Mohon tunggu...
Fracelia Putri Awang
Fracelia Putri Awang Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan mahasiswa yang saat ini aktif berorganisasi dan memiliki jejaring sosial yang cukup luas. Saya juga memiliki bisnis kecil yang saat ini sedang saya geluti

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kebijakan Publik yang Berorientasi pada Rakyat

7 November 2024   00:10 Diperbarui: 7 November 2024   00:14 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

   Di tengah dinamika kehidupan sosial dan ekonomi yang kian kompleks, kebijakan publik memiliki peran yang sangat strategis dalam menentukan arah dan kesejahteraan suatu bangsa. Namun, terkadang kebijakan yang dikeluarkan tidak sepenuhnya mencerminkan kebutuhan rakyat, malah seringkali lebih berfokus pada kepentingan jangka pendek atau keuntungan kelompok tertentu. Menurut saya, kebijakan publik seharusnya lebih berpihak pada kepentingan mayoritas rakyat, dengan menitikberatkan pada aspek kesejahteraan sosial, pendidikan, dan kesehatan.

1. Kebijakan yang Membangun, Bukan Merugikan

Seringkali kita mendengar keluhan tentang kebijakan yang justru memberatkan rakyat kecil. Contoh yang paling nyata adalah kebijakan kenaikan harga bahan pokok yang terus terjadi tanpa ada peningkatan daya beli masyarakat. Kebijakan semacam ini, meskipun mungkin dilakukan dengan alasan yang baik seperti pengendalian inflasi, sering kali berujung pada penderitaan rakyat. Padahal, dalam merumuskan kebijakan, yang harus diutamakan adalah keseimbangan antara stabilitas ekonomi dan keberlanjutan kesejahteraan masyarakat.

Kebijakan fiskal dan moneter yang baik seharusnya bisa memperhatikan dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari warga. Sebagai contoh, kebijakan subsidi bahan bakar dan bahan pangan tidak hanya sekadar menjaga harga tetap terjangkau, tetapi juga mengarah pada pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui program-program peningkatan produktivitas dan pendapatan yang lebih merata. Di sinilah pentingnya perspektif yang lebih luas dalam menyusun kebijakan, yakni bukan hanya untuk menanggulangi masalah sesaat, tetapi juga untuk mempersiapkan masa depan yang lebih cerah bagi rakyat.

2. Pendidikan dan Kesehatan: Pilar Kesejahteraan yang Harus Diperkuat

Pendidikan dan kesehatan adalah dua sektor yang tidak boleh diabaikan dalam kebijakan publik. Keduanya merupakan pilar utama dalam menciptakan masyarakat yang tidak hanya cerdas, tetapi juga sehat dan produktif. Kita harus menyadari bahwa untuk membangun generasi yang kuat, sebuah negara harus berinvestasi dalam pendidikan yang berkualitas dan sistem kesehatan yang dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat.

Kebijakan pendidikan yang tidak memadai, misalnya, dapat menyebabkan terjadinya kesenjangan sosial yang semakin lebar. Begitu pula dengan kebijakan kesehatan yang terbatas pada segmen-segmen tertentu, yang berisiko memperburuk ketidakadilan sosial. Oleh karena itu, pemerintah harus mendorong kebijakan yang dapat menciptakan akses yang lebih luas dan merata untuk pendidikan serta layanan kesehatan bagi seluruh rakyat, tanpa diskriminasi.

3. Transparansi dan Keterlibatan Publik dalam Pengambilan Kebijakan

Penting juga untuk menekankan pentingnya transparansi dalam setiap kebijakan yang dikeluarkan. Rakyat harus memiliki akses informasi yang jelas tentang proses pembuatan kebijakan, serta dampak yang akan ditimbulkan dari kebijakan tersebut. Salah satu cara untuk mewujudkan hal ini adalah dengan mendorong keterlibatan publik dalam proses pembuatan kebijakan, baik itu melalui konsultasi publik, forum diskusi, maupun jajak pendapat. Kebijakan yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat akan lebih mudah diterima dan lebih efektif dalam implementasinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun