengungkapkan, bahkan untuk berefleksi.

Dalam doa “Salam Maria” dikatakan: “Santa Maria Bunda Allah, doakanlah kami orang yang berdoa ini”. Dalam doa Rosario setidaknya ada 53 kali kita mengucapkan doa Salam Maria, dengan peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan Tuhan Yesus. Sebenarnya dalam doa tersebut yang menjadi pusatnya adalah Yesus, sedangkan Bunda Maria adalah yang terpilih dari antara manusia. Pada dasarnya seluruh doa permohonan tersebut terarah, tertuju, dan berpusat pada Tuhan.

Patung, gambar, tulisan, ukiran dan lain sebagainya sebagai sarana komunikasi antara kita dengan Dia. Tuhan yang menciptakan segala sesuatu, sudah layak dan sepantasnyalah kita memuji dan memuliakan serta menyembah Dia. Bukan menyembah hasil buatan manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun