Kemegahan Istana Timur Majapahit
Berdasarkan analisis para arkeolog dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur, struktur bangunan di situs Kumitir diduga merupakan istana Bre Wenkir, Paman sekaligus mertua Raja Hayam Wuruk. Bangunan ini menghadap ke barat, ditandai dengan temuan gerbang utama yang berada di tengah-tengah situs. Kemegahan bangunan ini juga ditandai dengan adanya pilar setinggi 2,95 meter dan bastion atau pojok benteng di sudut barat laut.
Penemuan ini memperkuat hipotesis bahwa bangunan tersebut adalah istana Timur Majapahit. Situs Kumitir terletak tidak jauh dari Candi Tikus dan Candi Bajang Ratu di Trowulan, hanya berjarak sekitar 3 km. Hal ini membuat situs ini berada di lokasi yang cukup strategis.
Nama dan Sejarah
Penamaan Kumitir diambil dari nama desa tempat situs ini ditemukan. Namun, yang menarik adalah bahwa dalam catatan sejarah, Kumitir telah disebutkan dalam berbagai sumber. Misalnya, dalam kitab Negarakertagama, Kumitir disebut sebagai istana ajaib Bre Wenker dan Ranidhaha. Sementara itu, kitab Pararaton menyebut Kumitir sebagai Kumeper, tempat pendharmaan Mahesa Cempaka, putra Raja Raden Wijaya yang juga Paman dari Bre Wenker. Dalam Kidung Wargasari, diceritakan seorang tokoh bernama Wargasari yang melewati Kumitir dalam perjalanan menuju Wilwatiktapura.
Masa Depan Situs Kumitir
Ekskavasi situs Kumitir masih terus berlanjut. Para arkeolog berharap bahwa penemuan ini dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang peradaban Majapahit. Situs ini memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu penemuan arkeologi terbesar di Indonesia, memberikan wawasan baru tentang sejarah dan budaya kerajaan Majapahit.
Dengan segala tantangan yang ada, semangat para arkeolog tidak surut. Mereka terus berusaha untuk mengungkap setiap lapisan sejarah yang terkubur di Situs Kumitir, membuka tabir masa lalu yang selama ini tersembunyi. (*)Â
Penulis : Baret Mega LanangÂ